Minggu, 30 Desember 2018

Kesimpulan 2018, resolusi 2019

2018 adalah tahun, mungkin bisa spesial meskipun gua gak begitu prefer kesitu ya. Intinya 2018 adalah tahun overwhelm gua. 2018 Merupakan tahun yang panjang bagi gua bukan karena gua sudah berkepala dua, tapi ya karena ini adalah tahun kedua gua dikampus, 2018 seolah memperkenalkan kehidupan kampus yang asli. 2018 juga merupakan tahun dimana gua merasa ada peningkatan dalam kedewasaan diri, ditahun ini gua mulai bisa mencoba membuat visi untuk diri gua sendiri bagaimana nanti kedepannya. Gua mulai bisa memikirkan gimana nanti dalam proses menyelesaikan kuliah, kehidupan gua setelah lulus, gimana nanti gua akan menikah, punya anak, kemudian misi yang harus gua lakukan sebelum gua beranjak usia kepala 5, semua itu mulai gua pikirkan dan semua visi itu muncul ditahun 2018 ini. Ditahun 2018 juga gua mengembangkan persepsi, gua berkenalan dengan orang-orang baru, dari beberapa organisasi, gua merasa 2018 bukanlah adalah tahun dimana gua mulai membuka gerbang masa depan untuk diri gua sendiri. Gua juga belajar untuk mulai membuat resolusi baru untuk diri gua sendiri. 

Resolusi 2019. Oke, ini pertama kalinya gua membuat resolusi untuk diri gua sendiri, menurut gua ini penting karena bagaimanapun waktu itu adalah hal yang paling berharga, karena waktu tidak akan pernah kembali, jangan sampai menyesal dihari esok karena tidak memanfaatkan waktu sedikitpun. Resolusi tahun 2019 yang paling dekat adalah membeli kamera Nikon mirrorless 1J5. Kenapa gua ingin beli kamera ini ?, sebelumnya gua udah tulis tentang gua akan pergi ke Tokyo tahun 2020 untuk nonton olimpiade, dan dari pengalaman Asian Games kemaren dimana gua sering banget ditegur dengan petugas lantaran kamera yang gua pake adalah DSLR which itu adalah kamera profesional, jadi gua dapet saran dari banyak temen untuk beli kamera mirrorless karena mirrorless itu bisa dipakai disemua event. Lanjut, setelah beli kamera yang paling penting untuk resolusi tahun ini adalah dapet IP bagus, kalo bisa diatas 3,2 karena gua harus punya IPK bagus nanti ketika lulus, yah itu semua kembali kediri gua sendiri. Kembali ke masalah finansial tahun 2019, gua sekarang ini udah ada tabungan, tapi itu akan kepake nanti untuk beli kamera. Gua targetin nabung untuk Tokyo 2020 harus udah dimulai bulan April 2019, tepat setelah kamera mirrorless itu gua beli, gua akan menabung setengah dari duit jajan gua perbulan. Masuk kuartal 3 tahun 2019 gua harus udah beli tiket Olimpiade Tokyo dan tiket pesawat kesana, ini penting karena nanti sisa tabungan untuk mendekati event itu harus cukup untuk akomodasi, hotel dll, tentu saja visa jangan lupa, waduh gua harus perpanjang paspor lagi ya, ya gampanglah itu. Dan tahun 2019 juga gua harus mulai membuat penghasilan dari diri sendiri, ini penting karena setelah lulus, gua gak akan lagi dapet jajan dari ortu, dan gua sangat senang karena tahun 2018, gua cukup banyak membuka channel pertemanan dimana-mana, ini adalah hal penting yang harus dilakukan ketika kuliah, buka channel sebanyak-banyaknya karena penting untuk nanti sesudah lulus. Dengan memiliki penghasilan murni, ini juga bagus untuk pengalaman, sekaligus nambahin duit buat nanti gua ke Tokyo, selain itu juga dari sisi pengalaman juga bagus untuk menambah peluang pekerjaan usai lulus nanti. Bagaimana resolusi politik 2019 nanti ?, ini adalah resolusi paling mainstream menurut gua, entah kenapa orang-orang jadi mulai hal semacam ini, tapi yang penting gua pengen pilpres yang bersih, damai, tanpa perpecahan, itu aja, apa gua punya dukungan capres, tentu, gua udah mantap dengan pilihan gua, gua pengen presiden yang kuat, menepati seluruh menifestonya, mencerdaskan bangsa, dll yang intinya membawa negara kita ke level yang lebih tinggi. 

Jumat, 14 Desember 2018

Visa ke Belanda

Kabar baik untuk gua, kemaren gua baru aja ngambil paspor gua di konsulat Belanda di Benoa Square dan a good news, gua mendapat Visa Belanda, bukan cuma visa Belanda, tapi juga Schengen visa yang berarti gua bisa dengan mudah jalan-jalan ke negara-negara sekitar Belanda yang merupakan anggota Schengen area, kayak contohnya Jerman, Perancis, Belgia, Luxembourg, Swiss dll. 

Apa aja yang harus dipersiapkan untuk apply visa ke Belanda???, cukup kompleks sebenarnya, dan prosesnya lebih rumit daripada pas gua jalan-jalan ke Australia. Ini adalah proses yang gua alami selama gua apply visa Belanda yang kira-kira memakan waktu 2 minggu. Dokumen yang harus dipersiapkan untuk apply visa ini adalah : 
  1. KK 
  2. akta kelahiran
  3. surat keterangan mahasiswa aktif
  4. untuk yang Belanda kali ini, gua harus cetak rekening koran di bank, untuk memastikan bahwa gua punya cukup uang ketika berangkat nanti
  5. rencana perjalanan (itinerary)
  6. tiket kalo bisa langsung beli PP
  7. kalo punya keluarga disana, yaaa kontak keluarga disana untuk menghubungi pihak Kedutaan, dengan demikian lu ada guarantier gitulah. 
  8. karena nyokap gua S3 di Jerman dan nanti ada trip ke Jerman, otomatis juga keterangan PhD nyokap gua harus tertera, intinya adalah dokumen yang mendukung dan setidaknya memastikan pihak kedutaan bahwa lu akan kembali lagi ke negara lu.
  9. Untuk visa Belanda, lu harus cetak foto lagi, ukuran 3.5x4.5, background warna putih
  10. Asuransi perjalanan jangan lupa, sebagai pendukung juga
Gua tuh awalnya apply visa untuk turis, tapi kemudian diganti jadi visa visit family or friend gitu deh, oke ini prosesnya
  1. Jadi setelah siapin dokumen untuk diserahkan, langsung apply online di website ini (http://www.vfsglobal.com/netherlands/indonesia/ ), trus langsung buat appointment di konsulat Belanda yang ada di lantai 3 Benoa Square. Biaya appointment adalah 440 ribu
  2. Karena rekening koran jadi persyaratan, yang harus diingat, buat appointment max 1 minggu setelah cetak rekening koran di Bank, kalo udah lewat 1 minggu maka rekening koran angus dan harus cetak ulang lagi ke Bank
  3. Jangan lupa download form dan checklist document, trus di print. Untuk checklist document ini, sesuaikan dengan dokumen yang sudah disiapkan, jangan ditambah-tambah apalagi dikurang-kurang, plus harus sesuai urutan yang ada di checklist document itu. Jangan lupa juga untuk isi form visa application.
  4. Datang ke Konsulat sesuai dengan waktu appointment, gua inget itu hari Selasa 4 Desember 2018 jam 9:15. 
  5. Semua dokumen yang disiapkan, termasuk paspor diserahkan di konter mereka, harus diingat, dokumen yang disiapkan harus diurutkan sesuai dengan checklist document. 
  6. Waktu itu gua gak ditanyain banyak sih, cuma ditanya berapa hari disana, gua bilang 21 hari, trus udah, gak ditanya apa-apa lagi. 
  7. Abis itu nanti akan ada pemindaian sidik jari, nah disini termasuk yang vital, pastikan jari lu gak ada bekas luka atau apapun, intinya bersih lah, gua inget Tante gua ditolak visa ke Amerika hanya karena ada luka di jarinya. 
  8. Bayar uang visa sebesar 1 juta rupiah, dan gua gak bawa balik dokumen yang diserahkan karena emang mereka proses dulu, yaaa 3 sampai 15 hari lah
Dan setelah menunggu 1 minggu dan akhirnya kemaren dapet email kalo gua udah bisa ambil paspor gua dan..... deng deng....



Dapet lah visa Belanda, bukan cuma Belanda, tapi Schengen visa yang membuat gua untuk pergi ke Jerman, Perancis, Belagia dll yang intinya negara Schengen, gua tinggal pergi aja, gak perlu apply visa lagi. Soal Schengen ini mungkin bisa googling sendiri ya, tapi intinya Schengen area ini adalah area dimana perbatasan internasional beberapa negara Eropa itu dibuka sehingga orang bebas berpindah-pindah kemanapun mereka bebas, dan Schengen ini memang hasil kerja Uni Eropa, meski begitu gak semua negara Uni Eropa jadi bagian Schengen, Inggris, Irlandia, Kroasia, bukan bagian dari Schengen area, sehingga untuk ke negara-negara ini harus apply visa lagi, makanya nanti gua gak ke London. 

Jumat, 09 November 2018

Rape Culture dikalangan Muslim

Ini gua menambahkan apa yang pernah ditulis oleh Gitasav dalam blognya. Pokoknya postingannya itu adalah concern tentang masalah violence against women atau kekerasan terhadap perempuan, dan salah saty yang dibahas itu adalah tentang rape culture di kalangan masyarakat Muslim khusunya di timur tengah dan Afrika. 

Jujur, gua dulu pas awal-awal aktif di sosmed, komen sana komen sini, itu bener-bener awal mula dimana gua tuh masih polos banget dan gak ngerti dunia luar dan seakan dunia itu sejalan seperti yang gua pikirkan, sampai akhirnya gua di youtube mulai liat video-video Islamofobia, anti-Islam dimana di video itu orang menghina Islam, bahkan ada video di Jerman, Perancis, Belanda dimana mereka bahkan bilang gusur Masjid, usir orang Islam, trus dari parlemen Belanda si Geert Wilders ingin melarang distribusi Al-Qur'an di Belanda, dan itu semua adalah hal-hal yang paling pertama gua liat dan dari situ gua merasa berkewajiban untuk mengkonfrontasi seluruh sentimen negatif tersebut, dan sekali gua komen tuh backlash nya parah banget, itu tiap hari youtube gua tuh selalu masuk notif-notif dimana gua dapet balasan negatif dari mereka orang yang anti-Islam, dan awalnya gua selalu menganggap komen mereka sebagai hal bullshit belaka, sampai akhirnya salah satu akun yang dia sebenarnya menyerang gua juga, tapi secara halus, dimana saat itu salah satu akun ada yang bilang "Muhammad itu pedofil, Muhammad itu tukang perkosa", trus gua konfrontasi, dan salah satu akun yang setuju dengan itu mengatakan bahwa "eh, trus kenapa di middle east perempuan pada di perkosa???, di afrika juga perempuan pada di perkosa, tapi malah gak ada yang di hukum, malah si perempuan yang dihukum, itu kan mereka mencontoh cerminan Muhammad", ya gak persis kayak gitu kata-katanya, tapi intinya kayak gitu, dan sebenarnya panjang juga, dia juga menyuguhkan bukti-bukti berupa link-link berita yang dimana isinya adalah child marriage, pemerkosaan, kekerasan dll yang intinya itu semua terjadi di timur tengah dan Afrika. Pokoknya setelah baca komen dia yang panjang, trus juga baca bukti dia berupa link berita-berita tersebut, jujur, ini bener loh, gua NYARIS keluar dari Islam, sumpah, Iman gua tuh kayak retak gitu, bener-bener itu gua nyaris murtad, tapi Alhamdulillah Iman gua belum runtuh, tapi intinya dari setiap gua baca lagi komen-komen akun yang nyerang gua, dimana saat itu gua masih labil, sumpah itu bener-bener bikin emosi dan ya lo pada tau gua itu selalu mencoba mencari sisi pandang lain, dan pastinya itu menggoyahkan Iman banget, dan ya saat itu gua bener-bener goyah dan nyaris banget. Tapi inti dari semua itu adalah, GUA MENYALAHKAN SELURUH ORANG ISLAM karena ulah kita sendiri lah muncul orang macam Geert Wilders atau Ayaan Hirsi Ali. 

Nah ngomongin Ayaan Hirsi Ali, dia itu orang Somalia yang juga udah murtad, dimana ya awalnya gua mengutuk dia, tapi akhirnya setelah baca biografinya, trus baca penggalan bukunya, akhirnya gua jugan ngerti, dia murtad karena ulah kita sendiri, orang Islam. Jadi Ayaan Hirsi Ali itu dia lahir di Somalia, kita tau Somalia itu negara Islam juga, nah tapi di Somalia ini juga tinggi yang namanya rape culture, dan itulah yang menyebabkan Ayaan Hirsi Ali murtad. 

Mungkin yang udah baca blog Gita, dia udah jelasin rape culture itu adalah budaya dimana saat ada perempuan diperkosa, maka yang serta merta disalahkan adalah korbannya. Baru-baru ini kalau kalian follow IG gua, gua pernah post insta story tentang Noura Hussein, gadis 15 tahun Sudan yang membunuh tunangannya karena dia membela diri dan hampir diperkosa, buat yang penasaran tentang Noura, bisa baca disini 📰 . Intinya Noura itu pengen diperkosa, sebenarnya yang tertulis diberita itu mengatakan bahwa dia adalah suaminya, aslinya bukan, Noura saat itu belum menikah. Oke, jadi intinya dia pengen diperkosa, sebelumnya sudah sempat diperkosa secara ramai-ramai, dan yaaa gitulah, dia sempat dijatuhi hukuman mati, tapi sudah dikurangi menjadi 5 tahun penjara. Gua sempat membaca bahwa ternyata, hukum Syariah di Sudan membolehkan laki-laki untuk memperkosa, dan memang norma disana sangat mendiskriminasi wanita. 

Kita sering menilai budaya masyarakat barat sangat bobrok, kita menilai masyarakat barat sebagai bangsa yang lebih hina dari hewan karena budaya mereka yang mostly sudah memperbolehkan LGBT, tapi kita gak liat kebobrokan kita sendiri, kebobrokan orang Islam sendiri, kita gak sadar kalau kita itu juga bobrok, sama-sama gak punya moral. Ya lo bayangin aja, ternyata selama ini di Irak, di Suriah, Yordania, Mesir, Libya, Sudan, Somalia, dll, ternyata disana seorang pelaku pemerkosaan itu bisa dibebaskan dengan menikahi korbannya, APA ITU GAK BOBROK???!!!, heh, inget gak dulu Umar Bin Khatab menghukum anaknya sendiri karena memperkosa wanita. INGET GAK???!!!, anaknya Sayyidina Umar itu sampe meninggal di cambuk, karena memperkosa, dan sekarang para pelaku pemerkosaan dengan enaknya lari dari hukum dengan cara menikahinya, kesian amat dah cewek, perempuan jadi kayak bukan manusia lagi, bahkan istilahnya lebih rendah dari budak, emang itu yang diajarkan Islam???, trus buat apa ada Hadits tentang zina???, yang paling gua bingung lagi, darimana coba datangnya persepsi wanita diperkosa karena dia yang salah, darimana datangnya persepsi itu???, emang wanita dianjurkan berkerudung untuk melindungi diri tapi apa iya jadi misalnya ada yang terbuka trus kita kasih hukuman untuk membuatnya jera dengan memperkosanya, jadi dia yang disalahkan, apa itu yang diajarkan Islam???, trus buat apa kita mengenal zina???, buat apa kita baca Hadits tentang zina???, buat apa muncul dalam Islam istilah zina kalau akhirnya kita bisa terbebas dari itu???, gak heran seorang Ayaan Hirsi Ali bisa murtad, gak heran ada orang kayak Geert Wilders, gak heran Donald Trump pernah mau larang Muslim masuk Amerika, gak heran kita Umat Islam dihina-hina, semua itu karena ulah kita sendiri, kita yang membuat jelek image Islam dimata dunia, gak heran juga gua waktu itu nyaris ikutan murtad juga, karena ya emang kita juga sama-sama ancur, makanya kalau lu nanya ke gua, gimana pendapat gua tentang LGBT???, gua akan bilang itu salah tapi kalau ditanya apa yang akan gua lakukan terhadap orang LGBT???, gua akan bilang "lurusin dulu moral orang Islam baru boleh ngurusin LGBT, kalau kitanya aja masih sama-sama bobrok". Sorry kalau gua emosional di postingan ini tapi ya ini blak-blakan banget, dan ya gua inget lagi masa dimana gua nyaris murtad itu yang emang semua itu harus disampaikan, makanya gua ingin berkontribusi, dan minimal yaaa lewat blog ini juga karena emang cuma ini yang gua bisa, tapi minimal ada kebaikan yang gua sampaikan, meskipun gua blom baik.

Selasa, 30 Oktober 2018

Miskonsepsi Nikon

Kali ini gua bakal ngomongin tentang Miskonsepsi masyarakat terhadap kamera Nikon. Kalau kalian nanya orang-orang yang punya kamera dslr, mostly pada pake Canon, dan kalo Mirrorless pada pake Sony dan Canon, sementara orang gak banyak yang pake Nikon. Gua juga dulu prefer Canon daripada Nikon, dan memang lebih enak pake Canon daripada Nikon. Dulu pas awal-awal gua mulai pake kamera, karena gua dikasih Nikon D90 itu, gua mulai pake itu dan on the beginning, gua juga bingung banget, apalagi pas acara, dimana gua itu dibagian dokumentasi, itu benar-benar gua kayak nyerah dan sebel pake kamera gua sendiri karena hasilnya gak sebagus jepretan temen-temen gua yang di bagian dokumentasi, karena mereka semua pake Canon, dan gua sendiri pake Nikon, ada juga yang pake Mirrorless Sony. Mereka semua hasil jepretannya lebih bagus dari gua, dan dari situ gua awalnya beranggapan bahwa Nikon tidak sebagus Canon. Sampai akhirnya gua les fotografi online dan akhirnya kini persepsi gua berbalik 180°. 

Gua akhirnya tau bahwa mostly fotografer profesional itu kebanyakan pake Nikon, dan akhirnya gua tau kenapa masyarakat mostly gak pake Nikon sementara golongan yang pro pada pake Nikon. Nikon itu cenderung lebih rumit daripada kamera dslr lainnya, menurut gua yang paling simpel itu Canon, terus kamera Mirrorless lainnya juga gak kalah simpel. Ya semua karena mereka ketika kita berada di mode "auto", kita langsung mendapat hasil yang sesuai, bagus, jernih dan pas. Nikon sendiri juga ada mode auto, namun hasil mode auto Nikon memang gak sebagus kamera lainnya, itu karena memang Nikon itu lebih bagus kalau kita mainkan manual, dengan mode manual, para fotografer profesional jauh lebih menikmati Nikon daripada merek lainnya, karena Nikon lebih memberi leluasa kepada fotografer untuk menentukan bagaimana hasil akhir jepretan mereka, dan gak heran pas baru-baru ini gua kembali jadi panitia dan seperti biasanya, gua satu-satunya dari bagian dokumentasi yang memakai Nikon, gua kemudian mencicipi kamera temen gua yaitu Canon 700D dan 600D, dimana gua pertama kalinya menggunakan mode manual dengan kamera Canon, dan betul, apa yang diberikan Canon untuk keleluasaan fotografer tidak sebanyak Nikon. Mulai dari pilihan Shutter speed, sampai ISO, itu tidak sebanyak kamera gua yang notabenenya lebih murah dan lebih lama. Pas gua pake dua kamera Canon itu, keduanya hanya memberikan ISO dari 100, 200, 400, 800, 1600, 3200. Sementara kamera gua mulai dari 100, 150, 200, 250, 320, 400, 500, 640, 800, 1000, 1250, 1600, 2000, 2500, 3200, 5000, 6400. Liat dari ISO aja udah sebegitu beda, jauh lebih banyak kamera gua daripada kamera Canon punya temen gua. Gak perlu tanya masalah Shutter speed dan apperture, perbandingannya kayak gitu juga. Dan kemaren, karena dari bagian dokumentasi cuma gua doang yang pake Nikon, kali ini gua gak minder dengan hasil jepretan gua, malah temen-temen gua lebih banyak suka hasil jepretan gua yang pake Nikon D90 daripada temen gua yang pake Canon 700D. Nih hasilnya, cekidot.
Ini adalah hasil dari kamera gua






Ini adalah hasil dari kamera temen gua yang 700D






Gak heran fotografer profesional mostly pake Nikon. Tapi meski bagitu, apa iya seluruh jenis kamera Nikon itu mostly untuk prosumer?, Nggak kok, Nikon juga ngeluarin kamera untuk orang awam, Nikon juga ngeluarin Mirrorless, untuk kamera DSLR, Nikon juga keluarin kamera untuk orang awam yang simpel dan ringan diantaranya Nikon D3100, D3400, D5300 dan lainnya, rata-rata yang edisi 3000 dan 5000 itu untuk consumer, bukan prosumer.

Eits, pasti pada heran lagi "bukannya Nikon makin gede nomornya makin mahal dan makin rumit?", Ya, stigma lainnya adalah masyarakat sering mengatakan bahwa kalau Canon makin kecil angkanya, makin mahal dan makin bagus, sementara Nikon sebaliknya, itu gua harus bilang TIDAK BENAR. Gua kasih tau ya, Nikon D750 itu lebih mahal daripada D3500, kok bisa?, Gua harus bilang bahwa ketentuan nomor dalam Nikon itu tidak beraturan, mereka lebih fokus pada edisi dan kelas entrinya. Malah, kamera DSLR termahal Nikon saat ini adalah Nikon D5, angkanya sekecil, yap, Nikon tidak memfokuskan edisi pada angka, angka dalam Nikon tidak berpengaruh pada kualitas dan harga, Nikon memiliki klasifikasi sendiri dalam menentukan harga kameranya.

  • Kamera High end professional heavy duty camera, ini adalah kamera yang digunakan completely untuk kebutuhan profesional, dan mungkin hanya yang profesional saja yang ngerti pakenya. Dalam edisi ini, Nikon menggunakan angka 1, sehingga kamera pertama dalam edisi ini adalah Nikon D1 yang rilis pada tahun 1999, dan kamera terbarunya adalah Nikon D5 FX yang rilis pada tahun 2016. Nikon D5 sendiri rilis dengan harga >90 juta. 
  • Kamera High end prosumer but non-heavy duty kamera, ini adalah edisi kamera yang digunakan untuk profesional juga, namun bedanya dengan yang diatas, edisi ini tidak diperuntukan untuk heavy duty. Bisa dilihat pada gambar dibawah untuk kamera Nikon edisi ini. 
  • Kamera Midrange professional usage, edisi ini juga memberikan kamera yang dibutuhkan untuk penggunaan profesional, namun dengan harga yang lebih terjangkau, btw kamera gua, Nikon D90 ada di edisi ini, wajar lah dulu gua kebingungan pakenya. 
  • Nah Upper entry level, nah ini kita udah masuk ke edisi kamera yang diperuntukkan untuk konsumen awam. 
  • Entry level. ini juga khusus untuk orang awam, gua gak tau banyak perbedaanya ama yang diatas, tapi di edisi ini setau gua kameranya lebih ringan, ini adalah kamera 2 kamera edisi consumen
Itu adalah kamera-kamera Nikon yang sesuai dengan edisinya masing-masing, bener kan kalo Nikon itu tidak berkebalikan dengan Canon, Nikon tidak menggunakan angka sebagai patokan edisi, intinya Nikon itu lebih memberi leluasa kepada para fotografer, terutama yang profesional. 

Disini, gua gak bermaksud promosi, tapi gua lebih ingin meluruskan persepsi orang-orang aja terhadap Nikon, bagaimanapun ya in the end of the day, it's not about the gear, but it's about the skill, meski begitu tetap yang namanya profesionalisme pasti membutuhkan gear yang baik juga. Dan menurut gua, opini pribadi gua ya Nikon cukup tepat untuk kalian yang ingin mendalami, atau bahkan berprofesi sebagai fotografer. 

Rabu, 24 Oktober 2018

Poligami

Ini sebenarnya topiknya udah lama banget keangkat dan gua cukup telat juga ngasih pendapatnya tapi yaaaa gak ada salahnya untuk tulis disini. Jadi berawal dari video Vice Indonesia yang membahas masalah poligami di Indonesia (klik 📹 untuk lihat videonya), trus dibahas lagi oleh Gita Savitri, gua emang kadang nonton vlognya dia meski gak begitu sering, jadi dia meneruskan pembahasan dari video Vice Indonesia ( ini lagi videonya 📹 ). Nah di video vice ini memang mereka mengambil narasumber dari dua sisi yang pro dan yang kontra. Yah gua sebenarnya agak males untuk mengulang yang dikatakan Gita atau yang dari video vice jadi gua mulai based on my opinion aja, sekalian biar keliatan agak kreatip dikit. 

Jadi gua punya Alqur'an terjemahan yang ada membahas tentang Asbabun Nujum suatu ayat, dimana yang gua baca untuk ayat yang sering orang jadikan referensi itu ya Surat An-Nisa ayat 3 dimana dikatakan nikahi 2,3 atau 4. Jika kita baca tentang Asbabun Nujum dari ayat ini, dikatakan bahwa saat itu memang ayatnya turun pasca perang, dimana saat itu wanita janda sangat banyak namun mereka ditinggal Syahid oleh suaminya sehingga mereka tidak lagi memiliki tumpuan hidup, ataupun seseorang yang bisa bertanggung jawab atas hidup mereka. Akhirnya Rasulullah, dan para sahabat menganjurkan yang lain untuk menikahi setiap wanita-wanita ini agar mereka memiliki seseorang untuk menjadi tumpuan, namun Islam sendiri juga mengatur dengan ketat, dan memang poligami itu sudah ada far before Islam, dan karena Islam itu memperbaiki sifat jahiliyah kaum-kaum tersebut, maka Islam membatasi yang sebelumnya mungkin punya 10 atau 15 atau mungkin 20 istri, oleh Islam di batasi cukup maksimal 4 dan syaratnya pun sangat ketat. Dan dalam keadaan genting ini lah dimana banyak wanita yang sengsara karena ditinggal mati suami mereka di medan perang, maka poligami pun diterapkan namun tetap dalam batas yang sudah diatur oleh Islam dan alasan yang benar. 

Tapi kebanyakan orang sekarang memilih poligami justru lebih ke alasan seksual yang menurut gua sih not makes any sense gitu loh. Masa iya bersembunyi dibalik Agama untuk sesuatu yang lebih bersifat "self benefit". Ya intinya gitu lah yang gua tau, dan untuk opini prbadi gua sangat ANTI dengan yang namanya poligami, karena yaaa kalo lu liat di video Vice itu, gua lebih setuju dengan kata si Ibu yang pakar Islam itu dimana dia mempertegas bahwa Islam sebenarnya tidak menganjurkan poligami, apalagi sampe memposisikan poligami sebagai "Ibadah", itu lebih gak makes any sense sih, lebih gak masuk akal. Dan si Ibu ini juga memberikan ayatnya lagi dari Surat yang sama, jadi sebenarnya apa yang gua liat, dari sisi pandang yang gua lebih setuju, gua sih gak setuju dengan poligami. Memang Islam tidak melarang poligami tapi Islam tidak juga menganjurkan.


Jumat, 05 Oktober 2018

Kasus Ibu Ratna Sarumpaet

Ini beritanya masih fresh banget nih, jadi mumpung masih fresh langsung gua tulis aja. Jadi Ibu Ratna Sarumpaet ini baru saja membuat 3 kehebohan dalam waktu kurang dari seminggu. Bermula dari dirinya yang mengakui bahwa baru saja dianiaya sampai mukanya lebam-lebam, dimana dia mengatakan bahwa dirinya dianiaya oleh sekelompok orang. Hanya dalam hitungan hari tiba-tiba viral Ibu Ratna berbicara pada pers bahwa semua kasus tentang aniaya ini adalah kebohongan belaka. Dan barusan Ibu Ratna kepergok di bandara Soetta untuk pergi ke Cile. Semua kronologi itu terjadi hanya dalam waktu bahkan kurang dari 1 minggu yang menurut gua it's a complete shock, dan gua sendiri shocked banget ketika gua denger tentang pengakuan Ibu Ratna, dan barusan kaget lagi denger berita Ibu Ratna mau pergi ke Chile untuk menghadiri pertemuan seniman.

Jujur ya, gua gak tau sih apa yang ada dalam pikiran Ibu ini sampe segitunya membuat kehebohan. Tapi yang pasti menurut gua, berita ini betul-betul jadi pukulan keras untuk Bapak Prabowo. Karena gimana ya, yaa dia kan adalah pendukung hardcore Bapak Prabowo dan dia sangat vokal dalam mengkritik pemerintahan Bapak Jokowi, jadi yaaa dengan adanya isu ini menurut gua bisa menjatuhkan elektabilitas Bapak Prabowo. Karena ya tau aja, suporter hardcore dari dua kubu kan terus menerus menyerang satu sama lain, dan disini kita tau bahwa suporter hardcore Bapak Prabowo itu sangat sensitif dengan yang namanya hoax dan sering mengatakan bahwa suporter Bapak Jokowi ini sering menyebarkan hoax dan membesar-besarkan suatu isu. Nah dengan munculnya berita ini ya pastinya it's a tumbling moment karena sekarang ya suporter hardcore Jokowi jadi punya banyak celah untuk menyerang Prabowo. Intinya ya ini bisa menjatuhkan elektabilitas Bapak Prabowo.

Gua sih menganalisis dari Ibu Ratna ini mengapa dia menyebarkan berita hoax sedemikian rupa, menurut gua sih, karena Ibu Ratna ini sangat hardcore dalam mendukung Bapak Prabowo, yaaa menurut gua dia membuat hoax aniaya ini sebenarnya lebih ke counter attacking kepada suporter hardcore Bapak Jokowi. Karena memang suporter hardcore Bapak Prabowo ini lebih sering di relate ke masalah isu SARA, radikalisme dan tentunya kekerasan, apalagi mereka afiliasi dengan FPI yang kita tau dimata pendukung Jokowi itu udh jelek banget imagenya, dan juga sering di relate ke violence. Mungkin Bu Ratna ini ingin memanfaatkan lebam dimukanya itu untuk counter suporter Jokowi, macam gini, "hei, liat nih, gua dipukulin sampe lebam kayak gini, kalian bilang kita ini sering melakukan kekerasan, liat nih, gua dipukulin oleh orang yang sama dengan kalian, gua jadi korban kekerasan, jadi masih bilang kita ini violence ?", nah kemudian dia mendatangi fadli zon, Bapak Prabowo dll untuk mencuri simpati dan kemudian secara otomatis, pendukung hardcore Jokowi lah yang akan dituduh melakukan kekerasan tersebut oleh pendukung hardcore Prabowo. Tapi ya itu, kejadian anehnya adalah bagaimana Bu Ratna ini tidak ingin diperiksa polisi, dan cenderung menghindari polisi, dan perlahan-lahan lebamnya hilang, dan mulailah disitu terancam, bagaimana ini kelanjutannya ?. Well yaaa, akhirnya daripada nanti counter dari pendukung Jokowi malah menajam, akhirnya ya pilihan satu-satunya adalah meluruskan kejadian itu. Tapi menurut gua, untuk Prabowo ya itu kayak maju kena mundur kena. Karena kalo Bu Ratna tidak meluruskan, pasti suporter Jokowi bakal melakukan penyelidikan dan pasti itu akan ketahuan dan jadi pukulan untuk Prabowo karena terus menerus membela Bu Ratna, disisi lain ya pengakuan ini juga menjadi pukulan untuk Prabowo karena berarti dia sudah membela orang yang salah, dan akhirnya bisa jadi menurunkan elektabilitasnya.

Gua sih menghargai pengakuan Bu Ratna, karena memang hoax itu sangat sensitif, dan di zaman sekarang ini ya, sangat sulit memilah mana isu yang benar dan mana yang tidak. Dalam level internasional saja sudah sangat banyak hoax menyebar, apalagi level Indonesia. Intinya yaa untuk kita sebagai masyarakat awam, jangan pernah sekali menerima berita langsung percaya, ya harus di selidiki dulu kebenarannya dan barulah mempercayai berita itu. Itu lah mengapa gua pada postingan sebelumnya, tepatnya di postingan drama pilpres gua menekankan untuk memandang segala sesuatu dari berbagai sudut pandang, hal ini adalah contoh simpel yang bisa kita jadikan pelajaran, karena setiap sudut pandang yang berbeda itu bisa menjadi hubungan mutual, juga bisa menjadi tabrakan, dan dengan memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang juga bisa meningkatkan persepsi kita dan kemudian bisa membuat kita lebih mengerti dalam memilah sesuatu, dan nantinya bisa menambah kedewasaan dan lebih bijak dalam mengambil keputusan. 

Kamis, 27 September 2018

Alur Waktu dalam Conjuring Universe

Kemaren gua ngepost tentang film The Nun dan yaaa pada tau lah bahwa film ini merupakan bagian dari sequel film Conjuring, tapi pasti pada nanya kenapa gak ada label "Conjuring" meski ini merupakan bagian dari ceritanya ?, jawabannya adalah karena Annabelle dan The Nun bukan dibilang sequel melainkan spin off. Beda sequel dengan spin off adalah kalo sequel itu lebih kayak lanjutan cerita dari subjek cerita tersebut. Kita tau bahwa subjek dalam film Conjuring adalah perjalanan pasangan suami istri exorcist Ed Warren dan Lorraine Warren. Nah kalo lo liat di film Annabelle dan The Nun, kita melihat bagaimana subjek yang diceritakan bukanlah kedua pasutri ini, bahkan dalam ketiga film tersebut kita tidak melihat keterlibatan kedua pasutri tersebut sepanjang film, ini lah mengapa Annabelle 1, 2 dan the nun adalah spin off dari film the conjuring, meski begitu semuanya tetap dalam lingkaran the conjuring universe. 






Oke, kenapa gua memilih conjuring universe ?, alasannya karena seluruh film di dalam conjuring universe ini selalu dirilis pada tanggal atau hari yang tepat, dimana gua selalu ada waktu dan uang untuk pergi ke bioskop nonton film-film ini. Berbeda dengan Avengers Universe dan DC Universe yang dimana gua melewatkan penayangan beberapa filmnya di bioskop karena gua tidak punya kesempatan untuk menonton di bioskop untuk beberapa filmnya kayak Avengers Infinity War, atau kalau dari DC yang Justice League, gua gak sempet nonton di bioskop akhirnya yaaa untuk nonton gua nunggu ketersediaan streaming di internet, untuk film-film di conjuring universe, gua tidak pernah melewatkan satupun penayangan film-film ini di bioskop, mulai dari the conjuring yang pertama dimana waktu itu gua masih di pesantren malahan, sampe the nun kemaren, gua selalu ada kesempatan dan uang untuk menonton film-film ini. Beberapa film dalam avengers universe, DC, X-men, The Hunger Games, Insidious dll juga pernah gua tonton di bioskop, namun tidak semua film mereka gua tonton di bioskop, hanya conjuring saja yang semuanya gua tonton di bioskop. Makanya gua memutuskan untuk membuat review timeline dari film-film conjuring universe ini. 

Karena ini adalah review timeline, jadi gua menekankan SPOILER ALERT untuk kalian yang belom nonton. 
  • 1863 : Bathseba, wanita yang dituduh penyihir oleh warga membunuh anaknya sendiri untuk tumbal iblis dan kemudian dia bunuh diri, kemudian menaruh kutukan pada rumahnya (film conjuring 1)
  • 1946 : Samuel Mullins dan istrinya Esther kehilangan anak mereka, Annabelle dalam sebuah kecelakaan dijalan raya (annabelle creation)
  • 1949 : kedua pasutri Samuel dan Esther mengira bahwa ruh anak mereka akan mengunjungi mereka, hanya jika mereka setuju untuk mengizinkan setuju untuk membiarkan ruh annabelle masuk kedalam boneka kayu mereka sebagai media, sampai mereka sadar bahwa itu bukanlah ruh annabelle melainkan setan, yang kemudian menyerang sang istri, Esther. Kemudian mereka menaruh boneka tersebut dalam ruangan yang dulunya kamar annabelle dimana ruangan tersebut penuh dengan lembaran alkitab Kristen. (annabelle creation)
  • 1952 : Bapak Burke dan Suster Irene pergi ke Romania untuk menyelidiki kematian seorang suster bernama Victoria yang kematiannya merupakan bunuh diri, disinilah diketahui darimana Valak berasal dan siapa yang membiarkannya keluar. Harus diketahui bahwa Valak tidak sepenuhnya kembali ke neraka. Valak bersembunyi dalam tubuh pemuda bernama Maurice yang membantu Bapak Burke dan Sister Irene dalam investigasi di Monastri Romania. Diketahui bahwa Maurice kesurupan setan Valak dan dimana Ed dan Lorraine membantu exorcism Maurice, teori gua disini adalah setan Valak  yang mungkin setelah keluar dari tubuh Maurice kemudia mencari cara untuk meneror Ed dan Lorraine.  (The Nun)
  • 1958 : Pasutri Mullins membuka pintu rumah mereka untuk menampung anak-anak yatim piatu dirumah mereka, disinilah seluruh teror annabelle bermula setelah setannya dikurung dalam ruangan penuh lembaran alkitab. Disini pula diketahui bahwa annabelle dalam film annabelle 1 yang membunuh orang tuanya sendiri ternyata adalah Janice. Janice yang tubuhnya sudah sepenuhnya dikuasai setan kemudian mengubah identitas dirinya sebagai Annabelle dan diasuh pada sebuah panti asuhan dimana dia kemudian diadopsi oleh pasutri bernama Higgins, dengan ini identitas barunya adalah Annabelle Higins. (Annabelle Creation)
  • 1970 : Annabelle Higins yang tubuhnya selama ini ternyata dirasuki setan membunuh orang tua adopsinya dan dalam upaya membunuh tetangganya, dia tewas tertembak polisi dan setan dalam tubuh dia kembali masuk dalam boneka kayu annabelle milik pasutri Mia Form dan John Form. Ini mengembalikan teror annabelle pada pasutri Form. (Annabelle)
  • 1971 : Teror annabelle berlanjut pada 3 mahasiswa yang diketahui ternyata pemilik boneka annabelle setelah keluarga Form, boneka tersebut ternyata dibeli oleh Tante salah satu dari 3 mahasiswa tersebut,  kemudian mereka menghubungi Ed dan Lorraine Warren, inilah yang mengakhiri perjalanan boneka Annabelle yang kemudian jatuh ke tangan pasutri Warren. Beberapa bulan kemudian ditahun yang sama, Warren membantu keluarga Perron yang diteror oleh setan Bathseba karena mereka adalah penghuni rumah yang dulunya merupakan rumah Bathseba. (The Conjuring)
  • 1977 : Ed dan Lorraine pergi ke London untuk membantu keluarga Hodgeson yang diganggu oleh setan Valak yang ternyata menggunakan Janet untuk menarget Ed dan Lorraine. Meskipun awalnya tidak percaya akan teror ini, namun akhirnya diketahui bahwa teror tersebut ada dan penyebab dari teror ini adalah Valak yang kemudian berhasil diusir oleh Lorraine menggunakan namanya, karena emang menurut ajaran Katholik, setan itu bisa diusir kalau kita tahu namanya dan menyebutkan nama setannya. (The Conjuring 2)
Dari timeline yang udah gua tuliskan, kesimpulan gua secara keseluruhan, urutan film yang sesuai dengan timeline adalah The Nun, Annabelle Creation, Annabelle, The Conjuring, The Conjuring 2. Dari yang gua baca di wikipedia, James Wan, produser film conjuring universe mengatakan bahwa 2 film dalam conjuring universe, The Conjuring 3 dan The Crooked Man sedang dalam pengembangan untuk menjadi film. Gua gak tau sih kali ini apa lagi yang akan diceritakan karena menurut gua, secara total keseluruhan kelima film ini sudah cukup kompleks dan sudah sempurna menceritakan cerita secara menyeluruh, dan gua gak nyangka ternyata salah satu objek di film The Conjuring 2, The Crooked Man juga akan dibuat asal muasalnya. Prediksi gua The Conjuring 3 lebih menceritakan awal mula pasutri Ed dan Lorraine menjadi Exorcist. Yaa kita liat aja, semoga rilisnya pada waktu yang tepat, jadi gua bisa kembali nonton di bioskop lagi. 

Senin, 10 September 2018

Berkepala dua

Happy birthday Alan

Ya, hari ini adalah ulang tahun gua, dan gua sekarang sudah berusia 20 tahun, sudah genap gua berkepala dua. Bagi gua, ultah kali ini sangat spesial, kenapa???, bukan karena perayaannya, malah sebenarnya gak ada perayaan. Ya, gua memutuskan untuk tidak kasih tau temen-temen gua tgl ultah gua, anehnya mereka udah baca blog gua tapi masih gak ngeh, baguslah. Ya, intinya bukan karena perayaan, tapi karena angka 20 itu. Pasti pernah lah denger kata-kata "life begin at 40", atau artinya hidup mulai pada usia 40 tahun. Well, trus apa kaitannya sama ultah gua sekarang ???, ya berarti gua sudah setengah perjalanan untuk memulai hidup. Jujur aja, gua selama 20 tahun hidup gua, banyak hal-hal yang gua sia-siakan, banyak waktu yang gua sia-siakan, dan Alhamdulillah gua menyadari itu di usia 20 tahun. Bagi gua, sekarang adalah saatnya untuk mempersiapkan segalanya yang gua butuhkan pada saat nanti diusia 40 tahun, dan ini adalah reminder untuk gua agar gua tidak lagi membuang waktu untuk 20 tahun mendatang, karena waktu tidak bisa diputar. 

Alasan lainnya kenapa ultah kali ini spesial adalah karena ultah gua bertepatan dengan tahun baru Hijriah 1440. Tuh, liat 2 angka terakhir, 40!!, bagi gua, Allah secara langsung mengingatkan gua kalau gua tidak boleh lagi membuang-buang waktu 20 tahun lagi, dan juga bukan dari segi duniawi saja, tapi juga persiapan untuk nanti di Akhirat. Bagi gua, di usia 20 tahun ini gua harus lebih banyak berkembang daripada sebelumnya, dalam artian gua harus lebih dewasa, gua harus lebih tepat dalam mengambil keputusan, selain itu juga gua harus mulai mempersiapkan visi gua kedepannya, gimana nanti gua menikah, punya anak, yang paling dekat ya apa yang akan gua lakukan setelah lulus kuliah, intinya gua harus udah mempunyai visi itu yang dimana itu adalah persiapan untuk gua memulai hidup nanti di usia 40. 

Intinya, ini adalah moment langka dan tidak banyak orang seberuntung gua dan gua sangat bersyukur atas semua itu

Happy Birthday myself dan Selamat tahun baru Hijriah 1440.

Kamis, 06 September 2018

Nonton The Nun

Woahahah, kemaren jadi gua nonton film The Nun bareng temen gua, si Wildan, dan dia nyuruh gua beli via Tix-ID karena ada promo buy 1 get 1. Sumpah itu repot banget, gua kudu download app-nya dulu, blom lagi ngisi dananya kudu pake debit, gua isi lah gocap. Trus udah keisi, belilah, dan seperti promo, buy 1 get 1, berarti hanya dengan 35K udah dapet 2 tiket dong, ternyata dari 35K itu di diskon lagi 20K jadi total bayar untuk 2 tiket cuma 15K !!!, emang kalo rejeki mah gak kemana-mana. 

Kita nonton yang jam 8.40 malam, di mall Park 23 Kuta, Bali. Selesai sekitar jam 10.40an, dan balik nyampe kosan jam 11an, dan FYI, gua gak punya masalah tidur, dan karena emang film horror gak mempan sama gua. 

 

Selasa, 28 Agustus 2018

Asian Games berakhir dan perjalanan menuju Tokyo 2020

Dengan selesainya final Asian Games Badminton, maka sudah selesai rangkaian hari gua pergi ke GBK untuk nonton. Actually gua kecewa dengan hari terakhir karena gua gak dapet tiket dan itu mengecewakan banget dan gua juga gondok banget karena gak dapet tiket, padahal kursi masih banyak yang kosong, padahal kata si ketua INASGOC, kursi kosong itu di reserve buat ofisial, pejabat, perwakilan negara dll yang sejenisnya, jadi pikiran gua kursi kosong itu dibawah, ternyata nggak cuy, atas, kursi atas kosong, kan aneh. Jadi gua tuh pergi ke Istora untuk nonton bulutangkis itu seumur hidup ya ini yang kedua, pas yang pertama itu tahun 2008 pas Thomas Uber cup waktu itu di Indonesia yang which is pertama kalinya gua nonton bulutangkis secara langsung, nonton langsung waktu itu masih zamannya Taufik Hidayat, Simon Santoso, Sony Dwi Kuncoro, trus masih ada Markis Kido, Candra Wijaya, trus dari perempuannya waktu itu Greysia Polii masih junior dan dia waktu itu ngebadut gitu, gua masih inget, pake semacam topi aneh gitu, trus juga masih ada Liliyana Natsir, trus ada yang berhasil meraih perunggu di olimpiade Beijing tahun itu juga, Maria Kristin, ada lagi Pia Zebaidah, Firdasari dll. 

Dan dengan gak dapetnya gua tiket final tanggal 28 Agustus, gua dapet tiket cuma ampe tanggal 27 Agustus, which is gua cuma bisa nonton ganda putri final dimana itu China ketemu Jepang dan Ganda campuran dimana China ketemu Hongkong dan didua sektor ini, Indonesia sama-sama sampai ke medali perunggu aja yang berarti most interesting pointnya cuma di bagian pengalungan aja. Dan ternyata di dua sektor ini, China dua-duanya yang menang yang which is seolah kayak flashback 10 tahun lalu dimana waktu itu China menang keduanya, Thomas dan Uber cup dan dengan China menang dua cup itu, gua mendengar lagu kebangsaan China diputar dua kali dan itu persis kayak kemaren dimana China menang dua sektor ini yang which is gua mendengar lagi lagu kebangsaan mereka dua kali juga :(
Gua masih inget kok dulu di Uber cup Indonesia berhasil jadi runner up sementara di Thomas cup Indonesia cuma sampe semifinal doang. Padahal tujuan gua nonton Asian Games secara langsung ini adalah karena ingin mendengar lagu Indonesia raya berkumandang secara langsung dan gua ingin menyaksikan secara langsung, bukan dari TV ataupun videotron yang ada di GBK, gua pengen melihat secara langsung di dalam Istora, apalagi Indonesia kemaren udah ngamanin emas dan perak di ganda putra :"(
Yah mungkin masih blom takdirnya gua, mungkin gua waktu itu terlalu menyepelekan dan menganggap mendapat tiket final itu mudah, ternyata nggak, dan gua sampe sekarang masih kecewa karena gak nonton final secara langsung melainkan dari TV doang. Dan atas kekecewaan gua ini, gua akan bertekad untuk mengumpulkan uang selama dua tahun ini, gua akan pergi ke olimpiade Tokyo tahun 2020. Semua itu karena gua ingin melihat bendera Indonesia ditempatkan pada posisi tertinggi, selain itu juga gua ingin mendengar lagu Indonesia berkumandang secara langsung. Gua yakin kok olimpiade 2020 nanti Indonesia akan ada bawa emas dari Badminton minimal 1. 

Untuk semua pemain yang saat ini aktif dalam badminton, Jonatan Christie, Anthony Ginting, Marcus Gideon, Kevin Sanjaya, Della Destiara, Rizki Amelia, Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani, Apriyani Rahayu, semoga Allah memberi saya rizki, umur dan kesempatan untuk bisa melihat kalian semua nanti di Tokyo, semoga saya nanti bisa mengibarkan bendera Indonesia nanti di Tokyo tahun 2020. 

Sabtu, 25 Agustus 2018

Ngomongin On*ni dan Privasi

Pasti pada shock gitu dengan judulnya, apa sih maksudnya???, well gua nulis ini aja setelah berminggu-minggu berpikir dan konsultasi juga ke cewe gua, ini kudu ditulis apa nggak ya???, dan dia bilang hal sesensitiv apapun, kalo itu penting yaa harus lo omongin, makanya gua memutuskan, oke, gua akan tulis pendapat gua mengenai hal ini di blog.

Lu pada sering gak sih misalnya kayak, ditanyain temen gitu "eh, lu c*li berapa kali seminggu???", atau nanyain pertanyaan kayak gitu sama temen lu. Kalo gua, well, sebenarnya tiap kali gua masuk lingkungan baru, tempat baru, ketemu temen baru, gua itu SELALU ditanyain kayak gitu. Gua pastinya gak menjawab pertanyaan itu, karena bagi gua itu pertanyaan yang gak pantes banget untuk diomongin meskipun ke temen sendiri. Gua bingung ya anak muda jaman now tuh parah banget sih bahkan dari sisi moral, dan hal-hal kayak gini tuh emang sebenernya menyangkut ke moral, hal-hal pribadi itu menurut gua gak pantes banget kalo di omongin ke orang-orang meskipun itu adalah orang terdekat elu. Tapi gua kaget banget pas temen-temen gua ngomongin hal kayak gini dan bahkan beberapa dari mereka dengan mudahnya mengumbar hal pribadi dia ini, dengan santai dia bilang "gua biasanya c*li dua kali sehari", bahkan temen gua waktu itu sampe nyuruh gua nunggu diluar kamar kos dia (waktu itu gua main ke kos dia) hanya karena dia pengen c*li. Sumpah itu gua langsung mikir "buset, ni anak", entah dia sebegitu pedenya, ampe gua disuruh jangan masuk dulu karena dia pengen gitu. 

Menurut gua hal itutuh terlalu pribadi untuk dibicarakan, ya gak peduli mau sering atau jarang atau bahkan gak pernah sama sekali, hal itu tuh bagi gua jangan pernah diumbar atau diomongin, ngomong "pernah" atau "gak pernah" aja menurut gua gak pantas, nanyain "pernah c*li gak???" juga bukan pertanyaan yang pantas, intinya menanyakan atau menjawab bahkan mengumbar-umbar sendiri, ngomongin ke orang lain itutuh gak pantas banget, tapi gua kaget banget dengan gimana sebagian besar temen-temen gua ngomongin hal kayak gitu dengan santainya bahkan ada yang membanggakan kalau lu pernah melakukan itu, itu sih menurut gua merupakan kemerosotan moral. Makanya gua tuh paling gak mau temenan dengan orang yang gak menghargai privasi gua, mau tau privasi gua, gua punya temen yang sampe sekarang, yaaah udah setahun lebih lah gak ngomong sama dia, karena dia selalu pengen tau privasi gua, terakhir ya itu, dia maksain buka-buka semua yang ada di hape gua terutama yang bersifat sangat privasi, tapi dia malah maksain bahkan sampe ngerebut hape gua dari tangan gua demi pengen tau, akhirnya gua putusin gak kontak dia lagi, bahkan di sosmed semua udah gua blok dia. Intinya gua gak mau lagi berhubungan sama dia.

Buat yang berpikir gua lebay atau terlalu berlebihan, well, ini sebenarnya bagian dari prinsip hidup gua, dan gua tuh selalu berusaha untuk hidup dengan moral. Emang gua bukan manusia yang sempurna, baik atau bijak, tapi emang salah untuk berusaha menjadi manusia yang baik???, dan gua jujur prihatin banget dengan yaaa terutaman hal-hal kayak gini, jujur gua prihatin banget, kita menilai budaya masyarakat barat yang terlalu banyak maksiat dan kehilangan moral, padahal secara tak kasat mata, kita juga sama-sama kehilangan moral. Dan hal kayak gini tuh adalah contoh bukti gimana kita juga mengalami kemerosotan.

Jaman dulu kita sering dapet cerita mungkin dari ibu kita, atau bapak, atau nenek, kakek, tante dll yang istilahnya punya namanya buku "Diary". Nah, jaman dulu orang tuh kalo ada gundah, keluh kesah dan gak ada orang curhat, pasti semua ditumpahkan dalam buku harian atau "diary" itu. Tapi kalo sekarang, orang tuh menumpahkan semuanya ke sosmed, yang which is bener-bener mereka tuh udah gak punya lagi yang namanya "privasi". Bagi gua, yang namanya privasi itu adalah hal dalam pribadi yang dimana hanya Tuhan dan kita doang yang tau dan dimana orang lain gak boleh tau. Asal lo tau, dari dulu bokap nyokap gua selalu ngajarin gua buat menjaga privasi kita sendiri dan menghargai privasi orang lain, makanya lo kalo nemu buku harian orang, lo jangan sekali-kali baca, bagaimanapun, itu adalah privasi si penulis. Cuma ya itu, dengan adanya teknologi, orang-orang itu makin gak kenal dengan yang namanya privasi. Privasi itu bukan hanya cakupan yang tadi gua omongin tentang hal di judul, tapi juga mencakup hal-hal lain. Dan gua memandang blog ini lebih kesalah satu sosial media yang gua punya, dan kalo lo liat gua kayak kemaren ngepost jalan-jalan atau kegiatan apalah, yaaa itu gua menganggap yang gua posting itu sama kayak gua post di IG atau twitter gitu, tapi gua gak pernah yang namanya post lagi galau, kesel, gundah, abis diputusin, ada masalah, apalagi sampe menyangkut hal yang dijudul, itu gak akan gua post. Intinya sih gua prihatin dengan orang zaman sekarang yang udah gak lagi mengenal yang namanya privasi dan hal yang ada dijudul itu adalah menurut gua adalah paling klimax yang dimana bagi gua ya itu adalah bukti kalo orang udah gak tau lagi dengan yang namanya privasi. 

Jumat, 24 Agustus 2018

Jalan-jalan ke Taman Mini

Huah, kemaren adalah hari yang cukup melelahkan buat gua, jadi kemaren gua diajakin temen gua, Hilmy ke Taman Mini. Gua kesana naik mobil dia, dan sebenernya gak langsung kesana, jadi dia jemput lagi nih temennya si Melly, dan dia bawa adeknya yang masih kecil. Pas nyampe disana ketemu lagi ama salah satu temen, si Azis, akhirnya berlima kita jalan-jalan di Taman mini. 










Udahannya, kita diajakin makan ke rumahnya si Azis yang dimana Azis ini pas nyampe cuma di marahin sama Mamanya, wkwkwk, selesai disitu udahlah, drop si Melly sama adeknya di rumahnya di Lenteng Agung, baru abis itu caw balik. Tapi ternyata kena sial pas masuk tol Cikampek, anjir macet!!!, dan macetnya tuh gak gerak sama sekali dan itu berlangsung sampe 1 jam dan itu udah hampir jam 12 malem, kampret kan, nyampe-nyampe tewaslah gua 😑

Kamis, 23 Agustus 2018

Aspek teknis dalam fotografi

Oke, tentang fotografi, seperti yang gua janjikan sebelumnya, gua akan ngomongin tentang teknis dalam fotografi dimana dalam teknis ini, yang gua omongin bukanlah gimana mengambil gambar yang bagus, angel yang tepat atau lainnya, yang gua omongin disini lebih teknis yang ada di kamera DSLR. Banyak orang berfikir fotografer selalu memakai kamera DSLR untuk hasil yang lebih bagus dan maksimal. Hal itu bener kok, bener banget, tapi ada alasan yang lebih dari itu, karena kalau hanya sekedar bagus-bagusan foto, yaaa jujur lewat HP juga bisa, tapi dalam hal ini ya karena kemampuan kamera DSLR itu lebih banyak dari yang lo kira dan bukan hanya hasil yang lebih bagus dan tajam, banyak alasan yang lebih dari itu

Oke, dari kameranya sendiri, seperti yang gua bilang sebelumnya, gua pake kamera Nikon D90 yang usianya udah 8 tahun. Ini kamera memang pemberian bokap gua, kalo gua beli DSLR baru yaaa dompet gua kudu dikasih makan dan jangan banyak e'e sampe minimal 2 tahun kedepan. Jadi selain kamera, gua juga dikasih bekal 3 lensa. 

1. Lensa dibawah ini adalah lensa standar 18-55mm, karena kemampuan zoom lensa ini cuma 55mm, maka lensa ini mostly dipake buat foto landscape


2. Lensa kedua adalah lensa fix 50mm, lensa ini memiliki fungsi untuk mengambil gambar dengan jarak objek yang lebih dekat dan mostly biasanya juga dipake untuk foto bokeh dan foto makrotik, FYI, lensa ini gak memiliki zoom. 


3. Lensa Tele 70-300mm, lensa ini dipakai untuk memotret objek yang jauh, nah kemaren di Asian games, foto-foto yang lo liat di postingan gua tentang Asian games itu diambil dengan lensa ini. 


Oke, tadi tentang lensa fix, orang pasti bingung, ngapain dibikin lensa kalo gak bisa dizoom???, eits, tunggu dulu, justru memang pointnya adalah lensa ini dimaksudkan untuk memberikan hasil foto yang lebih tajam, terutama untuk jenis foto bokeh dan macro. Selain itu, karena gak memiliki kemampuan zoom, lensa ini memiliki apperture bisa sampai 1,8. 

Nah inilah point teknisnya, yaitu apperture, ISO dan shutter speed. Minimal seorang fotografer harus kenal 3 point teknis ini. 

  • Dimulai dari apperture, apperture itu adalah semacam diafragma dalam lensa yang bentuknya segi 5 dan bisa melebar ataupun menyempit. Kalo gua menggunakan metode untuk memahaminya seperti ini, anggap seluruh cahaya disekitar lo itu air, nah apperture ini adalah semacam selangnya gitu loh, jadi makin gede terbuka, makin deras dan banyak airnya mengalir dan semakin kecil terbuka, airnya mengalir makin sedikit. Yaa gitulah intinya. Nah tapi lo harus tau, besar kecilnya apperture itu berbanding terbalik, jadi makin kecil angkanya, makin gede apperture terbuka dan makin gede angkanya, makin kecil apperture itu terbuka. Nah dalam kamera, apperture itu selalu diawali dengan F, jadi umpama F3.5, berarti apperturenya 3,5. Nah, apperture itu tergantung lensa, jadi untuk lensa standar dan lensa tele gua, apperture terendah adalah 4 dan kalo lo zoom, maka apperture makin menutup dimana kalo maximum zoom, apperture terendah adalah 5,6. Untuk lensa fix karena gak ada zoom, apperture terendah adalah 1,8. Ingat!!, apperture itu berbanding terbalik. 
  • Yang kedua adalah ISO, ISO ini adalah sensitivitas sensor yang ada di dalam bodi kamera terhadap cahaya, dan ISO itu berbanding lurus, jadi makin kecil ISO-nya, makin sedikit sensor menangkap cahaya yang masuk. Untuk kamera gua, ISO terendah adalah 200 dan yang tertinggi adalah 3200, nah lo harus tau bahwa kamera-kamera yang lebih baru umumnya memiliki ISO sampai 25000
  • Shutter speed tentu saja adalah kecepatan kamera dalam mengambil frame pada objek yang akan difoto. Shutter speed itu satuannya adalah 1/detik, jadi misalnya kecepatan 1/800, jadi dia mampu mengambil gambar dalam waktu 0.08 detik. Nah kalo lo liat di kamera, umumnya mereka langsung tunjukin 800-nya, bukan 0.08 detik atau 1/800 gitu, jadi angka yang ditunjukkan kamera itu berbanding lurus, jadi makin kecil angkanya yaa makin pelan shutter speed-nya tapi makin besar angkanya ya makin cepat. Di kamera gua, shutter speed tertinggi adalah 4000 atau 1/4000 detik atau 0.004 detik. Nah, shutter speed itu kalo dihubungkan dengan apperture, kan tadi gua mengandaikan apperture itu selangnya, nah shutter speed itu gerbang diujung selangnya gitu. Jadi makin cepat shutter speed-nya, makin sedikit cahaya yang masuk dan makin lambat shutter speed maka makin banyak cahaya yang masuk.  
Nah dari 3 point diatas yang udah gua jelasin, intinya adalah gimana ketiga point tadi menentukan kamera dalam menerima kadar cahaya yang masuk kedalam kamera, dan asal lo tau, kalo pake hp, dan lo mengambil foto di tempat yang minim cahaya, lo akan butuh blitz. Kalo kamera DSLR, sekalipun ada blitz, tapi sebenarnya tanpa blitz, lo bisa foto ditempat minim cahaya dan bahkan lo bisa membuat foto lo itu nampak cerah daripada keadaan aslinya, tinggal atur aja ISO, apperture dan shutter speed-nya. Gua akan memberikan contohnya. 



Nah, foto diatas itu diambil pake HP gua, dan lo liat sendiri gimana disitu sangat minim cahaya dan kalo lo taro di mode auto, blitz akan menyala. Nah inilah kalau diambil dengan kamera DSLR

(SS : 100, F4, ISO: 4) 

(SS: 50, F4, ISO: 400) 

(SS: 50, F2, ISO: 400) 

(SS: 50, F2, ISO: 800) 

(SS: 50, F1.8, ISO: 800) 

(SS: 25, F1.8, ISO: 800) 

 (SS: 25, F1.8, ISO: 1600)

(SS: 15, F1.8, ISO: 1600) 

(SS: 15, F1.8, ISO: 2500)

Nah, dari gambar diatas beserta keterangannya, lo bisa liat gimana gambar yang awalnya lebih gelap dari yang HP jadi bahkan jauh lebih terang seolah-olah ruangannya terang banget, padahal aslinya cuma tinggal atur ISO, apperture dan Shutter Speed aja, lo bisa liat keterangannya dibawah setiap gambar. Oke, sekian, tar gua bakal update lagi tentang fotografi. 

Rabu, 22 Agustus 2018

Pengalaman Pesantren

Oke, jadi dalam moment Idul Adha ini, gua akan ngomongin tentang pengalaman pas dulu gua pesantren. Kalo lo liat bio gua, pasti bingung karena SD di Bekasi, SMP di Bogor, trus SMA Bekasi lagi, yap, itu karena pas SMP dulu gua di Pesantren. Sebenarnya 66% masa SMA gua juga di Pesantren, gua SMA di Pesantren tapi cuma ampe kelas 11 aja, kelas 12 gua udah gak Pesantren lagi. Nah, Pesantren itu adalah tradisi keluarga gua, keluarga gua itu emang Kakek gua itu dulu termasuk petinggi NU dan dari Buyut, Eyang, Kakek, Nyokap gua semuanya itu pernah Pesantren. Intinya pesantren itu adalah tradisi keluarga gua yang udah turun temurun dan kalo bisa terus dijaga. Well, i'm going to say that probably i will be the first one to break that tradition. Kenapa???, nanti jawabannya, intinya gua kasih tau dulu masa-masa gua di pesantren. 

Jadi gua itu masuk pesantren tahun 2010 dengan keadaan yang bener-bener polos, dungu, rentan kena bully intinya. Terus di sekolah itu, which is satu lembaga dengan Pesantren, oiya, jadi sekolahnya itu beda dengan Pesantren tapi masih dalam satu atap dan lembaga, jadi yang sekolah disitu gak semuanya pesantren  tapi yang pesantren udah pasti sekolahnya disitu. Nah, gua ini, perjalanan gua di pesantren itu gak kayak yang orang kira dimana mungkin gua akan lebih banyak nunduknya, trus lebih jaga kata-kata, well awal-awal gua pesantren kayak gitu, gua ngomong gak kayak gini, pas gua kelas 7 tuh sampe dapet julukan si baku karena kata-kata gua baku semua, gua ngomong tuh pake "aku kamu", trus gitulah, dan mayoritas pada ngomong "gua elu" gitu, which for me juga out of expectation. Jujur, kehidupan di pesantren itu, dari yang gua alami juga banyak banget dramanya, intinya banyak orang yang bersifat dramatis dan jujur gua agak gak nyaman meskipun gua sendiri kalo lagi baper entah masalah cewe atau masalah pribadi juga pernah dramatis.

Selama di pesantren, banyak hal terutama tentang Islam yang bener-bener membuka wawasan gua, gua akhirnya tau Wahhabi, tau Sunni, Shiah, Ahmadiyah, trus juga tau Imam-Imam Hadits, kitab-kitab dan masih banyak lagi yang gua dapet semasa gua di pesantren yang which for me it's good for spiritual and my relation to Allah. Gua juga mulai berkembang kemampuan Tajwid gua, kemampuan Bahasa Arab, baca kitab gundul (kitab yang gak ada harokatnya), trus baca tulisan Arab Melayu yang juga gak mudah untuk dibaca itu udah gua lewatin semua. Intinya hal-hal yang berkaitan dengan Islam.

Nah, gua keluar tuh pas kelas 11, dan itu bener-bener udah titiknya dimana gua ngerasa, gua udah gak betah lagi dipesantren dan dari situ gua ngerasa, banyak hal yang bisa gua dapat diluar pesantren. Selain itu dari pola pergaulan gua, temen-temen gua bener-bener mempengaruhi psikologi gua di pesantren yang bikin gua makin haus dengan dunia luar, karena ya lo bayangin aja, lo 24 jam dengan orang yang sama, melihat orang itu lagi, itu lagi selama bertahun-tahun dan ditambah gimana konsepsi mereka dengan kata "solidaritas" yang menurut gua sering dramatis dan gua ngerasa, gua gak bisa lagi, dan saat itu gua keluar dengan pemikiran yang sempit, serta gua juga punya konflik sendiri dengan wali kelas gua. Dan kalo lo tau gimana keadaan gua ketika gua mendekati waktu untuk keluar dari Pesantren, gua tuh bener-bener dalam titik terendah yang pernah gua alami dalam hidup gua. Gua tuh sampe pernah, kabur dari Pesantren, dalam keadaan gak punya uang sama sekali, gua sampe numpang tidur di warnet, dan gua nekat ngelakuin itu karena memang gua udah jenuh banget, dan itu adalah moment gua dimana gua tuh udah mencapai titik dimana gua udah gak bisa tahan lagi dan itu sebabnya gua memutuskan untuk pindah setelah 5 tahun di Pesantren. Ada masanya dimana gua tuh bener-bener betah sampe gak mau pulang tapi itu mostly pas gua SMP. Pas SMA, gua tuh bener-bener berbalik, dan gua bener-bener yaa itu yang udah gua jelasin tadi, sampai gua menemui titik terendah dalam hidup gua.

Setelah gua keluar, rasanya tuh kayak, gua menemukan banyak dari diri gua yang hilang, gua bukan hanya ngerasa lega, bebas dll. gua ngerasa, sebagai seorang remaja, gua bisa menuntun diri gua mencari apa yang gua inginkan dalam hidup dan dari situlah gua mulai merasa, banyak hal yang penting untuk hidup gua tapi gua lewatkan dan gua sia-siakan hanya karena masuk pesantren. Lalu ketika gua keluar juga, persepsi dalam diri gua mulai berubah, pemikiran gua juga lebih meluas dan gua merasa "kenapa yang kayak gini gak dari dulu". Asal lo tau, gua ini pemain badminton, gua tuh dulu pas SD ekskul badminton, terus sempet masuk klub juga meski setahun doang, dan semua hilang saat gua masuk pesantren, dan jujur, setelah keluar aja, gua masih belom lagi megang raket. Gua megang raket lagi saat gua kuliah, dan itu tahun 2017, gua berhenti megang raket tahun 2010 dan megang lagi tahun 2017 dan lo bayangin aja selama 7 tahun gua lewatkan keterampilan ini. Pas gua main badminton lagi, jujur, rasanya tuh kayak, gimana ya, gua tuh kayak yang paling terbelakang, paling gak bisa, paling gak bisa main karena 7 tahun tuh gua kayak mati dari badminton, gua gak megang raket selama 7 tahun, padahal 7 tahun mungkin gua bisa ada di pelatnas cipayung, mungkin gua masuk tim Indonesia di Asian Games. Tapi ya itu, itulah penyesalan gua masuk pesantren. Banyak hal penting untuk diri gua yang gua lewatkan, dan itulah yang gua sesalkan, yaaa in the end of the day, yaa tetep itu ada di tangan gua, tetep gua salah, kenapa gak memanfaatkan libur untuk latihan badminton???, kenapa selama di pesantren gak latihan sendiri atau panggil pelatih pribadi?? (di pesantren boleh bawa pelatih pribadi hanya pas hari Sabtu dan Minggu), ya gua akui itu kesalahan gua dan karena itu lah, gua gak akan memasukkan anak gua ke pesantren, bukan karena badmintonnya, tapi lebih ke pengembangan dirinya, dan bukan hanya badminton doang hal yang gua sia-siakan, masih banya lagi dan gua takut anak gua mengikuti langkah gua, gua gak mau anak gua ngikutin gua, dan karena itulah, gua harus pantau langsung anak gua, gua harus liat langsung perkembangan dia dan itulah kenapa gua gak akan memasukkan anak gua nanti ke pesantren, dan itu lah yang gua maksud kenapa gua akan yang jadi pertama mematahkan tradisi keluarga gua untuk memasukkan anak ke pesantren.

Tadi gua ada bilang kalo pas SMP gua lagi betah-betahnya, iya, SMP gua masih betah di pesantren, yang which is gua kalo nginget lagi gua sampe sekarang gak tau apa alasannya tapi yang gua rasakan adalah gua betah di pesantren. Tapi semua berubah pas SMA, dan kalo diliat dari faktor psikologis ya lebih gimana gua menghadapi fase pubertas gua sebagai remaja yaaa, dan juga yaaa fakor-faktor tadi yang udah gua sebutkan diatas. Mungkin kalo lo menyimpulkan yaaa gua ini menyesal masuk pesantren tapi in the end of the day, ya gak ada gunanya juga lo menyesali masa lalu lo, dan untung gua juga udah menyadari hal ini di usia gua yang masih terhitung muda dan banyak hal yang masih bisa gua perbaiki dan gua akan memanfaatkannya.

Dari tulisan diatas mungkin lo ngerasa kayak gua nih mempromosikan anti-pesantren, which sebenarnya nggak, bagi gua pesantren itu cocok-cocokan sama anaknya aja, kalo dia cocok di pesantren yaaa dia bakal berhasil disana tapi kalo gua ya jujur, gua gak cocok masuk pesantren, banyak juga kok temen-temen gua yang berhasil bertahan dari awal pesantren sampe lulus 6 tahun di pesantren, banyak juga kok dan yaaa mereka itu cocok aja dari segi mental, psikologi dan juga persepsi yaa, tapi kalo untuk gua, ya gua gak cocok masuk pesantren dan mungkin tulisan gua seolah kayak menjelekkan pesantren yaaa sebenarnya gak ada nia menjelekkan, ini all based on my experience selama di pesantren dan itu completely apa yang gua selama ini rasakan selama di pesantren yang jujur gua tuh belom pernah mengeluarkan atau mencurahkan apa yang selama ini gua rasakan selama di pesantren dan tulisan diatas itu adalah segala perasaan dan kesan selama gua di pesantren yang mungkin nampak gak bagus karena emang gua gak cocok di Pesantren. Tapi kalo merasa cocok ya pasti kesan yang dihasilkan yaa positif aja, kayak kakak gua (fotonya yang di galeri lagi megang gelas), kakak gua itu berbalik banget dari gua, kakak gua itu cocok di pesantren dan dia bahkan lebih seneng di pesantren kebanding diluar dan sampe sekarang juga lebih seneng temenan sama temen-temen dia pas di pesantren, dan mungkin bukan cuma gua doang, kayaknya sekeluarga besar gua yang gagal di pesantren ya cuma gua doang, gua adalah orang pertama di keluarga besar gua yang gak cocok di pesantren.