Jumat, 20 Januari 2017

Integrasi Bus Kota

Pagi, hari senin 16 Januari 2017, gue baru aja pengen berangkat ke tempat les, gue baru nyadar 1 hal. Tepat di seberang gang rumah gue ada plang bus stop untuk bus pengumpan Transjakarta. Dan saat itu pula gue liat ada busway warna oranye dateng dan ngambil penumpang di plang bus stop itu. Jujur aja, ngeliat pemandangan itu bikin gue seneng banget karena akhirnya ada bus kota yang terintegrasi di wilayah Urban.
Meskipun sistem bus ini belum sebagus yang diluar negeri, setidaknya kita sudah melakukan beberapa langkah maju. Gue emang bener-bener sedih tiap kali liat sistem transportasi umum di negara luar, terutama negara maju kayak Australia, UAE, Turki, Inggris, Jerman dll. Di luar, suatu kota besar yang penduduknya sekitar 500.000 orang, transportasi umum paling minimal adalah bus kota. Biasanya bus kota menjadi transportasi utama di bagian urban suatu kota. 
Sebenarnya, transjakarta sendiri bukanlah suatu sistem bus kota melainkan "Bus Rapid Transportation". Namun brand bus pengumpan atau BKTB (Bus Kota Terintegrasi Busway) yang disediakan sudah bisa disebut sebagai Bus kota. Namun, tetap saja, dari fisik hingga sistem, semua masih sangat jauh dengan yang ada diluar. Di luar, kebanyakan fisik suatu bus kota cenderung rendah dengan konfigurasi kursi berhadapan dibagian dalam. Halte bus juga sangat umum di luar, begitu pula dengan plang bus stop. Namun, seluruh halte bus dan plang bus stop, sudah disediakan jadwal bus, sehingga penumpang sudah tahu, kapan dia harus berangkat, kapan dia harus standby di halte atautpun plang bus stop. Sementara itu, brand BKTB ini masih belum memiliki jadwal, sehingga masih terkesan seperti "angkot". Inilah yang semestinya diperhatikan oleh pemerintah Indonesia. Bokap gue bilang "sejujurnya, klo transportasi umum udah memadai, papa gk akan lgi naik mobil klo kekantor". Dan, klo gw liat kondisi, emang bener sih, transportasi umum di Indonesia, terutama Jakarta, masih belum memadai. Padahal, tahun ini Turki akan mengganti seluruh bus kota di Istanbul, Izmir, Bursa dan Ankara dari bus kota yang menggunakan solar menjadi full memakai energi listrik, 300 km sekali Charge. Dan itu, mereka kembangkan sendiri loh, dengan perusahaan otomotif domestik mereka. Tuh, kita baru aja mendatangkan bus kota, Turki udah mengembangkan electric bus.Avenue Ev dari perusahaan Temsa dan Doruk Electra dari Otokar. 





Untuk sistem pembayaran, biasanya menggunakan sistem tap, sama seperti busway dan krl. Klo di bus kota, di pintu masuk bis, ada kayak meja miring, disitu kita harus tap kartu kita. Namun, untuk Jerman, nah ini nih yang sampai sekarang gw gk ngerti gimana sistemnya. Jadi, setiap warga harus beli kartu transportasi dan dibayar entah tiap minggu atau tiap bulan, tapi tidak di cek rutin, atau kalaupun di cek, paling gak kita tunjukin klo kita punya kartunya. Entahlah, klo penasaran bisa cek di youtube nya Gita Savitri Devi (nih linknya :https://www.youtube.com/watch?v=o82HfyrhraA&t=440s) Jadi, klo di Jerman, kita tuh klo masuk Bus, atau kereta (metro), itu tinggal masuk aja, gk perlu tap lgi. Yang pasti, klo sistem itu dibawa ke Jakarta, gk nyampe 3 bulan itu PT KAI sama Transjakarta bangkrut bareng. Gw sih klo liat Jerman, itu mental orang-orangnya tuh maju banget, dan jujur banget. Makanya mereka siap untuk sistem ini, pokoknya suatu sistem ada karena pengguna sistem ini siap. Tapi tetep aja, bahkan gk semua negara maju menggunakan sistem ini, Inggris, Perancis, Amerika aja, tetap menggunakan sistem tap.

Nah, diluar itu, bus kota merupakan transportasi umum primer. Suatu kota paling tidak harus menyediakan bus kota. Dan ingat, semuanya dibawah pengelolaan pemerintah kota. Klo di Indonesia kan macam angkot, kopaja dll, itu semua bukan di kelola pemerintah. Makanya kenapa supir angkot sampai rela ngetem sampai full baru mau jalan, itu karena kalau penumpang tidak banyak, penghasilan dia berkurang. Padahal, dari banyak pengalaman gue nyetir di Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok. Banyak kemacetan disebabkan karena angkot atau kopaja ngetem. Gw sih tidak menyalahkan mereka karena mereka cari uang, tapi gw tetap menyalahkan pemerintah, karena tidak mengelola transportasi umum tersebut. Diluar, mau bus kota ramai atau kosong, supir bus itu memiliki gaji tetap. Coba klo pemeritah inisiatif, mengelola angkutan umum dengan menggaji supir angkutan umum, pasti hal-hal seperti itu tidak banyak terjadi. Tapi, overall, gw ttp bersyukur dengan kehadiran BKTB ini, setidaknya ini menjadi awal langkah kedepan negara kita. Semoga Indonesia makin maju kedepannya.

galeri bus kota :

                                          (Bus kota Istanbul)


                                          ( Bus kota Berlin)


                                          (Bus kota New York)


                                          (Bus kota Kuala Lumpur)


                                          (Bus kota Dubai)


                                          (Bus kota Melbourne)


                                          (Bus kota London)

1 komentar: