Untuk postingan ini, gua akan menjelaskan gimana Belanda overall secara penilaian mata gua dan juga pengalaman yang gua petik dari sana. Belanda itu adalah negara kecil, tapi cukup padat, oiya, kepadatan suatu negara itu gak dihitung oleh populasi ya, tapi dari densitas negara tersebut (jumlah orang per kilometer persegi). Jadi dengan luas wilayah 41000 km persegi, itu populasi Belanda adalah 17 juta orang, berarti densitas Belanda kira-kira 416 orang perkilometer persegi. Jika dibandingkan dengan suatu provinsi di Indonesia, yang luasnya gak beda jauh dengan Belanda adalah Sumatra Barat dengan luas 42000 km persegi, dan populasi Sumbar adalah 5 juta. Gua sendiri sebenarnya belom pernah ke Padang atau Bukittinggi di Sumbar karena memang gua gak punya keluarga disana, tapi gua mengatakan ini based dari observasi gua terhadap kota Padang via google earth. Jujur, dengan melihat ini secara matematika, sebenarnya banyak kota di Indonesia termasuk Padang, Bali, dan banyak kota lainnya di Indonesia yang sebenarnya punya potensi untuk bisa lebih bagus dari Eropa, ya gua pake contoh Padang ini, karena Sumbar dan Belanda dengan luas area yang hampir sama tapi populasi Belanda itu sampe lebih dari 3 kali Sumbar, itu menunjukkan bahwa Sumbar ini bisa berpotensi untuk dibangun sebagus atau bahkan lebih bagus daripada Belanda. Disini gua gak mengatakan bahwa misalnya Padang harus dibikin sepersis atau semirip mungkin dengan Belanda, tapi gua mengatakan bahwa dengan ciri khas kita sendiri, kita bisa membangun lebih dari Belanda gitu.
Oke, ini topiknya Belanda ya, bukan Padang, tadi cuma perbandingan. Ibukota Belanda sendiri seperti yang udah pernah dikasih tau dari SD sampe SMA dan secara dulu kita dijajah mereka, Ibukota Belanda adalah Amsterdam, populasinya lebih kurang itu 800 sampai 900 ribu orang, dan ini adalah kota terbesar di Belanda, untuk regensinya sendiri (semacam wilayah kayak jabodetabeknya Belanda gitu) atau Raanstad namanya itu populasinya 8 juta orang. Amsterdam juga merupakan kota terbesar di Belanda. Pas gua nyampe di Amsterdam Schipol Airport, itu suhunya saat itu adalah 8 derajat celsius, dan waktu itu gua sama Kakak gua dijemput sama sepupu gua disana. Awalnya gua kira keluarga gua yang disana tuh tinggal di Amsterdam, ternyata mereka tinggal di kota kecil namanya Moordrecht dan itu lebih deket ke Rotterdam daripada Amsterdam. First impression pas gua nyampe tuh, itu bener-bener mereka lalu lintasnya rapih banget, sebelum masuk ke mobil, sepupu gua itu bayar parkir dulu pake kartu debit atau kredit gua juga kurang tau dan itu ya dibayarnya di mesin bayar parkir gitu, keren banget sih semuanya sudah tersistematik dengan mesin. Untuk tol, disana tol itu nggak ada gerbang tol, karena bayar tol itu udah masuk ke pajak mobil, makanya gak ada gerbang tol. Seperti mainstreamnya negara eropa, posisi setir itu disebelah kiri, otomatis jalan disebelah kanan, dan gua gak tau negara eropa lain yang posisi setir itu dikanan selain Inggris, gua gak tau lagi apa. Terus gua juga ngeh kalo disana itu pas lagi lampu merah, itu misalnya dijalan ini ada 4 jalur, makan tiap jalur itu atasnya akan ada lampunya, jadi anggap lampu jalur 1 jadi hijau, maka cuma mobil dijalur 1 doang yang jalan, selama lampu dijalur 2,3 dan 4 masih merah, yaaa mereka gak akan jalan. Intinya disini tuh semua sudah masuk kedalam sistem.
Nyampe disana, gua tinggal di rumah Buyut gua, Usianya udah 93 tahun, tapi Alhamdulillah masih sehat. Pas gua dateng, seluruh keluarga disana pada nyambut gitu. Gua seneng di Belanda orang pada bisa Bahasa Inggris, karena secara gua gak bisa Bahasa Belanda. Untuk sepupu gua, mereka adalah generasi termuda orang Indonesia yang lahir dan berwarga di Belanda, dan untuk generasi sepupu gua, kebanyakan pada gak bisa Bahasa Indonesia, tapi untuk Om, Tante, mereka masih bisa Bahasa Indonesia.
Selama di Belanda, gua pergi ke kota-kota besarnya seperti Leiden, Utrecht, Rotterdam, The Hague dll. Untuk kota Moordrecht sendiri lokasinya deket sama Gouda, dan memang untuk kemana-mana naik kereta, itu lebih mudah lewat Gouda, karena memang disitulah stasiun terdekat. Btw, Gouda itu terkenal didunia sebagai pusatnya keju, dan memang keju terbaik itu dari sana. Kota paling favorit di Belanda, untuk gua adalah Utrecht, entah gimana, ini adalah tipikal Dutch city yang paling suitable gitu buat gua, karena memang kalo di Amsterdam, itu kotanya juga gak jauh beda dari Utrecht tapi gua kurang nyaman disana karena ganja dimana-mana. Untuk Rotterdam, gua ngerasa ini kota yang paling hilang karakter Dutch-nya, karena memang kotanya terlalu modern dan mereka gak seperti tipikal kota klasik Dutch gitu, sama juga dengan The Hague. Tapi untuk Utrecht, ini baru favorit banget sih, bener-bener keciri klasik Dutch, tapi juga lebih nyaman, dan gua ngerasa di Utrecht orangnya lebih beradab daripada tempat lainnya di Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar