Halo, di penghujung Ramadan ini, gw pengen berbagi sedikit tentang gimana gw memaknai Ramadan tahun ini. Bagi gw, Ramadan tahun ini tuh gak seperti Ramadan tahun-tahun sebelumnya, Ramadan tahun ini tuh pokoknya spesial gitu deh. Yah, seperti yang lu baca di post sebelumnya, gw kan kasih tuh pengalaman SBMPTN, dan gw masuk, dan mungkin lu berpikir bahwa itulah yang bikin gw menandai Ramadan tahun ini???, nggak juga, Ramadan tahun ini tuh lebih dari itu.
Lu pasti baca dipost gw yang pengalaman SBMPTN, di paragraf terakhir gw bilang kalau gw gak puas dengan hasilnya, well, itu sih gw akui iya, tapi turns out, ternyata ada makna tersembunyi dibalik kekurang puasan gw terhadap hasil SBMPTN. Semua berawal ketika salah satu temen gw, bahkan cs lah, dia kasih ke gw hasil SIMAK UI Inter dia, dia berhasil masuk UI Inter, dan itu sih gila, trus dia ngobrol-ngobrol sama gw, dan dia juga bilang "Lan, gw Sholat bolong-bolong masuk kok SIMAK UI Inter", dan setelah dia bilang itu, gw kemudian berpikir, kok ni orang Sholat bolong-bolong tapi masuk, sedangkan gw yang sudah berusaha menjaga Sholat 5 waktu malah dapet cuma segini. Nah, disinilah titik dimana Iman gw diuji, lu pernah gak pergi ke pengajian, trus denger ceramah tentang "mana yang lebih baik, orang berilmu tapi maksiat atau tak berilmu tapi kerjaannya ibadah???". Kalau belum, ini gw ceritain, jadi suatu hari Allah mengutus Malaikat turun kebumi dan menemui 2 orang, satu berilmu tapi maksiat, satu lagi tukang ibadah tapi gak berilmu, mana yang lebih baik???, pertama Malaikat menemui si maksiat, dia mengatakan "Wahai Fulan, aku ini adalah utusan tuhanmu, dan aku ingin menyampaikan bahwa mulai saat ini, kamu terbebas dari segala dosa, dan meskipun kamu terus melakukan maksiat, kamu akan dijamin untuk masuk surga" dan apa reaksi si tukang maksiat ini??? dia justru mengusir Malaikat tersebut seraya menuduh Malaikat tersebut adalah Iblis yang mencoba menggodanya. Lalu dateng lah Malaikat itu ke tukang Ibadah, dia bilang "wahai Fulan, aku diutus oleh Allah untuk memberitahu, bahwa ibadahmu itu sudah cukup, sekarang kamu sudah dijamin oleh Allah untuk masuk surga, meski kau tinggalkan ibadahmu dan melakukan segala dosa". Turns out, si tukang Ibadah ini pun girang dan start from that moment, dia tinggalkan seluruh ibadah dia dan digantikan dengan segala perbuatan maksiat. Nah, itulah perbandingannya, meskipun elu beribadah serajin apapun, tanpa Ilmu tuh semua sia-sia, cerita ini bukan promot untuk lu maksiat yaaa, cuma kasih perbandingan aja, dan hal yang jadi fokus dalam kasus ini adalah Ilmu. Dan semua emang tertulis dalam Hadits yang berbunyi "Iman itu telanjang, Ilmu adalah pakaiannya" gw gak hafal Hadits ini secara keseluruhan, tapi yaaa potongan singkat dan overall berbunyi kayak gitu. Nah, semua itu kembali lagi kepada Ilmu yang ada dalam diri kita, dan seperti yang tadi gw ceritain bahwa Iman gw diuji, yaa, disitulah Allah menguji keilmuan gw, dan setelah gw berpikir itu, hal itu gak latas bikin gw jadi tinggalin Sholat, malah gw tetap mempertahankan semua Ibadah gw yang gw jalani. Dan gw sangat bersyukur bahwa gw memiliki Ilmu yang cukup untuk mempertahankan Iman gw kepada Allah dan saat itu gw bepikir, mungkin ada rahasia dibalik skenario Allah yang memasukkan gw ke Udayana.
Gw itu ngobrol bareng temen gw malem-malem setelah Tarawih, nah pas sahurnya, bokap gw tuh cerita kalo dia ditawari uang suap sebesar 6 miliar, dan bokap gw menolak uang tersebut karena takut uang yang haram akan mencelakakan gw, apalagi gw akan kuliah di Bali yang secara western air disana itu kentel banget, gw bisa dengan mudah minum-minum, party bahkan sex. Tapi saat itu juga gw berpikir "Apakah kalau gw masuk ITB, bokap tetap bisa menolak uang tersebut???", secara bokap gw itu punya banyak janji, kalau gw masuk ITB, bokap gw janji bakal beliin mobil, Laptop ROG, bahkan apartemen sebagai aset pertama gw, dan disitulah gw berpikir, mungkin kalau Allah masukin gw ke ITB, mungkin bokap gw gak bakal menolak uang tersebut, apalagi bokap gw itu punya sifat spontanious, kalau lagi seneng tuh, bokap gw spontanitas banget deh. Dan bisa jadi ketika bokap gw lagi seneng-senengnya denger gw masuk ITB, lalu dengan spontan menerima uang suap itu, dan disitulah titik dimana gw dapet pencerahan, mungkin inilah jalan yang diberi Allah. Allah melindungi gw dan orang tua gw dari keharaman harta.
Oke, sekian untuk post ini, Thanks yang udah baca.