Jakarta adalah hal yang paling tidak asing ditelinga orang Indonesia karena memang kota ini merupakan ibukota sekaligus kota terbesar di Indonesia. Bila orang ditanya tentang Jakarta, jawaban mereka akan bervariasi mulai dari macet, polusi, politik, MRT, dll, intinya setiap impresi orang terhadap Jakarta cukup bervariasi.
Bagi gua, Jakarta merupakan cerminan naik turunnya negara Indonesia, gua memang bukan nasionalis, namun demikian dimana bumi dipijak, disitu kita harus menjunjung, jadi bagi gua, selama tinggal di Indonesia, gua harus mengenal tempat ini, meskipun gua tidak membanggakan ataupun mencintainya.
Gua baru-baru ini menemukan akun di Instagram bernama "Indonesia Tempo Doeloe" yang dimana akun ini memperlihatkan foto-foto beberapa bagian kota-kota besar di Indonesia pada jaman dulu dan membandingkannya dengan yang sekarang. Jujur aja, setelah menemukan akun ini, gua sebetulnya terpukau dengan bagaimana kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta pada masa penjajahan Belanda dan dekade awal kemerdekaan. Jujur aja, gua terpukau dengan bagaimana Jakarta dulu. Gua sudah mengunjungi beberapa negara seperti Australia, Turkey, Belanda, Belgia, Jerman dan Austria, dan dengan mengunjungi negara-negara ini, gua memang merasa Jakarta itu sudah sangat tertinggal dan sangat jauh kualitasnya dibandingkan dengan kota-kota dari negara-negara yang sudah pernah gua kunjungi. Baru-baru ini gua juga menemukan video yang memperlihatkan sejarah trem yang ada di Jakarta, ya Opa gua emang bilang kalo dulu di Jakarta pernah ada trem, dan karena itu sudah gak ada lagi di Jakarta, gua gak begitu tertarik sampai akhirnya gua menemukan video tentang sejarah trem Jakarta di youtube. Setelah melihat video ini dan juga menggabungkan beberapa persepsi gambar yang ada di akun instagram diatas, gua tahu bahwa Jakarta pernah memiliki masa gemilang dimana Jakarta sebenarnya tidak kalah dengan kota-kota besar yang ada di negara-negara maju.
Kalo yang belom tau tentang trem, bisa dilihat pada postingan gua pas awal-awal blog, di arsip ditahun 2017 awal-awal disitu gua ada tulis tentang transportasi umum. Jadi intinya trem adalah transportasi rel namun mampu bergabung dengan jalanan. Dulu memang saat dunia mengalami modernisasi, terutama di negara-negara maju, trem memang banyak ditinggalkan dan digantikan dengan metro atau yang kita kenal dengan sebutan MRT karena memiliki akses yang lebih cepat, namun jika dilihat sekarang ini, dan juga termasuk dikota-kota yang udah gua kunjungi diluar negeri, gua melihat kehadiran trem mulai muncul lagi, hampir diseluruh kota yang gua kunjungi mulai dari Adelaide, Melbourne, Istanbul, Konya, Izmir, Amsterdam, Rotterdam, Brussels, Munich sampai Vienna, semuanya memiliki transportasi trem. Jakarta pada awalnya pun juga punya trem, namun ya memang beberapa kota juga dulunya punya trem seperti London namun sekarang tidak lagi karena memang ada waktunya dimana trem ditinggalkan dan Jakarta menjadi salah satu kota yang meninggalkan trem. Disini poin yang gua tekankan bukan tremnya, namun lebih kearah bagaimana dulu Jakarta pernah mengalami masa gemilang dan tentunya tidak kalah dari kota-kota maju lainnya didunia, bahkan di Asia Tenggara sendiri, Jakarta adalah yang paling maju, kota lain seperti Bangkok, KL, Manila, Singapore semuanya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Jakarta. Gua lebih senang melihat gambar kota Jakarta pada jaman dulu kebanding Jakarta yang sekarang.
Pada akun instagram diatas, memang diperlihatkan gambar-gambar then and now dari Jakarta, dan jika dilihat dari gambar-gambarnya, kita bisa melihat perubahan yang sangat-sangat jauh dan signifikan. Untuk kota-kota yang udah gua kunjungi, kebanyak kota yang memukau gua adalah kota di Turki, well di Belanda gua juga terpukau dengan Amsterdam dan Utrecht, selebihnya untuk kota-kota di Eropa dan Australia, meskipun mereka menyuguhkan keindahan, gua tidak terpukau karena memang kota-kota tersebut memiliki pemandangan yang relatif sama. Untuk kota-kota di Turki, gua sangat terpukau karena memang jika kita melihat gambar then and now untuk contohnya Istanbul, kita bisa melihat perubahan kota tersebut tidaklah signifikan sehingga kapanpun kita berkunjung kesana, kita serasa go back in time .
Untuk kota-kota di Eropa, gua bisa memaklumi kemiripan setiap kota memang disebabkan karena kebanyakan kota di Eropa pernah hancur pasca perang dunia kedua sehingga mereka membangun lagi kota-kota tersebut dari awal dan dengan identitas dan standar ilmu perencanaan yang sama, maka tidak heran kota-kota di Eropa sangat mirip antara satu dengan yang lainnya. Untuk Jakarta, jujur gua tidak mengerti bagaimana dulu pemandangan yang disuguhkan adalah keindahan yang tidak kalah dari kota-kota lainnya di Eropa, sekarang justru berubah drastis dan malah jadi kota pesakitan, padahal Jakarta tidak pernah hancur seperti kota-kota di Eropa pada umumnya. Padahal kalau kita melihat Turki yang memang netral sepanjang PD II, ya wajar saja mereka cukup berbeda dengan kota lainnya di Eropa, karena memang mereka tidak ada kota yang hancur, dan mereka terus memelihara setiap bangunan, jalan, pemukiman yang sudah ada untuk tetap bisa tampak seperti itu, dengan sedikit perubahan kecil namun tetap sama. Namun sayangnya tidak untuk Jakarta, jika kita ke bagian bersejarah di Jakarta, kebanyakan sudah tidak lagi nampak seperti yang dulu. Beberapa tempat yang masih nampak seperti dulu tidaklah banyak seperti di Kota Tua. Gua melihat hanya Kota Tua tempat di Jakarta yang memberi nuansa go back in time , selebihnya tempat lain seperti Jatinegara, Glodok, Harmoni, Senayan dll, sudah tidak lagi berbentuk, atau mungkin kata vulgarnya adalah sudah rusak. Gua sendiri tidak mengerti bagaimana Jakarta berubah kearah "bawah" padahal dulunya merupakan kebanggaan di Asia Tenggara, bahkan dengan kemajuan dan kegemilangan Jakarta, tidak heran Singapore sempat ingin menjadi bagian dari Indonesia. Gua melihat pemeliharaan kota yang sudah ada ditambah dengan pembangunan area kota yang baru seluruhnya dilakukan dengan cara yang salah, tidak heran Jakarta memiliki area kumuh yang sangat luas karena memang pembangunan dan pemeliharaan kota Jakarta dilakukan dengan cara yang salah dan itu berlanjut selama beberapa dekade. Gua sendiri tidak mengerti bagaimana kita terus melakukan kesalahan selama beberapa dekade sehingga membuat Jakarta yang pada awalnya berada pada nomor 1 di Asia Tenggara menjadi salah satu yang paling tertinggal di Asia Tenggara. Kuala Lumpur, Bangkok dan Singapore padahal dulunya tidak memiliki apa-apa, dan mereka melihat Jakarta dengan tatapan yang iri, namun sekarang justru mereka telah melampaui Jakarta, mereka tidak lagi melihat Jakarta dengan tatapan iri, instead kitalah yang iri melihat mereka.
Itulah ironi Jakarta yang gua tumpahkan dalam postingan ini, gua jujur sangat cinta dengan Jakarta yang dulu, Jakarta yang indah, Jakarta yang maju dan Jakarta yang menjadi pesaing kota-kota maju lainnya. Sekarang Jakarta sudah sangat berbeda, keindahan Jakarta yang dulu hanya dapat dilihat dari arsip foto-foto yang disimpan entah di perpustakaan ataupun museum, namun intinya kita tahu bahwa Jakarta dulu adalah kota dengan keindahan dan kemajuan yang memukau, dengan tata kota bangunan yang menyaingi kota-kota di Eropa, dengan keberadaan trem yang juga menyaingi kota-kota di Eropa, itulah kegemilangan Jakarta yang sejujurnya andai masih dapat terlihat sampai sekarang. Meski begitu gua melihat beberapa effort pembangunan yang dilakukan agar Jakarta tidak kalah dengan kota lainnya di Asia Tenggara seperti MRT, LRT, Airport Rail dll, namun semua effort tersebut tidak dapat mengembalikan keindahan Jakarta seperti pada foto-foto arsip Jakarta. Semua effort dan pembangunan tersebut mengarahkan Jakarta untuk mengikuti modernitas pembangunan dan tidak mengembalikan sejarah dan keindahan yang dulu pernah ada.
0 komentar:
Posting Komentar