Oke, tentang fotografi, seperti yang gua janjikan sebelumnya, gua akan ngomongin tentang teknis dalam fotografi dimana dalam teknis ini, yang gua omongin bukanlah gimana mengambil gambar yang bagus, angel yang tepat atau lainnya, yang gua omongin disini lebih teknis yang ada di kamera DSLR. Banyak orang berfikir fotografer selalu memakai kamera DSLR untuk hasil yang lebih bagus dan maksimal. Hal itu bener kok, bener banget, tapi ada alasan yang lebih dari itu, karena kalau hanya sekedar bagus-bagusan foto, yaaa jujur lewat HP juga bisa, tapi dalam hal ini ya karena kemampuan kamera DSLR itu lebih banyak dari yang lo kira dan bukan hanya hasil yang lebih bagus dan tajam, banyak alasan yang lebih dari itu
Oke, dari kameranya sendiri, seperti yang gua bilang sebelumnya, gua pake kamera Nikon D90 yang usianya udah 8 tahun. Ini kamera memang pemberian bokap gua, kalo gua beli DSLR baru yaaa dompet gua kudu dikasih makan dan jangan banyak e'e sampe minimal 2 tahun kedepan. Jadi selain kamera, gua juga dikasih bekal 3 lensa.
2. Lensa kedua adalah lensa fix 50mm, lensa ini memiliki fungsi untuk mengambil gambar dengan jarak objek yang lebih dekat dan mostly biasanya juga dipake untuk foto bokeh dan foto makrotik, FYI, lensa ini gak memiliki zoom.
3. Lensa Tele 70-300mm, lensa ini dipakai untuk memotret objek yang jauh, nah kemaren di Asian games, foto-foto yang lo liat di postingan gua tentang Asian games itu diambil dengan lensa ini.
Oke, tadi tentang lensa fix, orang pasti bingung, ngapain dibikin lensa kalo gak bisa dizoom???, eits, tunggu dulu, justru memang pointnya adalah lensa ini dimaksudkan untuk memberikan hasil foto yang lebih tajam, terutama untuk jenis foto bokeh dan macro. Selain itu, karena gak memiliki kemampuan zoom, lensa ini memiliki apperture bisa sampai 1,8.
Nah inilah point teknisnya, yaitu apperture, ISO dan shutter speed. Minimal seorang fotografer harus kenal 3 point teknis ini.
- Dimulai dari apperture, apperture itu adalah semacam diafragma dalam lensa yang bentuknya segi 5 dan bisa melebar ataupun menyempit. Kalo gua menggunakan metode untuk memahaminya seperti ini, anggap seluruh cahaya disekitar lo itu air, nah apperture ini adalah semacam selangnya gitu loh, jadi makin gede terbuka, makin deras dan banyak airnya mengalir dan semakin kecil terbuka, airnya mengalir makin sedikit. Yaa gitulah intinya. Nah tapi lo harus tau, besar kecilnya apperture itu berbanding terbalik, jadi makin kecil angkanya, makin gede apperture terbuka dan makin gede angkanya, makin kecil apperture itu terbuka. Nah dalam kamera, apperture itu selalu diawali dengan F, jadi umpama F3.5, berarti apperturenya 3,5. Nah, apperture itu tergantung lensa, jadi untuk lensa standar dan lensa tele gua, apperture terendah adalah 4 dan kalo lo zoom, maka apperture makin menutup dimana kalo maximum zoom, apperture terendah adalah 5,6. Untuk lensa fix karena gak ada zoom, apperture terendah adalah 1,8. Ingat!!, apperture itu berbanding terbalik.
- Yang kedua adalah ISO, ISO ini adalah sensitivitas sensor yang ada di dalam bodi kamera terhadap cahaya, dan ISO itu berbanding lurus, jadi makin kecil ISO-nya, makin sedikit sensor menangkap cahaya yang masuk. Untuk kamera gua, ISO terendah adalah 200 dan yang tertinggi adalah 3200, nah lo harus tau bahwa kamera-kamera yang lebih baru umumnya memiliki ISO sampai 25000
- Shutter speed tentu saja adalah kecepatan kamera dalam mengambil frame pada objek yang akan difoto. Shutter speed itu satuannya adalah 1/detik, jadi misalnya kecepatan 1/800, jadi dia mampu mengambil gambar dalam waktu 0.08 detik. Nah kalo lo liat di kamera, umumnya mereka langsung tunjukin 800-nya, bukan 0.08 detik atau 1/800 gitu, jadi angka yang ditunjukkan kamera itu berbanding lurus, jadi makin kecil angkanya yaa makin pelan shutter speed-nya tapi makin besar angkanya ya makin cepat. Di kamera gua, shutter speed tertinggi adalah 4000 atau 1/4000 detik atau 0.004 detik. Nah, shutter speed itu kalo dihubungkan dengan apperture, kan tadi gua mengandaikan apperture itu selangnya, nah shutter speed itu gerbang diujung selangnya gitu. Jadi makin cepat shutter speed-nya, makin sedikit cahaya yang masuk dan makin lambat shutter speed maka makin banyak cahaya yang masuk.
Nah dari 3 point diatas yang udah gua jelasin, intinya adalah gimana ketiga point tadi menentukan kamera dalam menerima kadar cahaya yang masuk kedalam kamera, dan asal lo tau, kalo pake hp, dan lo mengambil foto di tempat yang minim cahaya, lo akan butuh blitz. Kalo kamera DSLR, sekalipun ada blitz, tapi sebenarnya tanpa blitz, lo bisa foto ditempat minim cahaya dan bahkan lo bisa membuat foto lo itu nampak cerah daripada keadaan aslinya, tinggal atur aja ISO, apperture dan shutter speed-nya. Gua akan memberikan contohnya.
Nah, foto diatas itu diambil pake HP gua, dan lo liat sendiri gimana disitu sangat minim cahaya dan kalo lo taro di mode auto, blitz akan menyala. Nah inilah kalau diambil dengan kamera DSLR
(SS : 100, F4, ISO: 4)
(SS: 50, F4, ISO: 400)
(SS: 50, F2, ISO: 400)
(SS: 50, F2, ISO: 800)
(SS: 50, F1.8, ISO: 800)
(SS: 25, F1.8, ISO: 800)
(SS: 25, F1.8, ISO: 1600)
(SS: 15, F1.8, ISO: 1600)
(SS: 15, F1.8, ISO: 2500)
Nah, dari gambar diatas beserta keterangannya, lo bisa liat gimana gambar yang awalnya lebih gelap dari yang HP jadi bahkan jauh lebih terang seolah-olah ruangannya terang banget, padahal aslinya cuma tinggal atur ISO, apperture dan Shutter Speed aja, lo bisa liat keterangannya dibawah setiap gambar. Oke, sekian, tar gua bakal update lagi tentang fotografi.
0 komentar:
Posting Komentar