Sabtu, 26 Agustus 2017

Bali

Halo guys, udah lama nih gak ngepost, BTW lu pada pasti udah tau yaaa gw kuliah di Bali. Well there are goods and bads in here, tapi gw bakal sharing sedikit dari 2 bulan gw tinggal di Bali. Kalo dilihat secara fisik, Bali itu menurut gw adalah tempat paling oke sih di Indonesia, mungkin hal yang sulit karena di kampus gw gak ada Masjid, Masjid ada di deket kos gw. Trus juga anjing ada dimana-mana, jadi harus ekstra aware takutnya kena jilatnya, kalo gw sih mengakalinya dengan kalo jalan kemana-mana pake celana pendek, karena kalo pake celana panjang yaaa kalo kena jilat kan nyuci celananya yang repot karena harus pake tanah lagi, blom lagi noda tanahnya berbekas, jadi mending pake celana pendek. Tapi overall sih gw suka disini, macetnya gak separah Jakarta, trus kotanya juga lebih rapih, udaranya lebih bersih, dan kepuasan nomor 1 di Bali adalah sedikit nyamuk, malahan kosan gw aja gak ada nyamuk, jadi gw bisa tidur puas dengan tenang. Yaaa bagaimanapun yaa semua pada akhirnya wajib di syukuri. Mungkin concern gw tentang Bali adalah public transport aja sih seperti yang gw jelasin di post sebelumnya, karena di Bali ini ada Trans Sarbagita yang ingin mengikuti konsep Transjakarta tanpa mempertimbangkan kekurangannya, itu aja sih concern gw, makanya gw kemaren pas ospek, kan ada tugas kelompok bikin contoh PKM, nah itu gw ngambil tema public transport ini, terutama Bus yaaa yang di post gw yang awal-awal itu gw memasukkan kedalam kategori Primer. 

Untuk kampus Udayana sendiri yaaa nyaman, trus juga bangunannya tradisional, kampusnya besar juga kayak Univ prestisius lainnya, bedanya Unud ini lebih bermasyarakat, itu best point dari Unud. 
Oke here is several photos from Bali 


















Kamis, 03 Agustus 2017

Jakarta vs Istanbul




Oke, kenapa gw bikin page ini, yah paling gak kita lebih terbuka gitu dengan standard international yang dimiliki suatu negara. Oke, jadi gw kemaren liat video di youtube, jadi Transjakarta baru aja membeli armada bus baru yaitu bus dari Scania dengan jenis lower deck yang dijanjikan akan beroperasi tahun ini. Well gw sih gak tau secara kenyataan bener-bener udah beroperasi apa belum, tapi berhubung sekarang gw lagi di Jakarta dan kemaren gw jalan sama temen gw dan gw belom ngeliat sama sekali sih di jalan Jakarta. Busnya kayak gini nih


Gw suka banget 100% modelnya, bener-bener udah modern, dan secara international standard ini udah keren coy, gw suka banget modelnya dan gw berasa pengen kalo misalnya kerja tiap hari naik bus kayak gini, soalnya bus kota di Bali aja dibikin tinggi gitu, gw gak suka bus tinggi karena pasti bikin haltenya yang repot, pasti, tapi kalo rendah kan, bahkan cukup kasih plang bus stop aja. 

Oke, balik ke topik, judulnya itu Jakarta vs Istanbul. Kenapa gw membandingkan Jakarta dengan Istanbul, selain karena Istanbul adalah kota paling favorit gw, Istanbul itu adalah kota yang paling wajib di ikuti oleh Jakarta. Kenapa???, nih beberapa fakta tentang Istanbul dan perbandingannya dengan Jakarta. 

Istanbul 

  • Populasi : +- 14 Juta
  • Luas wilayah : 5.712 km²
  • Densitas : 2.691/km²
Jakarta 
  • Populasi : +-10 Juta
  • Luas Wilayah : 6.392 km2
  • Densitas : 14.664/km2

 Liat deh, ada sesuatu yang aneh, Istanbul memiliki populasi lebih dari Jakarta, namun memiliki wilayah dan densitas dibawah Jakarta. Ada apa nih???
yap, itu karena mereka memiliki pembangunan yang lebih merata serta memiliki struktur kota yang jauh lebih rapih daripada Jakarta. Lo pada pasti bilang "yaiyalah, jangan bandingin dong Jakarta sama Istanbul, kejauhan!!!", tapi harus digaris bawahi karena Istanbul pernah seperti Jakarta dimana yaaa banyak permasalahan publik. Selain itu, Istanbul juga memiliki kesamaan dengan Jakarta salah satunya mereka punya angkot, angkot cuy, nih gw punya gambarnya. 


Nah, inilah angkot Turki yang mereka sebut sebagai Dolmuş. Gw sih gak terlalu tau gimana Dolmuş ini beroperasi, tapi gw pernah liat beberapa video travel yang nunjukkin bahwa Dolmuş beroperasi mirip banget kayak angkot. Tapi....., Dolmuş ini di kelola dengan baik oleh pemerintah dan juga, Dolmuş gak pernah yang namanya ngetem, sama sopir Dolmuş itu gak pernah hasil uang tuh berdasarkan jumlah penumpang, karena di kelola pemerintah, mereka punya gaji tetap. Meski begitu, beberapa kali pemerintah Turki ingin menghapus sistem Dolmuş ini karena dinilai penuhin jalan dan bikin crowded. Segitu Turki loh, mereka yang sistemnya udah rapih aja masih dinilai ngeganggu gimana angkot Jakarta 😢😢😢. 

Oke, back to topic. Kenapa diatas gw bilang tentang bus baru Transjakarta yang lower deck ???, yaaa karena sebenarnya bus lower deck itu adalah standard setiap bus kota metropolitan di dunia. Nah, gw baru tau bahwa ternyata, Bus Mayasari Bakti dan PPD itu adalah bus kota, cuma yaaa gak didesain kayak gitu, cuma setelah gw search, ternyata dulu bus PPD itu kayak gitu. 


Not bad lah, classical vintage design, gw suka. Tapi yang gw bingung, yang kayak gini kenapa gak dilanjutin???, malah digantikan dengan Busway yang secara kategori adalah BRT. Oke, sebagai pengetahuan aja, diluar negeri itu yang namanya BRT, mereka tuh full dipisahin dari jalan raya, terus mereka tuh gak pernah campur sama jalan, serta rata-rata BRT itutuh cuma 1 jalur aja, atau 1 koridor aja, biasanya sih dijalan tol. Nah, Istanbul ini juga punya BRT, tapi mereka BRT itu cuma dijalan besar, terus juga mereka cuma punya 1 koridor, dan mereka tetep pake bus lower deck, jadi yaaa bikin haltenya juga simpel, nih gambarnya. 



Tuh, simpel kan???, gak perlu bangun segala macem. Gw liat di wikipedia, so far, belom ada BRT yang kayak di Jakarta, yang tinggi, terus haltenya gitu, terus juga Transjakarta itu adalah BRT dengan jalur terpanjang karena kita ada 13 koridor, sementara rata-rata BRT itu cuma 1, biasanya dibangun di jalan tol kayak di Turki ini, atau jalan besar yang biasanya macet, karena emang fungsi BRT adalah hindarin kemacetan. Lah, tapi di Jakarta aja, Transjakarta gak jarang kena macet, dan gw liat, Transjakarta ini terkesan seperti bus kota yang di paksain BRT gitu, atau BRT yang dipaksain jadi bus kota. Karena ini lah, gw akan anggep Transjakarta sebagai bus kota dan gw akan memberikan perbandingan dengan bus kota di Istanbul. 

Jakarta
  • Transjakarta dikelola oleh PT Transportasi Jakarta dan di operasikan oleh 7 perusahaan transportasi swasta termasuk PT Mayasari Bakti. 
  • Transjakarta punya 228 halte
  • tahun 2016 Transjakarta punya 1500 armada bus dan target 2 kali lipat tahun ini, entah udah tercapai apa belum. 
  • Total rute Transjakarta adalah 63 rute. 
  • Jumlah penumpang per hari rata-rata 450.000 orang per hari. 
Istanbul
  • Ada 3 perusahaan dimana 1 perusahaan swasta dan 2 lagi adalah perusahaan pemerintah, yaitu İETT dan Otobüs A.Ş yang merupakan perusahaan pemerintah serta ÖHO yang merupakan perusahaan swasta, namun beroperasi tetap dibawah otoritas İETT dan pemerintah Istanbul.
  • Total seluruh halte bus yang ada di seluruh Istanbul dari semua perusahaan adalah 11.751 tidak terhitung halte BRT mereka. 
  • Tahun 2016, total seluruh armada bus dari ketiga perusahaan adalah 6.170 unit
  • Total rute bus kota di Istanbul yang beroperasi dari ketiga perusahaan lebih dari 750 rute, Tidak termasuk BRT (karena BRT mereka cuma 1).
  • Tahun 2016, rata-rata penumpang harian dari seluruh perusahaan bus kota di Istanbul adalah 4 juta penumpang per hari.
Kayaknya iya deh, jangan bandingin Istanbul dengan Jakarta. Masalahnya mereka udah jauh lebih maju dari kita, mereka udah melebihi standard internasional. Yang pasti, gw pengen banget ngeliat itu bus lower deck diatas jadi bagian dari pemandangan jalan di Jakarta. Kenapa gw bener-bener concern terhadap masalah ini???, karena gw pengen menjadi ahli kota dan termasuk part of civil service sehingga ilmu gw bisa menjadi bermanfaat, apalagi gw mahasiswa fisika, gw harus bisa mengembangkan ilmu gw, jadi gw akan bisa mematahkan stigma temen gw yang mengatakan kalau lulusan fisika cuma bakal jadi guru. Gak men, jurusan fisika atau fakultas MIPA itu ada karena pasti ada suatu alasan, diluar negeri, lulusan MIPA itu adalah mereka yang punya semua potensi, dan lulusan MIPA yang berakhir jadi guru itu adalah mereka yang tidak mengembangkan ilmunya, makanya guys, bagi kalian pembaca yang merupakan mahasiswa MIPA, kalian harus bisa mengembangkan ilmu kalian. 
Oiya, for your information, bus kota di Istanbul, bahkan di seluruh Turki itu sebagian besar merupakan produk domestik mereka, jadi mereka produksi sendiri busnya itu, dan gak cuma 1 perusahaan, ada berapa nih, Otokar, Temsa, Güleryüz, Karsan. Tuh kan, gimana gak maju coba??? Nih here some pictures of their developed city bus.








Kamis, 22 Juni 2017

Ramadan tahun ini

Halo, di penghujung Ramadan ini, gw pengen berbagi sedikit tentang gimana gw memaknai Ramadan tahun ini. Bagi gw, Ramadan tahun ini tuh gak seperti Ramadan tahun-tahun sebelumnya, Ramadan tahun ini tuh pokoknya spesial gitu deh. Yah, seperti yang lu baca di post sebelumnya, gw kan kasih tuh pengalaman SBMPTN, dan gw masuk, dan mungkin lu berpikir bahwa itulah yang bikin gw menandai Ramadan tahun ini???, nggak juga, Ramadan tahun ini tuh lebih dari itu. 

Lu pasti baca dipost gw yang pengalaman SBMPTN, di paragraf terakhir gw bilang kalau gw gak puas dengan hasilnya, well, itu sih gw akui iya, tapi turns out, ternyata ada makna tersembunyi dibalik kekurang puasan gw terhadap hasil SBMPTN. Semua berawal ketika salah satu temen gw, bahkan cs lah, dia kasih ke gw hasil SIMAK UI Inter dia, dia berhasil masuk UI Inter, dan itu sih gila, trus dia ngobrol-ngobrol sama gw, dan dia juga bilang "Lan, gw Sholat bolong-bolong masuk kok SIMAK UI Inter", dan setelah dia bilang itu, gw kemudian berpikir, kok ni orang Sholat bolong-bolong tapi masuk, sedangkan gw yang sudah berusaha menjaga Sholat 5 waktu malah dapet cuma segini. Nah, disinilah titik dimana Iman gw diuji, lu pernah gak pergi ke pengajian, trus denger ceramah tentang "mana yang lebih baik, orang berilmu tapi maksiat atau tak berilmu tapi kerjaannya ibadah???". Kalau belum, ini gw ceritain, jadi suatu hari Allah mengutus Malaikat turun kebumi dan menemui 2 orang, satu berilmu tapi maksiat, satu lagi tukang ibadah tapi gak berilmu, mana yang lebih baik???, pertama Malaikat menemui si maksiat, dia mengatakan "Wahai Fulan, aku ini adalah utusan tuhanmu, dan aku ingin menyampaikan bahwa mulai saat ini, kamu terbebas dari segala dosa, dan meskipun kamu terus melakukan maksiat, kamu akan dijamin untuk masuk surga" dan apa reaksi si tukang maksiat ini??? dia justru mengusir Malaikat tersebut seraya menuduh Malaikat tersebut adalah Iblis yang mencoba menggodanya. Lalu dateng lah Malaikat itu ke tukang Ibadah, dia bilang "wahai Fulan, aku diutus oleh Allah untuk memberitahu, bahwa ibadahmu itu sudah cukup, sekarang kamu sudah dijamin oleh Allah untuk masuk surga, meski kau tinggalkan ibadahmu dan melakukan segala dosa". Turns out, si tukang Ibadah ini pun girang dan start from that moment, dia tinggalkan seluruh ibadah dia dan digantikan dengan segala perbuatan maksiat. Nah, itulah perbandingannya, meskipun elu beribadah serajin apapun, tanpa Ilmu tuh semua sia-sia, cerita ini bukan promot untuk lu maksiat yaaa, cuma kasih perbandingan aja, dan hal yang jadi fokus dalam kasus ini adalah Ilmu. Dan semua emang tertulis dalam Hadits yang berbunyi "Iman itu telanjang, Ilmu adalah pakaiannya" gw gak hafal Hadits ini secara keseluruhan, tapi yaaa potongan singkat dan overall berbunyi kayak gitu. Nah, semua itu kembali lagi kepada Ilmu yang ada dalam diri kita, dan seperti yang tadi gw ceritain bahwa Iman gw diuji, yaa, disitulah Allah menguji keilmuan gw, dan setelah gw berpikir itu, hal itu gak latas bikin gw jadi tinggalin Sholat, malah gw tetap mempertahankan semua Ibadah gw yang gw jalani. Dan gw sangat bersyukur bahwa gw memiliki Ilmu yang cukup untuk mempertahankan Iman gw kepada Allah dan saat itu gw bepikir, mungkin ada rahasia dibalik skenario Allah yang memasukkan gw ke Udayana. 

Gw itu ngobrol bareng temen gw malem-malem setelah Tarawih, nah pas sahurnya, bokap gw tuh cerita kalo dia ditawari uang suap sebesar 6 miliar, dan bokap gw menolak uang tersebut karena takut uang yang haram akan mencelakakan gw, apalagi gw akan kuliah di Bali yang secara western air disana itu kentel banget, gw bisa dengan mudah minum-minum, party bahkan sex. Tapi saat itu juga gw berpikir "Apakah kalau gw masuk ITB, bokap tetap bisa menolak uang tersebut???", secara bokap gw itu punya banyak janji, kalau gw masuk ITB, bokap gw janji bakal beliin mobil, Laptop ROG, bahkan apartemen sebagai aset pertama gw, dan disitulah gw berpikir, mungkin kalau Allah masukin gw ke ITB, mungkin bokap gw gak bakal menolak uang tersebut, apalagi bokap gw itu punya sifat spontanious, kalau lagi seneng tuh, bokap gw spontanitas banget deh. Dan bisa jadi ketika bokap gw lagi seneng-senengnya denger gw masuk ITB, lalu dengan spontan menerima uang suap itu, dan disitulah titik dimana gw dapet pencerahan, mungkin inilah jalan yang diberi Allah. Allah melindungi gw dan orang tua gw dari keharaman harta. 

Oke, sekian untuk post ini, Thanks yang udah baca.  

Sabtu, 17 Juni 2017

BTA45

Hi guys, sekarang gw pengen review tentang BTA45. BTA45 itutuh sebenarnya tempat les biasa kayak NF atau Inten gitu, cuma gw merasa kalau BTA45 itu bagi gw adalah more than a cram school (cram school itu bahasa Inggris untuk tempat les atau bimbel). Jadi BTA45 itu dia awalnya cuma kasih bimbel untuk persiapan ujian PTN, tapi seiring waktu berlalu, BTA ini berkembang jadi punya cabang dan franchise. 

Sejarah BTA45 ini, nama BTA itu singkatan dari 'bimbingan tes alumni'. Awalnya ini tuh ditujukan untuk mereka yang pengen belajar untuk persiapan masuk PTN, tapi sekarang mereka udah buka kelas bahkan untuk anak SMP. Kalo belakangnya 45, itutuh sebenarnya karena awalnya BTA45 ini berada di rumah nomor 45 di Jl. Tebet Barat VIII. Yup, BTA45 itu cukup berbeda dengan tempat les lain, salah satunya mereka memakai rumah. Biasanya kalo bangsa NF atau Inten, mereka tuh selalu memodifikasi gedung les mereka sedemikian rupa jadi gak nampak kayak rumah tapi yaaa bener-bener jadi kayak gedung les gitu. Nah, kalo BTA45 itu gak sama sekali. Ni dia kenampakan BTA45



Nah, kayak gitutuh. Tapi, gambar dua gedung BTA45 diatas itu adalah yang rumah nomor 55 (kanan) dan nomor 53 (kiri). Masih ada dua rumah yang dipakai BTA45 dijalan yang sama, yaitu rumah nomor 44 dan 52. Lah, trus nomor 45 nya mana???, yup, meski mengambil belakang 45 karena dulu BTA45 memakai rumah nomor 45, tapi rumah nomor 45 sudah tidak lagi milik BTA, jadi untuk sejarah, mereka mempertahankan nomor belakang 45 di nama BTA45. 

Sistem belajar mengajar di BTA45 sendiri menurut gw adalah yang paling menarik, dan yang gw seneng dari BTA45 adalah mereka memberi nuansa kekeluargaan yang kental, tapi disisi lain juga memberi dorongan untuk membakar semangat kompetitif kita, karena kebanyakan murid di BTA45 ini berasal dari sekolah-sekolah favorit di Jakarta, misalnya SMA 8, BPK Penabur, Kolese Kanisius, Santa Ursula, SMA Muhamad Husni Thamrin dan masih banyak lagi. Dan kalau sudah berbicara tentang nilai try out, yaaaa mereka yang peringkatnya diatas itu kebanyakan berasal dari sekolah-sekolah tadi. Nah, kalau udah kayak gini, kita tuh jadi bisa tahu tolak ukur kita, jadi kita bisa mendorong diri untuk berusaha mendapat nilai yang berada dijajaran atas. Kebanyakan guru-guru disini tuh adalah mahasiswa atau lulusan universitas ternama. Biasanya sih UI, tapi ada juga guru lulusan UGM, ITB, tapi ada juga guru lulusan UNJ atau UPN, jadi yaaa kebanyakan guru disini tuh yaaa masih muda, tapi meski begitu, gak sedikit juga guru-guru senior, tapi yang gw gak nyangka, guru-guru senior ini tuh gak seperti yang dibayangkan gitu, misalnya yaa, ngajarnya tuh b aja gitu, ngajarnya datar aja gitu, nggak, yang seniornya tuh ngajarnya tuh juga asik-asik. Nah, kalo yang seniornya aja asik, gimana yang masih muda coba, beuh, harus gw akui, belajar di BTA45 tuh gak nyesel deh. Gurunya tuh asik-asik, tapi juga kalo ngajar tuh jelas gitu, jadi kita bisa ngerti apa yang dijelasin, dan itu adalah nilai + banget untuk BTA45. Selain itu, keunggulan BTA45 adalah, mereka mampu menyeting soal-soal try out, jadi setiap try out itu, kadang soalnya lebih gampang, kadang susah, bahkan susah banget. Itu juga menjadi nilai + buat BTA45, jadi dengan bisa mengatur soal, bisa di gampangin atau disusahin, itu bikin kita jadi mendapat semua bayangan soal-soal yang akan kita hadapi di SBMPTN nanti. Pokoknya BTA45 tuh ⭐⭐⭐⭐⭐ stars deh. 

Gw les di BTA45 itu selama dua tahun, pas gw masih kelas 3 SMA dan pas kemaren gw gak kuliah setahun karena pengen ulang SBMPTN. Jujur aja, momen di BTA45 itu bener-bener unforgetable deh.Nih foto-foto moment di BTA45 


Nah 2 foto diatas itu pas gw kelas 3








Sisa yang terakhir itu adalah footage yang diambil pake hp gw. Ma, Tum, Jo dan Mad, sorry yeeee 😝😝😝

Selasa, 13 Juni 2017

Pengalaman SBMPTN

Akhirnya, berapa bulan yaaa gw berhenti ngeblog???, 2 bulan lah, emang sih gw udah bilang kalo gw akan gk punya waktu untuk ngeblog selama dua bulan. Intinya sampe gw SBMPTN, gw gak akan ngeblog, sebenarnya usai SBMPTN kemaren, gw tuh pengen start lagi, cuma yaaaa, namanya juga abis SBMPTN gw jadi sibuk ibadah dan Tawakal, akhirnya gak ngeblog. Dan hari ini, 13 Juni 2017, gw ngeblog lagi. Gw langsung hari ini ngeblog karena gw seneng banget, gw dapet SBMPTN. 


Nah, diatas itu adalah kartu SBMPTN gw. Gw tuh tahun 2016 sebenarnya ikut SBMPTN, tapi yaaaa, gk masuk dan jujur aja, sakit banget rasanya gak masuk itu. Beneran deh, wah itutuh pas tahun lalu gw gak masuk, itutuh rasanya kaki gw tuh lemes, gak bisa jalan, malem-malem itu gw gak bisa tidur, dan cenderung keluar air mata. Pokoknya, sakit deh rasanya gak masuk itu. Tapi, gw tuh perhatiin ekonomi orang tua gw, orang tua gw tuh sebenarnya mampu untuk kuliahin gw di univ swasta, cuma gw tuh gak enak gitu sama ortu gw. Apalagi nyokap gw, kalo gw masuk swasta, nyokap gw udah pasti gak akan S3 di Jerman tahun ini. Makanya gw bilang ke ortu gw kalo gw memutuskan untuk les di BTA45 (post berikutnya akan tentang review BTA45) selama setahun. Nah, selama setahun itu, gw mengulang semua pelajaran dari awal. Dulu itu, pas gw les di BTA45 pas masih kelas 3, nilai try out SBMPTN gw di BTA itu parah banget, paling tinggi cuma 30% cuy, sementara target gw adalah ITB. Dan pas gw ngulang BTA di program alumni ini, progres gw tuh dikit banget, dulu nilai gw itu cuma yaaa 20, 23, 25, 28, segitu lah. Dan pas gw alumni ini, nilai gw cuma naik satu angka depan doang, 32,36,38,34 segitu doang. Padahal target minimal untuk ITB itu adalah 45%. Tapi, gw punya temen deket yang sekarang itu udah kuliah di ITB, dan dia seangkatan gw juga pas di BTA, dan nilai try out dia itu paling tinggi 36, dan dia berhasil masuk ITB. Berkat dialah gw menjadi optimis. Dan gw pun berani untuk memilih ITB. Kalian liat aja kartu gw diatas. 

Hari H SBMPTN pun tiba, gw dapet lokasi di SMAN 8 Jakarta, gw dateng pas Subuh, dan gw juga Sholat Subuh disana. Pas setengah jam sebelum ujian mulai, gw tuh baru inget kalo gw lupa bawa fotokopi ijazah, dan gw pun panik, gw telfon ibu gw dan ibu gw berangkat, kata ibu gw tenang aja (itulah mengapa ibu itu adalah makhluk paling mulia). Pas ujian mulai, gw bilang ke pengawasnya kalo gw lupa bawa ijazah, dan kata pengawasnya gak apa-apa. Sesi pertama itu adalah SAINTEK, ditengah ujian, salah satu panitia dateng dan membawa ijazah asli, dan itu punya gw, dan mereka pun cocokin ijazah dengan kartu SBMPTN, dan setelah itu ijazahnya dibalikin ke ibu gw. Abis sesi SAINTEK, istirahat setengah jam, dan sesi TKPA dimulai. Overall semua lancar, nih gw akan kasih porsi jawaban gw kemaren di SBMPTN
  • TPA : 45                                      
  • Matdas : 2                                    
  • B Indo : 15
  • B Ing : 7
  • Mat Ipa : 5
  • Fisika : 9
  • Kimia : 4
  • Biologi : 7


Total jawaban gw adalah 94. Kalo bener semua tuh bisa dapet 62%

Nah, itu matdas sengaja gw merahin, karena porsi mapel ini tuh salah satu yang bikin gw tegang selama sebulan dan bikin gw kepikiran terus. Gw kasih saran, bagi kalian pembaca yang masih SMA, ketika kalian SBMPTN nanti, jangan pernah isi satu mapel cuma 2, minimal 4 lah, tapi off course itu berlaku untuk semua pelajaran eksak, kalo macam TPA sama Bahasa mah, kalian harus jawab sebanyak-banyaknya. Dan sebenarnya matdas ini yang bikin gw kurang optimis untuk dapet SBMPTN. 

Selama sebulan gw ini berdoa, pokoknya pasrah aja deh, gw tuh pengen banget dapet ITB, tapi minimal gw bisa baca kata "selamat" aja udah seneng banget. Dan siang tadi, ketegangan gw tuh memuncak, tangan kaki gw dingin, apalagi trennya adalah kalo jam pengumuman dimulai, maka bukan langsung hasil yang keluar melainkan page yang gagal load karena emang servernya penuh. Awalnya tuh yaaa, gw pake alternatif web dari UI dan disitu dibilang bahwa gw gak dapet, dan gw langsung ngedown banget. Terus pas gw minta temen gw liatin, dia pake website Unand, dan orangnya emang nyebelin, dia bikin gw tegang, apalagi di chat dia bilang "yah...", dan itu bikin gw makin down, trus langsung dia kasih fotonya daaaan. foto dibawah ini dari laptop gw sih, yang foto dari laptop dia gak gw save


Yeay, dapet dan gw membaca jelas tulisan selamat!!!. Sebenarnya ada rasa kurang puas dihati karena this is not what i want, tapi ketika gw baca berapa jumlah pendaftar, berapa jumlah mereka yang keterima, gw akhirnya tetap merasakan senang. Yaaaa lo bayangin aja, 797.738 orang yang daftar, yang dapet cuma 148.066, angka itu bahkan gak nyampe 20% dari total peserta. Jadi gw tetap senang dan merasa ada kemenangan dalam diri gw. 

Kamis, 06 April 2017

Sickness of Jakarta and Indonesia

Oke, sebenarnya hari minggu tanggal 26 Maret 2017, gw untuk pertama kalinya naik Busway. Untuk pengetahuan aja, busway itu termasuk transportasi umum dengan jenis rapid transportation. Rapid transportation itu artinya transortasi cepat, atau transportasi yang bisa membawa orang dengan cepat. Nah, busway itu masuk kategori BRT (Buss Rapid Transportation) atau istilah umum diluar adalah Metrobus. Kalo lo buka wikipedia, lo bakal tau bahwa Busway kita itu adalah BRT dengan jalur terpanjang di dunia, yaaa gimana nggak, hampir tiap sudut jalan besar di Jakarta pasti ada Busway. Busway itu pertama dibuka tahun 2004, dan gw baru naik tahun 2017, wkwkwk. Oke, tapi kali ini gw bakal keluarin unek-unek gw tentang Jakarta. 

Gw tuh kemaren baru abis ketemuan ama temen di FX Sudirman. Trus sebelumnya gw sempet tuh baca Wikipedia tentang BRT dan gw liat yaaa Busway Jakarta itu adalah BRT dengan jalur terpanjang didunia. Nah, karena gw belom pernah naik Busway, gw akhirnya tergerak untuk naik Busway, apalagi udah ada yang ke Bekasi, jadi pulanglah gw dengan Busway. Jujur, gw ngeliat petanya itu pusing abis, parah banget, banyak banget jalurnya. Jadi kebetulan di Sudirman situ ada Busway yang rutenya itu Tosari-Summarecon Bekasi, yaudh, gw tungguin tuh. Parah, gw nungguin tuh ada sekitar 45 menit, akhirnya dateng juga Busway ke Bekasi, gw naiklah. Nah, yang gw baca, namanya Rapid Transportation itu mestinya gak terkena macet sama sekali dan cepet. Eh, ini malah gak ngefek, tetep aja kena macet, lama banget lagi. Nah, gw ngeliat yaa, iyasih Busway itu BRT terpanjang didunia, tapi kalo ngeliat sistemnya aja kayak gini, gw pengen bangga aja jadi mikir-mikir lagi. Lagian ya, untuk kota kayak Jakarta, dengan struktur kota yang udah acak-acakan, mestinya jangan menghadirkan Busway, malah MRT yang mestinya kita punya udah lama untuk kota acak-acakan kayak Jakarta. Heran loh gw, kita merdeka tahun 1945 tapi kenapa ketinggalan ama negara-negara yang lebih telat merdekanya. Belom lagi tadi pagi, di Stasiun Bekasi, kan 1 April ada jadwal kereta baru, nah masa iya ngatur jadwal baru susah amat, tadi pagi tuh parah banget di stasiun Bekasi, masa iya gak ada kereta yang dateng???, udah gitu orang pada numpuk lagi, udah tau kalo orang numpuk tuh ntarannya di kereta bakal penuh banget, nih gw punya fotonya






Tuh, liat aja, cuma karena gak ada kereta, penuh kayak gitu. Oiya, mumpung lagi ngomongin kereta juga, gw suka bingung nih, kan rute ke Bekasi itu keretanya itu berbagi jalur dengan yang jarak jauh,makanya biasanya kereta suka berhenti dulu di Cipinang atau gak stasoun Cakung buat persilangan, nah kadang yang gw suka kesel itu kalo misalnya lagi nunggu kereta lewat di stasiun Cakung, kan setelah stasiun cakung itu Kranji terus Bekasi, nah okelah kalo misalnya berhenti agak lama, tapi cuma nungguin satu kereta lewat, lah ini gw gak jarang loh, nungguin 2 kereta lewat, kan gak efektif banget, dan gw pernah ngukur pake waktu, setelah kereta pertama lewat, itu jarak lewatnya kereta kereta pertama dan kedua itu nyampe 10 menit!!!, padahal dari Cakung ke stasiun bekasi itu dah tinggal 5 menit, kenapa gak terusin keretanya aja, gw suka bingung, udah gitu jadwal keretanya juga sering gak banyak, pernah pas gw baru dateng di Jatinegara, kereta ke Bekasi yang berikutnya baru masuk Jakarta Kota, 😧😧😧. Parah banget deh sistemnya itu, nyebelin banget. Padahal dari Jatinegara ke Bekasi itu gw liat banyak 2 jalur rel baru yang udah kesambung, cuma ditinggalin gitu aja gk di terusin, padahal kalo ada 4 jalur kan enak, gak perlu persilangan lagi. Sumpah, Indonesia ini, kalo di andaikan dengan kewarasan orang, kayaknya kudu di ganti otaknya. ckckck, mana ini negara gw. 

Ada 2 tipe faktor kemajuan suatu negara. Ini sih pendapat gw doang, jadi tipe pertama itu negara yang dimajukan oleh pemerintahnya, dua pemerintahnya maju, rakyatnya juga maju. 
Kalo negara yang rakyatnya maju + pemerintahnya ini yang bener-bener package negara maju. Gak udah ditanya negara siapa aja. Yang pasti, negara favorit gw, Turki🦃, itu juga termasuk. 
Nah contoh negara yang dimajukan oleh pemerintahnya itu adalah tetangga kita sendiri, Malaysia. Malaysia itu tampak maju, tapi yang memajukan mereka itu pemerintahnya, apalagi pas zamannya Mahathir Muhammad. Tapi kalo diliat dari literasi, indeks perkembangan manusia, trus juga pola pikir bangsa Malaysia sendiri, terutama yang beretnik Melayu, mereka tuh gak maju sebearnya, kayak kita-kita gini aja. Nah, kan di Jakarta, terutama mereka yang menuntut "pemimpin harus Muslim" itu sering bikin isu yang menjatuhkan Ahok, gw sih meski kurang setuju dengan pendapat mereka yang bilang pemimpin wajib Muslim bagaimanapun dia, tapi yaaa istilahnya, namanya juga negara demokrasi, ya elo kalo mau milih ya itu pilihan lo, jangan maksa orang, jadi yaaa gw hargain mereka yang berpendapat bahwa pemimpin wajib Muslim. Tapi gw paling gak suka, apalagi kalo liat sosmed mereka udah ampe bikin isu "China mulai menjajah Indonesia", kalo udah kayak gini, gw sih kesel banget liatnya, mereka bilang contohnya "apakah kalian mau Jakarta berakhir seperti Singapura, dipenuhi oleh orang China". Yang gw bingung, mikirnya kok pendek banget, apasih latar belakang pikiran kayak gitu???, kalo emang lo gak pengen pilih dia ya gak usah pilih, jangan juga bikin isu-isu sampah kayak gini, dan yang bikin gw makin bingung, yang bikin isu kayak gini tuh malah kalangan religius, kalangan agamawan. Kalo emang gak mau milih yang non-Muslim, yaudah gak usah pilih, ini negara demokrasi, human right, freedom of speech. Tapi jangan karena udah Freedom of speech, malah ngasih speech sampah kayak isu China gini. Padahal mereka sendiri sering mengolok Buddha Myanmar "Nasionalis" yang gak suka keberadaan Muslim Rohingya, tapi mereka sendiri malah bersikap sama seperti para Buddha Nasionalis itu. Emang apa ngaruhnya sih dengan keberadaan China di Indonesia???, gak suka karena gaji mereka lebih gede???, men, di seluruh dunia, bahkan di negara miskin macam Pakistan sekalipun, yang namanya ekspatriat itu selalu digaji lebih gede daripada penduduk lokal, itu udah hal yang lazim, terutama di negara maju. Ya gini aja deh, mereka itu kerja ampe meninggalkan keluarganya, tanah airnya agar mendapat pekerjaan yang lebih baik, ya wajar gaji mereka lebih gede. Gini deh kalo mau itung matematis,

  • Tatang kerja di Inggris: biaya hidup perbulan di Inggris minimal adalah 500$
  • rata-rata UKM di Inggris adalah 560$
  • Gaji yang diterima Tatang adalah 750$, 500$ untuk hidup disana, 250$ untuk dikirim kekeluarga ditanah air. 
Tuh itungannya, makanya disemua negara, ekspatriat itu gajinya selalu lebih besar daripada penduduk lokal. Coba kalo si Tatang gajinya samaan ama penduduk lokal Inggris, ya percuma udah kerja jauh-jauh. Menurut gw, dengan bangkitnya isu China, ini sama aja kita menumbuhkan rasis yang kita pandang buruk terutama rasis yang ada di barat. Kita ngaku benci rasis, tapi sendirinya malah panasin isu China lah, apalah. Lagian juga, kalo mau papinter-pinter ama orang China, ya mereka itu pinter, mereka maju, wajar lah kita kalah. Asal tau aja yaa, di Malaysia, mereka itu etnik China itu 33%, dan karena penduduk China inilah yang membuat mereka maju. Melayu Malaysia itutuh pemalas, sama kayak kita, kalo gak ada China, Malaysia mana punya monorel, mana punya menara petronas. Di Singapur aja, penduduk Melayu Singapura itu juga pemalas, yang represen maju untuk jadi parlemen aja masih dikit banget, coba kalo Singapura gak ada China, gak bakal maju mereka. 
Gw sih tipikal yang gak suka nyalahin pemerintah, dan juga gw tidak menggantungkan hidup gw dengan pemerintah. Jadi gw gak bakal kasih penilaian terhadap seluruh pemerintah Indonesia. Gw ngomong diatas tadi tuh bukan membela Ahok, cuma gw emang kesel kalo udah dapet isu-isu kayak gini, dan menurut gw itu mesti di hentikan. Karena, orang yang berpikir maju itu gak pernah nyalahin pemerintah, mau bagus atau jelek pemerintahnya, orang yang berpikir maju itu gak akan pernah goyah. Tapi yang pasti, kalopun ntar gw misalnya jadi presiden Indonesia, kayaknya gw gak bakal tahan deh, karena Indonesia itu errornya sampai ke akar-akar. Oke, segitu aja, sorry kalo gw banyak celoteh gitu, kalo mau kritik, silakan dibawah. 

Minggu, 26 Maret 2017

Berenang bareng temen

Sebenarnya gw berenang hari Jum'at kemaren, which mean gw musti nulis pas hari Sabtu, tapi karena gw sibuk belajar karena SBMPTN dah super deket, yeah, lupa deh kemaren. Oke, jadi gw hari Jumat kemaren pas abis les, gw ama temen-temen gw pergi berenang di Serpong. Nih fotonya, cekidot:





Endingnya agak jelek sih, temen gw ngilangin tiket parkir dia, jadi dia harus bayar gocap. Abis berenang, kita jalan ke BSD Square, makan di Solaria. Gw nyampe rumah hampir jam setengah 10, nyampe rumah langsung gw tidur, paginya gw bangun jam 7. 



Sabtu, 18 Maret 2017

2 Days Of The Best

Oke guys, jadi hari selasa kemaren, gw melakukan sesuatu yang semoga aja bisa jadi pendukung gw lulus SBMPTN. Jadi ada bapak-bapak, pas lagi dikereta, dia cerita ke gw kalo dia itu kehilangan dompetnya, padahal dia lagi perjalanan pulang ke Tasikmalaya. Awalnya gw gak percaya, gw ini orang yang ideal, jadi kalo mau percaya, harus kasih bukti ke gw, akhirnya bapak ini tunjukin surat polisi, dan bener, gw liat tanggalnya, lalu dia juga punya fotokopi KTP, dan bener dia dari Tasikmalaya, lalu dia juga kasih liatin ke gw isi tasnya, lalu dia juga tunjukin ke gw isi kantongnya. Dan bener dia gak ada duitnya. Akhirnya gw turun di stasiun Bekasi, gw beliin dia tiket ke Bandung, lalu gw kasih bekal duit 70 ribu buat beli tiket bus ke Tasikmalaya. Gw sih yakin orangnya jujur, karena ketika gw beliin tiket, dia gak pake nawar-nawar, misalnya "kasih duitnya aja mas", dia gak kayak gitu, dia ikutin aja saran dan gerakan gw. Abis itu, orangnya gw tinggalin di stasiun Bekasi, lalu gw pulang. 

Pas hari Sabtu kemaren, gw pergi ke Serpong. Kayak biasa, gw naik kereta, gw ke Serpong rencananya pengen ngunjungin Malaysia and Singapore education fair, tapi sebelum kesana, gw hangout dulu bareng temen gw. Hangoutnya di Summarecon Mal Serpong, tapi education fairnya di Atria Hotel.