Jumat, 01 Maret 2019

Review film The Salesman


Dua tahun yang lalu gua ngepost tentang film Iran yang berhasil memenangkan Academy Award untuk kategori "Best foreign language film", dimana gua juga janji untuk tulis review-nya. Sebagai informasi, film ini mendapat nominasi dan penghargaan diwaktu yang sangat tidak bagus yaitu pasca menangnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika. Dan udah pada tau juga kalo dia melarang masuk warga negara dari 7 negara Islam ke Amerika. Dan salah satu negara yang warganya dilarang masuk ke Amerika adalah Iran. Yaaa pastinya para kru, sutradara dan aktor film ini, karena mereka udah masuk nomnasi, sebenarnya bisa dapat pengecualian, tapi karena mereka ingin menghargai sesama warga Iran yang dilarang pergi ke Amerika, mereka memutuskan untuk tidak hadir pada acara Academy Award ini. Film The Salesman sendiri mendapat review positif, contohnya dari Rotten Tomatoes, film ini mendapat 96% approval yang berarti memang film berkualitas. 

Gua sendiri lama tidak menulis review-nya karena emang gua juga belom nonton dan gua sebenarnya gak tau apa film ini masuk Indonesia apa nggak tapi yaaa gua baru dapet filmnya baru-baru ini. Alur film ini adalah alur maju, jadi tidak ada flashback sama sekali, ataupun mundur. Film ini bercerita tentang seorang guru yang juga aktor suatu teater kecil bernama Emad, yang punya istri yang juga sesama aktris dalam teater tersebut bernama Rana. Suatu hari apartemen mereka nyaris runtuh, dan demi keselamatan, mereka memutuskan untuk pindah dari apartemen itu dan tinggal di apartemen lainnya dikota Tehran. Suatu hari Emad pulang rumah lebih larut, dan dirumah Rana sedang mandi, dan dia mendengar bunyi bel, dan dia membuka pintunya dan setelah itu dia berakhir dirumah sakit. Emad yang baru pulang kebingungan melihat istrinya tidak ada dan kemudian mencari istrinya dirumah sakit, dia sendiri ke rumah sakit karena menemukan bercak darah pada shower kamar mandinya. Usai pulang, Rana mengalami shok dan trauma, dia sendiri menceritakan kalo ada orang masuk pas dia lagi mandi dan memukul dia. Orang tersebut ninggalin hape, uang dan mobilnya. Emad rencana pengen pergi ke polisi, tapi dilarang oleh Rana dan dari 3 petunjuk yang ditinggalkan oleh pelaku, dia akhirnya memutuskan untuk mencari pelakunya sendiri. Menggunakan mobil yang ditinggal oleh pelaku, dia menemukan ternyata mobil tersebut digunakan oleh toko roti yang dikelola oleh seorang pria muda bernama Majid. Melihat penampilan Majid, dia mengira Majid adalah pelakunya, dan dia pun memutuskan untuk menjebak Majid dengan membawanya ke apartemennya yang nyaris runtuh. Ketika dia disana untuk menunggu Majid, ternyata yang datang adalah calon mertuanya yang sudah sangat tua, diapun menceritakan tentang istrinya kepada calon mertua Majid ini, namun melihat tingkah laku pria tua tersebut dan juga melihat penolakannya untuk bekerja sama untuk mengadili Majid, Emad sadar bahwa calon mertua Majid adalah pelaku sebenarnya, diapun mengurung pria tua tersebut diruangan kecil. Ketika dia kembali keruangan tersebut, Majid tidak sadarkan diri dan ternyata dia memiliki penyakit stroke. Emad pun meminta keluarganya termasuk Majid untuk menjemput pria tua tersebut, namun dia meminta pria tua tersebut untuk mengakui perbuatannya dihadapan keluarganya sendiri. Namun bagaimanapun, pria tua tersebut tidak mengakuinya sampai dia akhirnya meninggal ketika sedang dibawa keluarganya pulang. 

Secara garis besar, cerita ini sebenarnya hanyalah penggalan kisah tragis suatu keluarga kecil, namun yang membuat film ini berkualitas adalah bagaimana mereka mampu mengemas cerita ini dengan menarik, dan juga membuat penonton penasaran, selain itu juga kekuatan akting para pemainnya sangat bagus dimana aktingya itu bukan sekedar akting abal-abal, tapi memang aktingnya itu menggambarkan suatu kejadian yang seperti mereka itu ada didunia yang nyata. Pemainnya sendiri adalah Shahab Hosseini sebagai Emad dan Taraneh Alidoosti sebagai Rana dan beberapa pemain lainnya. Sutradara film tersebut adalah Asghar Farhadi. Ini adalah film kedua Iran yang berhasil memenangkan Oscar atau Academy Award, dimana film Iran pertama yang memenangkan Oscar adalah A Separation yang juga disutradarai oleh Asghar Farhadi.  


0 komentar:

Posting Komentar