Beberapa hari yang lalu, kita sudah menyaksikan siapa saja kandidat presiden kita nanti di pilpres 2019. Lagi-lagi nama Owo dan Owi kembali muncul namun dengan pasangan cawapres mereka yang berbeda. Mungkin kalo lo ada yang pernah baca beberapa postingan gua yang tahun lalu, gua cenderung berpihak ke Owi, namun sekarang gua lebih merahasiakan siapa yang gua dukung. Gua merasa, kalo nulis sesuatu tanpa netralitas, rasanya tuh kayak lo berada dengan jajaran orang-orang yang pemikirannya gak luas, jadi bagi gua, sebagai blogger, netralitas itu penting. Selain itu juga, dalam satu tahun terakhir ini, gua banyak belajar dari pergaulan gua, dimana temen-temen gua itu ada yang di kubu Owi dan gak sedikit juga yang di kubu Owo, gua mulai belajar untuk memandang sesuatu bukan hanya dari satu sudut pandang, gua belajar untuk memandang sesuatu dari segala sudut pandang. Contohnya kayak gini, kita tau kan beberapa bulan yang lalu ada salah satu petinggi NU yang pergi dan ceramah di Israel dan juga ketemu dengan PM Israel. Banyak media dan orang-orang disini yang kemudian mengutuk dan mencaci dia hanya dengan dalih bahwa all about Israel shouldn't be related with Indonesia. Padahal bapak ini pergi kesana ketika Israel memberlakukan larangan masuk ke Yerusalem untuk WNI. Dan 2 hari setelah kepulangan bapak ini ke Indonesia, akhirnya pemerintah Israel mencabut larangan masuk untuk WNI ke Yerusalem. Nah banyak orang-orang kita yang berpikir bahwa, oh, dia simpatisan Israel, dia ini....., dia itu......, dan banyak banget kutukan dan kecaman. Banyak dari kita yang masih sempit pemikirannya dan hanya memandang dari satu sudut pandang, ya dari masalah ini, mereka hanya memandang Israelnya yang memang image Israel di banyak negara Muslim itu jelek, tapi kita gak memandang bagaimana bapak ini bisa kesana, apa tujuannya kesana, apa yang dibicarakannya disana, banyak orang yang tidak memandang ini, dan itulah yang masih banyak mayoritas orang-orang kita tidak lihat. Padahal kalo kita baca secara detil konflik di Palestina, ini tuh bukan masalah yang mudah, dan kendala bukan hanya Israel doang. Pas gua liat gimana di Gaza orang-orang di tembakin, gua mencoba mencari tahu alasan penembakan ini melalui sudut pandang Palestina dan Israel. Dari sudut padang orang-orang Palestina, mereka melihat penembakan ini adalah bagian dari kejahatan orang Israel, tapi dari sudut pandang orang Israel, mereka berdalih bahwa yang mereka targetkan adalah anggota-anggota Hamas yang bagi mereka adalah organisasi teroris yang mengancam kedaulatan Israel. Nah, sekarang kita liat gimana negara-negara Muslim memandang Hamas, negara kita Indonesia merupakan negara yang tidak mengakui Hamas sebagai organisasi Teroris, tapi Arab Saudi, Mesir, Yordania, UAE itu mengakui bahwa Hamas adalah organisasi teroris. Nah loh, negara Islam juga ada yang searah dengan Israel??, kan emang kendala Palestina itu bukan Israel doang. Gaza itu diblokade oleh Israel, tapi apa iya akses ke Gaza cuma Israel doang???, kalo liat peta, sisi utara berbatasan dengan Israel, sisi selatan berbatasan dengan Mesir, terus kenapa seluruh Gaza nyaris lumpuh???, ya karena Mesir juga ikut memblokade Gaza, jadi bukan Israel doang kendalanya, bahkan negara Arab disekitarnya juga jadi kendala.
BTW ini gua malah jadi nyambung jauh ke masalah Palestina yaaa, yaaa itu contoh panjang aja gimana memandang sesuatu bukan hanya dari satu sudut pandang, tapi pandanglah sesuatu dari segala sudut pandang. Oke, back to our presidential candidate, jadi salah satu tema yang paling menonjol dalam drama pilpres ini adalah ULAMA. Memang dalam 2 tahun terakhir kita melihat bagaimana negara kita bergejolak dengan isu Ulama. Bagi kubu kanan, atau kubu Owo, pemerintahan bapak Owi ini dipandang sebagai rezim yang memenjarakan, mengkriminalisasi, membungkam kata-kata Ulama. Meskipun sebenernya gua sampe sekarang gak tau ya siapa Ulama yang dipenjarakan, tapi kalo contoh kriminalisasi ya gua melihat ada yaaa, yaaa contohnya Ustadz yang sekarang lagi di Arab Saudi, itukan tuduhannya banyak banget gitu ya, walaupun gua gak tau detil investigasinya gimana dan yang pasti yang berkoar-koar di media adalah orang-orang yang berpikir tidak luas baik di kubu Owo maupun kubu Owi. Gua gak tau apa dari setiap permasalahan ini apa memang berkaitan langsung dengan politik, karena orang-orang dari kubu Owo sampe berani berkata bahwa Bapak Owi adalah antek anti-Islam. Tapi apa yang gua liat dari kegiatan Bapak Owi dan para pendukungnya, tidak sedikit kok mereka yang menghidupkan kegiatan-kegiatan Agama dan tidak sedikit juga Ulama yang mendukung Bapak Owi ini. Dan isu ini terus berlangsung, gua melihat sih untuk dari aktor-aktor yang turun langsung kedalam lingkaran persaingan, yang lebih banyak mengkoarkan pendapat terutama kecaman sih adalah Bapak Owo dan pendukungnya ya dan sebenarnya yang miris adalah gimana isu-isu ini berlanjut dan meluas bukan hanya isu Ulama tapi juga isu SARA, terutama ketika Bapak Gubernur dalam pidatonya menyebut "Pribumi" yang which is, kata-kata yang sangat menyinggung komunitas orang-orang beretnis Tionghoa, dan hal ini pula yang membuat bapak CEO MNC group berpaling dari Bapak Owo jadi ke kubu Bapak Owi. BTW mungkin di postingan selanjutnya gua akan bahas isu Pribumi dan Tionghoa, tapi next, ini masalah pilpres dulu, jadi banyak orang-orang dari etnis Tionghoa yang mendukung bapak Owi. Nah disini gua mulai banyak melihat gimana masing-masing pendukung dari kedua kubu melakukan semacam play victim gitu gimana yang kubu Bapak Owo merasa jadi korban penindasan terhadap Ulama, sementara kubu Bapak Owi merasa menjadi korban "rasisme" karena isu SARA yang juga nyangkut dalam masalah ini.
Nah, kegoncangan mulai terasa dari kubu Bapak Owo setelah kehilangan salah satu tokoh kunci terkuat miliknya, yaitu Bapak Gubernur NTB yang juga dikenal sebagai Ulama ternama di Indonesia dimana secara mengejutkan menyatakan dukungannya terhadap Bapak Owi, dan jujur ketika gua liat beritanya, gua langsung bilang holy sh*t!!! , karena gua tau Bapak ini dulunya timses Bapak Owo dan ketika dulu isu Bapak mantan Gubernur Jakarta yang didemo massa secara besar-besaran, Bapak ini betul-betul stand with para Ulama pendukung Bapak Owo yang juga merasa tervictimisasi. Dan akhirnya Bapak Gubernur NTB ini bahkan sempat digadang-gadang akan menjadi Cawapres Bapak Owi yang jujur, gua juga mengira seperti itu. Dan sebenernya pas gua liat video mengapa Bapak ini mengubah arah dukungannya, gua sih dapet pointnya, intinya ya dia merasa pemerintahan Bapak Owi cukup bagus dan cukup dirasakan oleh masyarakat NTB, kemudian beliau juga tidak merasa ada penindasan terhadap Ulama dalam pemerintahan Bapak Owi. Melihat hal ini, yaaa Ulama-Ulama yang ada di kubu Bapak Owo belum banyak berkata-kata ya terhadap Bapak Gubernur NTB ini, tapi mereka mengadakan yang namanya Ijtima Ulama yang mengeluarkan hasil tetap dalam dukungan mereka kepada Bapak Owo namun mereka juga mengeluarkan nama-nama Ulama yang nantinya harus jadi Cawapres Bapak Owo. Ketika Bapak Owi menyatakan bahwa Cawapresnya adalah Bapak ketua MUI, gua bener-bener kaget dan itu out of my expectation banget dan gak pernah mengira bahwa Pak Owi akan memilih dia, dan prediksi gua, countering the Mr Owi decision, gua berpikir Pak Owo akan memilih Ustadz UAS yang akan menjadi Cawapresnya, ternyata yang dipilihnya adalah Bapak Uno yang gua juga gak tau, intinya dua aktor ini is completely out of my expectation. Usai hal ini terjadi, impact yang dirasakan lebih di kubu Bapak Owo, especially ketika Ustadz pemimpin Ulama yang saat ini di Arab Saudi menyerukan Ijtima Ulama yang kedua which in my observation, bisa jadi bentuk kekecewaan karena semua Ulama rekomendasi mereka tidak dipilih oleh Bapak Owo. Pernyataan dari Bapak Owo, pemilihan Bapak Uno didasari oleh rekomendasi dari Ustadz USS yang katanya Pak Uno ini adalah tokoh santri dan juga menjadi bagian dari suara Umat Islam. Tapi gua gak tau ya kalo Pak Uno ini dulu ternyata pernah nyantri, cuma gak tau pesantren dimana, nanti gua coba cari tau.
Oke, itu tadi full pendapat gua tentang pilpres yang akan datang dan dari observasi gua ya polanya kayak pola drama banget dan membentuk judul postingan ini, itu tadi diatas adalah sepenuhnya yang gua tau dari perjalanan drama kedua kubu ini dan sekali lagi gua gak memihak, dan semua yang diatas itu bener-bener gua tuangkan dari segala sudut pandang, silakan based on my writing, kalian tentukan siapa yang pantas untuk jadi presiden kita mendatang, apakah Bapak Owo, ataukah Bapak Owi, kalau ada yang pengen mengkritisi kata-kata gua entah diatas ada kata-kata gua yang memihak atau kritikan lainnya silakan tulis dibawah, sekalian ini jadi peluasan untuk persepsi gua, thanks.
0 komentar:
Posting Komentar