Sabtu, 31 Agustus 2019

Kapal Olympic, saudari Titanic yang tak tertenggelamkan

Kapal Titanic adalah kapal yang paling terkenal didunia, hampir semua orang tau tentang kapal ini, bahkan di Indonesia sendiri kapal ini juga cukup terkenal, minimal mereka tau dari film Titanic yang sering ditayangkan di box office malam TransTv atau RCTI dll. Meski Titanic hanyalah kapal, tapi masih banyak yang bertanya-tanya kenapa kapal ini sangat terkenal bahkan sampai saat ini secara kejadiannya aja udah terjadi lebih dari 100 tahun yang lalu?
Jawabannya simpel, Titanic merupakan kapal terbesar didunia saat itu dan Titanic sendiri tenggelam pada pelayaran perdana yang pastinya untuk semua orang ya kurang tragis apa nasib itu kapal, kapal gede dibangun oleh suatu perusahaan untuk mencetak keuntungan perusahaan yang menaunginya dan tiba-tiba tenggelam pada pelayaran perdana, intinya ya boro-boro untung, balik modal aja belom. 

Perusahaan yang membangun Titanic adalah White Star Line, perusahaan kapal pesiar asal Inggris yang memang sangat ambisius. Saat itu karena moda transportasi penghubung masih lewat jalur laut, ya otomatis persaingan perusahaan kapal itu ya sangat sengit, apalagi saat itu White Star Line sangat berambisi menyaingi perusahaan perkapalan asal Inggris juga yang eventually masih berdiri sampai saat ini yaitu Cunard. Ya persaingan kedua perusahaan ini kalo diasumsikan dengan apa yang ada di Indonesia saat ini seperti Lion air dan Garuda. Pada tahun 1907 Cunard meluncurkan kapal yang menjadi kapal terbesar dan tercepat didunia saat itu yaitu Lusitania, tentu saja WSL gak mau kalah, akhirnya mereka memperkenalkan produk kapal yang tergabung dalam kelas Olympic yaitu Olympic, Titanic dan Britannic. Olympic adalah kapal paling pertama yang diluncurkan pada tahun 1911 dan ya menjadi yang terbesar didunia saat itu. Setahun kemudian saudarinya Titanic juga diluncurkan meskipun akhirnya tenggelam. Produk kelas Olympic yang diperkenalkan WSL seperti terkena kutukan, sebab dari 3 bersaudara kapal yang ada di kelas ini, hanya Olympic yang terus bertahan sampai akhir karirnya, sementara Titanic dan Britannic tidak pernah beroperasi melebihi 1 tahun, bahkan untuk Titanic usianya pun tidak melebihi 1 minggu. Untuk Olympic, karirnya selama beroperasi sangat gemilang.

 

Mungkin ada yang pernah denger bahwa Titanic diazab karena seseorang pernah berkata bahwa "Tuhan saja tidak akan bisa menenggelamkannya", yang sebenarnya memang ada yang berkata begitu. Tapi keluarnya kata-kata ini bahkan memvonis Titanic tidak bisa tenggelam bukanlah tanpa alasan, karena kakak sulung Titanic yaitu Olympic pernah menabrak sebuah kapal 5 bulan sebelum Titanic beroperasi, dan tabrakan tersebut terbilang sangat fatal karena membuat sebuah lubang besar di sisi kapal Olympic ini. 


Apparently lubang besar disisi kiri kapal Olympic ini tidak cukup untuk menenggelamkannya, dan dengan spesifikasi yang sama, wajar jika Titanic disebut-sebut tak tertenggelamkan, meskipun akhirnya gunung es lah yang menjadi perantara Tuhan untuk mengingatkan manusia bahwa hanya Tuhan yang bisa berkehendak. Tragedi Titanic sendiri untuk informasi bahwa sebenarnya jumlah korban selamat itu jauh lebih sedikit dari korban jiwa, hanya 1/4 kalo gak salah yang selamat, hal itu dikarenakan jumlah sekoci yang tidak cukup untuk menampung seluruh penumpang dan juga keadaan lokasi saat itu yang airnya bersuhu 0°C sehingga wajar jika mereka meskipun sudah tidak berada didalam kapal, tetap saja mereka mati membeku. Dengan pelajaran yang diambil dari Titanic, sang kakak akhirnya di remaster agar kapal tersebut memenuhi standar keamanan terutama menambah jumlah sekoci yang awalnya hanya ada 16 menjadi 48. Pada malam kejadian Titanic sendiri sebenarnya Olympic juga dalam perjalanan di jalur yang sama namun kearah sebaliknya dan kapten kapal Olympic saat itu juga menerima pesan S.O.S dari Titanic, saat itu Olympic dengan sigap langsung menuju ke lokasi Titanic tenggelam, meski memang jaraknya masih terbilang sangat jauh. Saat Olympic sudah dekat dengan lokasi tenggelamnya sang adik, Olympic menerima informasi bahwa kapal Carpathia sudah ada dilokasi dan mereka sudah mengangkut seluruh korban selamat, Olympic saat itu ingin membantu agar beberapa korban juga diangkut oleh Olympic, namun kapten kapal Carpathia menolak seraya mengatakan bahwa mereka tidak ingin menambah beban psikologi para korban secara  Olympic terlalu identik dengan Titanic dan dengan tragedi yang masih sangat baru terjadi, tentu saja keberadaan Olympic hanya akan menjadi hantu bagi para korban selamat. 

Tragedi Titanic sendiri menjadi pukulan keras untuk WSL dan hal tersebut menunda peluncuran sang adik bungsu Britannic. Britannic yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 1913 akhirnya baru bisa beroperasi tahun 1915, namun karena saat itu perang dunia 1 sudah pecah, Britannic beroperasi bukan sebagai kapal penumpang melainkan sebagai kapal rumah sakit atau hospital ship . Britannic sendiri berumur pendek, hanya 11 bulan berkarir kapal tersebut tenggelam, namun penyebab tenggelamnya karena adanya ledakan pada mesin, namun karena kelengkapan keselamatan dan lokasi yang tidak sekejam lokasi tempat Titanic tenggelam, tragedi Britannic tidak memakan korban jiwa yang banyak. 


Tenggelamnya Britannic tentunya memberikan kerugian bertubi-tubi untuk WSL, meskipun Olympic terus bertahan hingga akhir karirnya, kerugian dari produk kelas Olympic ini tidak pernah tertutupi. Sepanjang PD I, Olympic bertugas sebagai kapal tentara atau troop ship dan karena saat itu setiap kapal sangat rentan menjadi target torpedo oleh kapal selam Jerman (kapal Carpathia tenggelam karena ditembak torpedo oleh kapal selam Jerman) maka Olympic di cat ulang dengan cat kamuflase yang membentuk motif dazzle, banyak kapal yang dicat seperti itu saat PD I. 



Sepanjang karirnya, Olympic sendiri beberapa kali mengalami tabrakan namun selalu berhasil selamat. Pada saat PD I sendiri Olympic yang saat itu sudah dibidik oleh kapal selam Jerman juga berhasil selamat dimana saat itu sang kapten melihat sebuah objek kecil dilaut dan ternya itu adalah periskop dari kapal selam Jerman, kemudian sang kapten memerintahkan untuk menambah kecepatan dan akhirnya Olympic menabrak kapal selam tersebut dan membuat kapal selam tersebut tenggelam, sementara Olympic tidak mengalami kerusakan berarti. 
Usai PD I Olympic kembali menjadi kapal penumpang dan pada era 1920-an kapal ini kembali menjadi kapal yang populer dan banyak selebriti dan pejabat yang naik kapal ini. Pada tahun 1929 terjadi krisis ekonomi yang melanda Amerika dan beberapa negara barat lainnya yang juga berdampak pada WSL dan Cunard dimana keduanya sama-sama masih mencoba bangkit dari kerugian yang dialami karena PD I dimana Cunard sendiri juga mengalami kerugian setelah beberapa armada kapalnya termasuk Lusitania yang merupakan kapal terbesar didunia sebelum Olympic menjadi target torpedo kapal selam Jerman. Agar mendapat subsidi dari pemerinta Inggris, Cunard dan WSL akhirnya sepakat untuk merger atau bersatu menjadi "Cunard-White Star Line" dimana merger ini memberi dampak yang cukup positif bagi keduanya, dan dengan bersatunya kedua perusahaan ini, akhirnya Cunard-WSL mampu untuk membangun lagi armada kapal yang saat itu kapal yang dibangun adalah Queen Mary yang eventually kapalnya masih ada sampai saat ini dan sekarang kapalnya sudah berfungsi sebagai hotel terapung. Karir Olympic terus berlanjut setelah WSL bersatu dengan Cunard, namun pada tahun 1935 akhirnya operasi Olympic dihentikan dan pelayaran terakhir kapal tersebut terjadi pada 5 April 1935 dari New York ke Southampton untuk yang terakhir kalinya. Kapal tersebut sepenuhnya dihancurkan pada tahun 1937, meskipun memiliki karir gemilang, Olympic tak pernah mampu membayar kerugian yang dialami kedua adiknya, sehingga usai PD II, Cunard sepenuhnya mengambil keuntungan WSL dan nama White Star Line akhirnya dihapuskan, untuk Cunard sendiri masih bertahan sampai saat ini dan salah satu armada kapalnya yaitu Queen Mary 2 menjadi kapal terbesar didunia pada tahun 2004. Itulah cerita tentang Olympic, kapal saudari Titanic yang tak tertenggelamkan. 

Olympic (kiri) bersama Titanic (kanan)





Rabu, 21 Agustus 2019

Kesalahan dalam bulutangkis

Sekarang ini sedang berlangsung Kejuaraan dunia bulutangkis di Basel Swiss. Sudah berlangsung dua hari dan beberapa pemain unggulan ada yang berguguran seperti Akane Yamaguchi yang merupakan tunggal putri nomor 1 dunia saat ini, selain itu juga di tunggal putra pemain legendaris yang menjadi juara dunia 5 kali yaitu Lin Dan juga gugur ditangan H.S Prannoy dari India. Gua gak punya waktu untuk bisa nonton live, jadi gua cuma menonton beberapa pertandingan yang sudah berlangsung. Biasanya kalo nonton pertandingan bulutangkis karena tidak semua turnamen bisa disiarkan di tv, maka biasanya youtube menjadi tempat yang tepat untuk streaming pertandingan bulutangkis. Dalam beberapa channel ada yang memberikan fasilitas untuk penonton memberikan komentar lewat live chat, sebenarnya ini yang paling mengganggu gua, karena dalam live chat itu sangat sering dimana penonton kita itu justru yang chat itu adalah penonton yang naro otaknya didengkul, kenapa gua berkata demikian?, karena mereka seenaknya aja ngomong, mencaci memaki pemain kita jika kalah, dan itu menurut gua disgrace dan sangat tidak pantas karena mereka itu tidak melalui apa yang para pemain kita lalui, dulu gua agak seperti mereka, tetapi setelah gua mulai latihan bulutangkis dan skill gua makin berkembang, gua akhirnya tau bahwa semakin jago lawan kita ya akan kerasa banget yang namanya sulitnya permainan itu, apalagi dalam hal taktik. 

Dulu sama seperti mereka yang naro otaknya didengkul, gua inget dan tau banget kalo pemain kita kalah pasti mereka akan bilang "ya kita banyak melakukan kesalahan" ya semacam itulah, gua juga dulu sering bingung, ih ini kok dia terus menerus melakukan kesalahan, apalagi ketika pemain tersebut kalah dengan skor yang sangat jauh, itu gua berpikir, ya dia kalah karena terus menerus melakukan kesalahan, dan disitu gua bingung kok ini pemain terus menerus melakukan kesalahan, sampe akhirnya gua udah punya skill bulutangkis dan akhirnya inilah analisis gua kenapa pemain sering atau bahkan terus menerus melakukan kesalahan

Kesalahan atau unforced error itu adalah keadaan yang membuat seorang pemain kehilangan poinnya tanpa disengajai, unforced error itu bisa terjadi misalnya bola nyangkut di net, atau keluar, itu semua adalah kesalahan atau unforced error. Untuk orang yang otaknya didengkul, mereka akan mudahnya berpikir bahwa pemain bisa menang kalo mereka tidak berbuat kesalahan atau error tersebut. Oke, dalam permainan bulutangkis itu berbeda jauh dengan kehidupan sehari-hari yang dimana kesalahan mudah dihindari dengan cara ya jangan melakukan kesalahan tersebut, hal itu tidak berlaku di bulutangkis, justru di bulutangkis, pemain itu berjuang untuk tidak melakukan kesalahan dan pada saat yang sama juga berjuang agar lawan gagal mengembalikan bola kita atau ya intinya kita mendapat poin. Untuk bisa memenangkan pertandingan, maka pemain harus memiliki taktik yang sangat luas, taktik itu digunakan dalam setiap rally untuk bisa mendapat poin demi poin. Intinya dalam taktik itu adalah gimana cara pemain untuk mematikan lawan atau memancing lawan melakukan kesalahan, itulah mengapa kesalahan merupakan hantu yang terus menempeli pemain, karena seorang pemain juga berjuang untuk tidak terpancing lawan melakukan kesalahan. Sehingga dari yang gua simpulkan adalah, kesalahan merupakan taktik yang gagal dijalankan seorang pemain dalam suatu rally. Gua kasih contoh smash, smash merupakan bagian dari taktik bulutangkis, ketika pemain melakukan smash dan gagal dikembalikan lawan, maka itu adalah taktik yang berhasil, ketika smash tersebut malah nyangkut di net, itu menjadi kesalahan, atau ketika pemain memberi bola lob pada lawannya, meskipun bola lob cenderung mudah dikembalikan, itu tetap bagian dari taktik, ketika pemain memberi bola lob pada lawan, lawan punya opsi untuk mengembalikan dengan memberi smash, dropshot, atau mengembalikan dengan lob lagi, atau membiarkan bolanya tidak dipukul jika dia merasa itu bolanya keluar, anggap lawan memutuskan tidak mengembalikan bola, jika bolanya ternyata keluar, itu menjadi kesalahan pemain, jika ternyata bolanya masuk, itu menjadi kesalahan lawan dan pemain tersebut sukses memancing lawannya untuk melakukan kesalahan, itulah mengapa kesalahan merupakan hantu yang akan terus menempel pada seorang pemain, jadi mulai dari sekarang jadilah penonton yang bijak karena semua pertandingan tidak akan ada yang mudah. 

Rabu, 14 Agustus 2019

PKL, pahit manisnya gambaran hidup

PKL, yaps, that's what i do recently, PKL atau Praktik Kerja Lapangan. Untuk mahasiswa sih kata ini gak asing sama sekali karena ya emang ada di beberapa jurusan, dan ada SKS-nya juga. Dalam bahasa Inggris disebut on the job training. Gua mulai PKL itu tanggal 29 Juli kemaren, tapi karena ada libur galungan dan kuningan, well...... lumayan kepotong banyak juga sih waktunya. Kenapa ada libur galungan dan kuningan??, karena gua PKL di Bali, ya karena gua kampus di Unud Bali, ya ngapain juga PKL jauh-jauh, sebenarnya bisa aja sih PKL di Jakarta atau Bekasi, jadi sambil libur sambil PKL juga, tapi ya karena ngurusnya mungkin repot ya meskipun gak sedikit juga temen gua yang PKL ditempat jauh. Gua padahal gak rencana PKL semester ini, karena memang rata-rata pada PKL tuh semester depan, atau pas libur awal tahun, tapi karena gua dihasut temen gua plus karena akhir Juni kemaren Nenek gua baru aja meninggal, dan gua tuh bener-bener berduka, sedih, gua memutuskan untuk takes time on myself dulu lah, jadi gua memutuskan untuk PKL di BMKG Kuta Bali, dan kalo dipikir-pikir ya sisi positifnya gua bisa sepenuhnya libur nanti pas awal tahun.


Jadi yang pasti PKL memang tidak semua jurusan mewajibkan, kayak di FMIPA Unud, setau gua jurusan Matematika tidak wajib PKL. Untuk beberapa jurusan menyebut PKL dengan sebutan "Kerja Praktik", kayak di UI, kakak gua kebetulan semester ini juga KP di PT KAI sekitar Jatinegara sampai Cikini. PKL sendiri dilakukan tentunya diluar kampus, dan untuk mengoptimalkan jalannya PKL, pastinya dilakukan saat libur semester dan dilakukan di perusahaan atau instansi yang memberi fasilitas mahasiwa untuk PKL disitu. Rentang waktu PKL sendiri bervariasi dari 1 sampai 3 bulan tergantung lamanya waktu observasi.

Untuk bisa PKL, mahasiswa harus mengajukan surat permohonan pelaksanaan PKL ke perusahaan atau instansi yang memberi fasilitas, surat tersebut harus dikeluarkan oleh dekanat, dan untuk dekanat mengeluarkan surat tersebut, jurusan harus terlebih dahulu mengeluarkan surat permohonan ke dekanat. Jadi prosedur yang dijalani adalah kita mahasiswa terlebih dulu meminta surat permohonan untuk surat pengantar ke dosen yang bertanggung jawab pada bidang PKL, dari surat tersebut kita serahkan ke dekanat, nanti sekitar dua hari dekanat sudah mengeluarkan surat yang akan diajukan di perusahaan atau instansi tempat kita PKL. Biasanya sebelum kita mengurus surat ke dekanat, dosen yang bertanggunga jawab akan meminta kita untuk ke instansi yang akan kita tuju apakah masih menerima mahasiswa yang ingin PKL, karena ya pastinya gak enaklah kalo udah lama-lama dan repot-repot ngurusin surat sana-sini bolak-balik kampus kalo ujung-ujungnya gak diterima, dan itu juga akan menjadi catatan yang tidak baik bagi dosen yang bertanggung jawab. Yaa yang diatas itu adalah prosedur yang ada di Unud, gua gak tau apakah di univ lain sama atau nggak tapi kalopun nggak ya kayaknya gak akan beda jauh, karena memang semua itu ada prosesnya. Gua sendiri total lama gua mengurus untuk akhirnya bisa PKL yaa 27 hari lah, itu bener-bener dari awal sampe akhirnya gua bisa PKL di BMKG Kuta Bali, dan itu semua gak lepas dari beberapa drama yang harus gua lewati, yang paling gua inget adalah ketika surat pengantar sudah keluar dan gua akan menyerahkan ke BMKG, tiba-tiba tu surat DITOLAK, padahal 2 minggu sebelum gua dapet itu surat, dari instansinya sendiri bilang kalo masih bisa nerima mahasiswa PKL, dan yang nolaknya itu bukan ketua instansinya atau KABID-nya gitu, yang nolak tuh mba-mba yang kerja di bagian TU diruangan kepala instansi, dan itu juga ditolak hanya karena perkara tanggal, disurat gua gak ada tanggalnya, gua pikir mulai kapannya kita PKL ditentukan oleh instansi, ternyata kata si mba itu bilang kalo kita tentuin sendiri, yang bikin gua masih nempel rasa kesel, gondok (intinya pengen ngomong kata paling kasar dari semua kata kasar) adalah cara ngomong si mba ini yang minta ditampol, itu kalo dia cowok bisa-bisa gua tampol ditempat, karena ya, kita mungkin tau ya kadang ada kasir, atau siapa gitu yang mungkin ketika melayani kita, biasanya ya yang cetus atau jutek gitu ada, tapi intinya mereka tuh gak sampe yang minta ditonjok gitu, nah si mba ini tuh cetus, judesnya itu kelewat banget sih, dia bukan cetus jutek yang mungkin lagi bad mood gitu, dia cetusnya itu cetus judes yang pas ngomong sama gua tuh seolah-olah kayak gua punya masalah sama dia, cara ngomongnya itu bener-bener mojokin gua, dan yang gua paling keselnya lagi, dia kayak gak ada simpati gitu untuk bantu gua, gua bilang sama dia gimana repotnya ngurus surat ke dekanat, itu gua ngurus sampe 2 minggu, gua ngomong pelan-pelan dan baik-baik setidaknya ya minta bantuannya gimana, tapi ya gitu malah gua dipojokin seolah-olah gua ini kayak maling ketangkep yang lagi disidang sama korbannya. Gua waktu itu sempet kayak pasrah dan ya gua mikir wah gua bakal ngurus lagi dari awal nih hanya karena perkara tanggal, apalagi temen gua ampe bilang yaudah kalo harus ngurus dari awal ya urus aja lagi, Alhamdulillah ketika gua ke dekanat, ternyata mereka mau bantu untuk tambahin tanggal di surat gua, sehingga hanya 2 hari kemudian gua bisa masukin suratnya dan diterima. Awalnya gua kira orang-orang didalam BMKG ini bakal yang pada galak, tegas atau ya gitulah, tapi ternyata ya pas dah didalam, satpamnya, ketua balainya, Kabid, sampe pembimbing gua semuanya ramah n baik gitu sih, cuma si mba k02**1 itu doang yang emang judes. Yah sisi baiknya adalah gua udah gak perlu lagi ketemu dia.



Masuk ke bagian gua mulai PKL, jujur aja, bosen banget sih, karena gua memakai judul yang membahas "dampak" dan kalo udah seperti itu lebih ke bagian data, jadi gua ditempatkan di manajemen data di BMKG Bali, dan itu bener-bener bosenin banget, ruang kerja gua ya kayak kantor seutuhnya tapi gitulah, karena kita cuma masukin data dan nanti datanya diolah di komputer, ya otomatis semuanya cepet selesai, dan sebenarnya kalo itu dihitung kerja, gua kerja cuma perlu paling gak 3 jam doang sehari, tapi gua PKL musti 7 jam sehari, dari jam 8 pagi sampe jam 3 sore, dan semua task gua itu selalu selesai jam 10an, gak pernah tugas gua itu selesai jam 11 aja gak pernah, selalu sebelum jam 11, dan sisanya?, ya itulah mengapa gua bilang gabut parah. Tapi terlepas dari semua kegabutan itu, gua sejujurnya banyak mengambil pelajaran dari sini, pelajaran paling berharga sih bukan dari materi yang gua fokuskan pada PKL, tapi gambaran gimana nanti kehidupan orang pada umumnya, gimana gambaran nanti gua ketika udah lulus akan mencari kerja, itu semua pelajaran berharga bagi gua dari PKL ini, termasuk kegabutan yang gua alami, ini postingan juga gua tulis saat gua gabut sekarang ini, juga 2 postingan kemaren, dari kegabutan ini, gua mendapat pelajaran bahwa ya inilah dunia kerja pada umumnya, atau dunia kerja yang generik itu seperti ini, banyak orang bilang "ih gua sebenarnya males kerja kantoran" ya kerja semacam itu emang banyak yang gak mau karena ya itulah, gua tau kehidupan seperti ini tuh sucks banget tapi ya itu hidup, kita gak bisa hidup ingin making money hanya dengan duduk, kalo kita liat gimana orang seperti Bill Gates atau Mark Zuckerberg yang duitnya masuk tiap jam dan mereka hanya duduk, ya kita harus liat perjalanan mereka untuk bisa mencapai itu, dan sebenarnya mereka gak bisa loh cuma duduk doang, mereka pastinya punya kantor dan memimpin company mereka, gak bisa juga mereka lepas tangan, sekali mereka lepas tangan maka lepaslah semua uang yang masuk dan nantinya mereka bisa bangkrut. Kita bisa melihat bagaimana banyak perusahaan besar yang bangkrut, ketika perusahaan tersebut sedang dalam masa jayanya mereka pastinya CEO atau Chairman perusahaan tersebut akan dilihat sebagai orang yang tinggal duduk dan duitnya masuk tiap jam, padahal mereka sendiri meskipun duduk, otak mereka juga kerja gimana caranya agar perusahaan mereka survived atau bisa terus berjalan, apalagi dengan kondisi politik global yang saat ini lagi parah banget, saat ini dunia menghadapi perang, bukan perang yang kayak perang dunia atau perang yang kayak di Suriah atau perang nuklir, tapi dunia saat ini sedang masuk yang namanya perang dagang, dimana Amerika dibawah Trump sedang gencarnya memberlakukan tarif impor, menutup perdagangan bebas, mempersempit sirkulasi ekonomi yang pastinya berdampak banget untuk banyak perusahaan besar didunia, banyak CEO perusahaan besar baik di Indonesia maupun diluar yang lagi pusing memikirkan gimana agar perusahaan mereka bisa survived ditengah perang dagang ini, jadi kita gak bisa juga memvonis "oh dia tinggal duduk doang duitnya masuk tiap detik", iya duit mereka masuk tiap detik, tapi keluarnya juga tiap detik, dan itu juga beban banget untuk CEO perusahaan. Ya intinya untuk bisa making money atau survived, harus ada pengorbanan, harus ada usaha, itulah mengapa pendidikan itu penting, gua sendiri mahasiswa Fisika, banyak yang berpikir gua akan bekerja jadi peneliti disuatu lembaga penelitian, belom tentu juga sih, dan gua sendiri gak akan takut untuk suatu hari bekerja dibidang yang bukan Fisika banget, karena gua mengambil kuliah ini bukan untuk pekerjaan yang berkaitan melainkan gua ingin mengembangkan pikiran gua, mengembangkan persepsi, mengembangkan soft skill yang saat ini sangat dibutuhkan tapi masih banyak yang belum punya, ya kayak film 3 idiot lah kalo yang tau, itu film India yang bertema kampus, intinya dari film itu ya kuliah jangan mencari nilai, tapi cari ilmu yang bisa kamu dapat dari situ dan kamu kembangkan, jadi ya meski gua kuliah Fisika, gua gak khawatir kalo nantinya kerja di bank, atau mungkin resepsionis atau mungkin ya sekedar pekerja kantoran intinya ya gua gak takut, tapi dari pekerjaan gua itulah yang gua nanti apa yang bisa gua kembangkan disitu. Gua memang menyayangkan mindset orang Indonesia yang masih terpaku bahwa pekerjaan itu berdasarkan kita kuliah apa, ya nggak tentu juga, ada emang beberapa kuliah yang dari awal sudah meng-setting mahasiswa untuk suatu pekerjaan kayak contohnya dokter, ya tapi sebenarnya kuliah dokter pun bisa nantinya gak harus jadi dokter kayak dirumah sakit atau klinik, ya intinya dari ilmu kedokteran yang dipelajari semasa kuliah, apa yang bisa kita kembangkan disitu, jadi kuliah kedokteran pun bisa gak harus jadi dokter, dan sayang aja mindset mengembangkan seperti ini memang belum umum di masyarakat Indonesia, gua pas MUN kemaren ngobrol sama seorang delegasi dari Guatemala, dia bilang kuliah itu yang penting adalah melatih critical thinking atau berpikir kritis, kalau kita sudah bisa untuk berpikir kritis, gak penting lulusannya apa, pasti pekerjaan ada deh, dan memang orang Indonesia masih banyak yang belum bisa berpikir kritis, berpikir kritis itu adalah ketika kita bisa memiliki alasan dan bisa bertanggung jawab atas suatu jawaban yang kita pilih, dari pertanyaan 5w+1h (what, who, where, when, why and how) kedua pertanyaan yang gua bedakan warnanya itulah yang sebenarnya penting untuk melatih critical thinking karena ke 4 pertanyaan sebelumnya pastinya adalah sebuah jawaban absolute yang sudah ada ketetapannya, tapi untuk 2 pertanyaan terakhir itulah yang setiap orang bisa berbeda-beda dan disinilah perkembangan otak atau pikiran kita teruji.

Oke itu aja bahasan gua soal PKL, jadi lumayan luber kemana-mana tapi ya itu semua berkaitan sih, intinya ya ini semua tentang gimana gua PKL dan apa yang bisa gua petik dari PKL selain materi yang gua observasi selama PKL. 

Minggu, 11 Agustus 2019

Sejarah badminton dunia

Oke, di postingan ini gua sekalian mengumumkan bagian baru blog ini yaitu sport. Ini gua dapet saran dari temen-temen gua gitu, daripada sekedar cuma ngomongin hal-hal yang terkesan melankolis ya coba aja bahas hal-hal yang lebih umum gitu, dan karena gua ini pemain bulutangkis tingkat mahasiswa, temen gua nyaranin untuk coba omongin ini, apalagi gua sering update tentang bulutangkis di instagram. Tapi gua bukan hanya akan post tentang bulutangkis aja, gua juga akan post tentang hal-hal lain di section sport, meskipun nantinya mostly bulutangkis sih.

Nah masuk ke poin kali ini, gua akan membahas tentang dunia badminton, mulai dari sejarahnya sampai sekarang ini. Gua pernah baca komik "Kambing Jantan", disitu cerita pertama yang digambarkan adalah bulutangkis, dan disitu dia ada bilang kalo bulutangkis adalah olahraga tradisional di Indonesia. Salah besar, asal muasalnya aja bukan di Indonesia jir, bulutangkis itu asalnya dari Inggris. Sebenarnya nggak murni dari Inggris, tapi beberapa arkeolog berasumsi bahwa badminton sudah ada sejak tahun-tahun awal masehi. Dulu sebelum badminton, ada permainan bernama "battledore and shuttlecock" yang sangat banyak dimainkan didaratan India, China dan Eurasia. Pada dasarnya asal permainan ini adalah dari India, dikenal dengan Poonah karena dimainkan di kota bernama Poona di India dan mulai terkenal dikalangan pejabat Inggris di India. Sepulangnya pejabat-pejabat tersebut ke Inggris, mereka mendirikan club Badminton di Folkestone, Inggris pada tahun 1875. Peraturan yang digunakan adalah peraturan tradisional Pune sampai tahun 1887 sampai akhirnya klub Badminton tersebut mendirikan Asosiasi Badminton Inggris dan merevisi peraturan tersebut dan mempublikasikannya pada 13 September 1893 di Portsmouth Inggris. Pada tahun 1899 Asosiasi Badminton Inggris mendirikan turnamen All-England Badminton Championship untuk kategori ganda putra, putri dan campuran, kategori tunggal dimasukkan pada tahun berikutnya. Pada tahun 1934 akhirnya berdiri IBF (International Badminton Federation) yang anggota pertamanya adalah Inggris, Skotlandia, Wales, Kanada, Denmark, Perancis, Irlandia, Belanda dan New Zealand, India kemudian masuk pada tahun 1936, saat itu kekuatan Badminton didominasi oleh Inggris dan Denmark.

Pada tahun 1949 IBF mendirikan turnamen beregu pertama yaitu Thomas Cup yang merupakan turnamen beregu untuk laki-laki dan saat itu dimenangkan oleh Malaysia yang saat itu masih dibawah koloni Inggris bernama British Malaya dan diadakan 3 tahun sekali dengan Indonesia pertama kali memenangkannya pada tahun 1958 menghentikan rentetan kemenangan Malaysia. Saat itu tim Indonesia terdiri atas Tan Djoe Hok, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, Ferry Sonneville dan Eddie Joesoef dan saat itu jumlah partai yang dimainkan sampai 9 pertandingan.


Dari awal berdirinya All-England sampai tahun 1977, turnamen tersebut secara pasif disebut sebagai kejuaraan dunia, tidak heran Rudy Hartono merupakan pemain paling legenda saat itu karena mampu menang sampai 7 kali berturut-turut. Pada tahun 1977 kejuaraan dunia bulutangkis (world championship) yang pertama diadakan di Malmo Swedia dengan Denmark mendominasi perolehan medali dengan 3 medali emas dengan tunggal putra saat itu terjadi all Danish final antara Flemming Delfs dan Svend Pri dan dimenangkan oleh Flemming Delfs. Indonesia sendiri saat itu mendapat emas pada kategori ganda putra yang juga terjadi all Indonesian final antara pasangan Tjoen-Tjoen/Djohan Wahjudi dan Christian Hadinata/Ade Chandra dan dimenangkan oleh pasangan Tjun-Tjun dan Djohan Wahjudi. Saat itu kejuaraan dunia diadakan 3 tahun sekali dan pada Kejuaraan dunia kedua pada tahun 1980 Indonesia memenangkan 4 medali emas dimana ganda putri adalah satu-satunya kategori yang tidak juara saat itu, apparently sampai sekarang ganda putri Indonesia belum pernah ada yang jadi juara dunia. Mulai tahun 1987 kejuaraan dunia diadakan 2 tahun sekali dan kemudian diadakan setiap tahun mulai tahun 2006.


Bulutangkis menjadi olahraga olimpiade pada tahun 1992 di Barcelona dimana saat itu hanya 4 kategori yang dipertandingkan yaitu tunggal putra dan putra, dan juga ganda putra dan putri, dimana kedua kategori tunggal dimenangkan oleh Indonesia yaitu Susi Susanti untuk tunggal putri dan Alan Budikusuma untuk tunggal putra, dan saat itu tunggal putra terjadi all Indonesian final antara Alan Budikusuma dan Ardy Wiranata, ganda campuran masuk pada Olimpiade 1996 di Atlanta. Sementara itu kompetisi beregu campuran Sudirman Cup pertama kali diadakan pada tahun 1989 di Jakarta dan dimenangkan oleh Indonesia, itu adalah satu-satunya kemenangan Indonesia dan belum pernah lagi menang hingga saat ini. 

Kamis, 01 Agustus 2019

Review Gone Girl : film yang mendeskripsikan Psikopat secara keseluruhan


   Mungkin tidak banyak orang yang mengetahui film ini karena memang tidak begitu populer di Indonesia, namun film ini tetap terkenal dan notable pada level internasional. Karena ini adalah review, maka spoiler alert ya. 

   Film ini dirilis pada tahun 2014 dan dibintangi Ben Affleck dan Rosamund Pike. Dari judulnya yaitu gone girl atau yang berarti gadis yang hilang adalah film thriller drama yang menurut gua secara keseluruhan mendeskripsikan psikopat. Di banyak telinga orang Indonesia, psikopat pasti langsung dihubungkan dengan seorang pembunuh yang luar biasa kejam, well ada benernya meskipun sebenarnya psikopat sendiri memiliki pengertian yang lebih luas lagi cakupannya. Oke ngomongin filmnya dulu, film ini bercerita tentang seorang suami yang mencari istrinya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan hanya kerusakan kecil, ketika dia melapor ke polisi untuk mencari istrinya, perlahan-lahan polisi mencurigai sang suami telah membunuh istrinya dengan kejanggalan dan beberapa bukti forensik yang mengarah pada pembunuhan sang istri yang dilakukan suami, sang suami yang tidak mengerti bagaimana kejanggalan dan bukti forensik yang mengarah pada dirinya mulai menemukan bahwa istrinya menjebak dirinya sehingga seolah-olah dirinya telah membunuh istrinya. 

  Mengapa film ini gua katakan sebagai deskripsi psikopat, karena memang gambaran seorang psikopat sepenuhnya dijabarkan pada film ini, menurut gua sangat-sangat lengkap. Oke, jadi menurut wikipedia, psikopat itu secara umum adalah seseorang yang memiliki kelainan jiwa (bukan penyakit ya) dimana seseorang tersebut tidak memiliki bagian otak yang mengatur perasaan simpati, empati, kasihan, sedih dll. Karena itulah psikopat sering dihubungkan dengan pembunuh kejam. Ciri-ciri seorang psikopat sendiri biasanya memiliki fisik yang menarik, karismatik, mudah bergaul, dan beberapa ciri khusus psikopat yang paling penting adalah kecerdasan yang tinggi, psikopat juga sangat manipulatif sehingga mampu menipu banyak orang. Dari beberapa ciri-ciri psikopat diatas, memang bisa dihubungkan dengan pembunuh kejam, namun psikopat sendiri tidaklah selalu pembunuh, in the end ya orientasi seorang psikopat bisa membuatnya menjadi orang yang baik, yang paling penting adalah jangan pernah macam-macam dengan psikopat karena psikopat itu jika tersinggung, rasa tersinggung tersebut bisa menjadi dendam. Psikopat juga ada yang baik, dan dengan ciri-ciri yang disebutkan tadi, memang sebenarnya psikopat yang orientasinya baik tidak akan menjadi pembunuh, terkadang mungkin kita tidak sadar entah bos kita, atasan kita, dosen, bisa jadi diantara mereka ada yang psikopat, yang pasti adalah dengan ciri-ciri diatas yang nampak positif, cukup sulit untuk bisa mendeteksi seseorang itu psikopat. Biasanya psikopat yang akhirnya terkenal adalah psikopat yang terjerat kasus pembunuhan dan menunjukkan perilaku tidak bersalah saat sidang. Tapi sekali lagi ditekanka, psikopat tidaklah selalu pembunuh. 

   Dalam film ini, betul-betul digambarkan sifat psikopat yang ada pada sang istri, disitu diperlihatkan bagaimana sang istri selama berbulan-bulan mempersiapkan untuk membuat pembunuhan palsu terhadap dirinya yang dibuat seolah-olah suamilah yang melakukannya, ini menunjukkan tingkat kecerdasan seorang psikopat, bahkan sang istri bisa mengetahui gerak gerik sang suami, seolah-olah sang suami dikendalikan olehnya. Dalam film ini, sang istri juga melakukan pembunuhan, namun korbannya hanya 1 orang saja, dan dia sendiri tidak merasa bersalah dengan perbuatan tersebut, bahkan dia mampu memanipulasi perilakunya sehingga tidak dinyatakan bersalah atas perbuatan tersebut. Sang istri juga mampu berteman dengan banyak orang, bahkan kepada tetangganya dia mampu berperilaku seolah-olah sang suami beberapa kali melakukan KDRT, sehingga ketika dia hilang, si tetangga langsung mencurigai sang suami. Sang istri juga mampu membuat beberapa bukti forensik palsu namun sangat kuat sehingga polisi sendiri tidak mencurigainya. Pasangan pasutri ini memang awalnya saling mencintai dan harmonis, sampai akhirnya beberapa konflik rumah tangga membuat sang suami akhirnya selingkuh, sang istri yang marah atas perbuatan sang suami memutuskan untuk menghukumnya. Paparan diatas merupakan contoh dari film bagaimana kepribadian psikopat, sang istri memang tidak memiliki orientasi membunuh, namun sekalinya sang suami macam-macam dengannya, dia memberi hukuman yang cukup berat, bukan dengan membunuhnya namun dengan menjebaknya, adapun ketika istrinya membunuh, perbuatan tersebut serta merta bukanlah dendam melainkan alat manipulatifnya, seorang psikopat cenderung tidak segan membunuh seseorang, namun jika orang tersebut hanyalah alat, maka dia akan langsung membunuhnya (seperti pada film), namun jika psikopat membunuh karena dendam atau ketersinggungan, maka psikopat tidak akan langsung membunuh melainkan akan menyiksa si korban dengan cara yang sadis agar dia menikmati rasa balas dendam tersebut. In the end sang istri mampu menjauhi dirinya dari kecurigaan orang terhadap dirinya, beginilah kepribadian seorang psikopat yang dirangkum dengan kompleks dalam film ini. Gua sangat apresiasi sang penulis cerita yang mampu terpikirkan bagaimana membuat film yang menggambarkan sifat seorang psikopat secara keseluruhan. Ini bukanlah hal mudah, gua awalnya tidak mengerti maksud film ini, sekarang gua pun akhirnya mengerti. 

Jumat, 26 Juli 2019

The up and down of Jakarta


Jakarta adalah hal yang paling tidak asing ditelinga orang Indonesia karena memang kota ini merupakan ibukota sekaligus kota terbesar di Indonesia. Bila orang ditanya tentang Jakarta, jawaban mereka akan bervariasi mulai dari macet, polusi, politik, MRT, dll, intinya setiap impresi orang terhadap Jakarta cukup bervariasi. 
Bagi gua, Jakarta merupakan cerminan naik turunnya negara Indonesia, gua memang bukan nasionalis, namun demikian dimana bumi dipijak, disitu kita harus menjunjung, jadi bagi gua, selama tinggal di Indonesia, gua harus mengenal tempat ini, meskipun gua tidak membanggakan ataupun mencintainya. 

Gua baru-baru ini menemukan akun di Instagram bernama "Indonesia Tempo Doeloe" yang dimana akun ini memperlihatkan foto-foto beberapa bagian kota-kota besar di Indonesia pada jaman dulu dan membandingkannya dengan yang sekarang. Jujur aja, setelah menemukan akun ini, gua sebetulnya terpukau dengan bagaimana kota-kota besar di Indonesia terutama Jakarta pada masa penjajahan Belanda dan dekade awal kemerdekaan. Jujur aja, gua terpukau dengan bagaimana Jakarta dulu. Gua sudah mengunjungi beberapa negara seperti Australia, Turkey, Belanda, Belgia, Jerman dan Austria, dan dengan mengunjungi negara-negara ini, gua memang merasa Jakarta itu sudah sangat tertinggal dan sangat jauh kualitasnya dibandingkan dengan kota-kota dari negara-negara yang sudah pernah gua kunjungi. Baru-baru ini gua juga menemukan video yang memperlihatkan sejarah trem yang ada di Jakarta, ya Opa gua emang bilang kalo dulu di Jakarta pernah ada trem, dan karena itu sudah gak ada lagi di Jakarta, gua gak begitu tertarik sampai akhirnya gua menemukan video tentang sejarah trem Jakarta di youtube. Setelah melihat video ini dan juga menggabungkan beberapa persepsi gambar yang ada di akun instagram diatas, gua tahu bahwa Jakarta pernah memiliki masa gemilang dimana Jakarta sebenarnya tidak kalah dengan kota-kota besar yang ada di negara-negara maju. 


Kalo yang belom tau tentang trem, bisa dilihat pada postingan gua pas awal-awal blog, di arsip ditahun 2017 awal-awal disitu gua ada tulis tentang transportasi umum. Jadi intinya trem adalah transportasi rel namun mampu bergabung dengan jalanan. Dulu memang saat dunia mengalami modernisasi, terutama di negara-negara maju, trem memang banyak ditinggalkan dan digantikan dengan metro atau yang kita kenal dengan sebutan MRT karena memiliki akses yang lebih cepat, namun jika dilihat sekarang ini, dan juga termasuk dikota-kota yang udah gua kunjungi diluar negeri, gua melihat kehadiran trem mulai muncul lagi, hampir diseluruh kota yang gua kunjungi mulai dari Adelaide, Melbourne, Istanbul, Konya, Izmir, Amsterdam, Rotterdam, Brussels, Munich sampai Vienna, semuanya memiliki transportasi trem. Jakarta pada awalnya pun juga punya trem, namun ya memang beberapa kota juga dulunya punya trem seperti London namun sekarang tidak lagi karena memang ada waktunya dimana trem ditinggalkan dan Jakarta menjadi salah satu kota yang meninggalkan trem. Disini poin yang gua tekankan bukan tremnya, namun lebih kearah bagaimana dulu Jakarta pernah mengalami masa gemilang dan tentunya tidak kalah dari kota-kota maju lainnya didunia, bahkan di Asia Tenggara sendiri, Jakarta adalah yang paling maju, kota lain seperti Bangkok, KL, Manila, Singapore semuanya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Jakarta. Gua lebih senang melihat gambar kota Jakarta pada jaman dulu kebanding Jakarta yang sekarang. 

Pada akun instagram diatas, memang diperlihatkan gambar-gambar then and now dari Jakarta, dan jika dilihat dari gambar-gambarnya, kita bisa melihat perubahan yang sangat-sangat jauh dan signifikan. Untuk kota-kota yang udah gua kunjungi, kebanyak kota yang memukau gua adalah kota di Turki, well di Belanda gua juga terpukau dengan Amsterdam dan Utrecht, selebihnya untuk kota-kota di Eropa dan Australia, meskipun mereka menyuguhkan keindahan, gua tidak terpukau karena memang kota-kota tersebut memiliki pemandangan yang relatif sama. Untuk kota-kota di Turki, gua sangat terpukau karena memang jika kita melihat gambar then and now untuk contohnya Istanbul, kita bisa melihat perubahan kota tersebut tidaklah signifikan sehingga kapanpun kita berkunjung kesana, kita serasa go back in time


Untuk kota-kota di Eropa, gua bisa memaklumi kemiripan setiap kota memang disebabkan karena kebanyakan kota di Eropa pernah hancur pasca perang dunia kedua sehingga mereka membangun lagi kota-kota tersebut dari awal dan dengan identitas dan standar ilmu perencanaan yang sama, maka tidak heran kota-kota di Eropa sangat mirip antara satu dengan yang lainnya. Untuk Jakarta, jujur gua tidak mengerti bagaimana dulu pemandangan yang disuguhkan adalah keindahan yang tidak kalah dari kota-kota lainnya di Eropa, sekarang justru berubah drastis dan malah jadi kota pesakitan, padahal Jakarta tidak pernah hancur seperti kota-kota di Eropa pada umumnya. Padahal kalau kita melihat Turki yang memang netral sepanjang PD II, ya wajar saja mereka cukup berbeda dengan kota lainnya di Eropa, karena memang mereka tidak ada kota yang hancur, dan mereka terus memelihara setiap bangunan, jalan, pemukiman yang sudah ada untuk tetap bisa tampak seperti itu, dengan sedikit perubahan kecil namun tetap sama. Namun sayangnya tidak untuk Jakarta, jika kita ke bagian bersejarah di Jakarta, kebanyakan sudah tidak lagi nampak seperti yang dulu. Beberapa tempat yang masih nampak seperti dulu tidaklah banyak seperti di Kota Tua. Gua melihat hanya Kota Tua tempat di Jakarta yang memberi nuansa go back in time , selebihnya tempat lain seperti Jatinegara, Glodok, Harmoni, Senayan dll, sudah tidak lagi berbentuk, atau mungkin kata vulgarnya adalah sudah rusak. Gua sendiri tidak mengerti bagaimana Jakarta berubah kearah "bawah" padahal dulunya merupakan kebanggaan di Asia Tenggara, bahkan dengan kemajuan dan kegemilangan Jakarta, tidak heran Singapore sempat ingin menjadi bagian dari Indonesia. Gua melihat pemeliharaan kota yang sudah ada ditambah dengan pembangunan area kota yang baru seluruhnya dilakukan dengan cara yang salah, tidak heran Jakarta memiliki area kumuh yang sangat luas karena memang pembangunan dan pemeliharaan kota Jakarta dilakukan dengan cara yang salah dan itu berlanjut selama beberapa dekade. Gua sendiri tidak mengerti bagaimana kita terus melakukan kesalahan selama beberapa dekade sehingga membuat Jakarta yang pada awalnya berada pada nomor 1 di Asia Tenggara menjadi salah satu yang paling tertinggal di Asia Tenggara. Kuala Lumpur, Bangkok dan Singapore padahal dulunya tidak memiliki apa-apa, dan mereka melihat Jakarta dengan tatapan yang iri, namun sekarang justru mereka telah melampaui Jakarta, mereka tidak lagi melihat Jakarta dengan tatapan iri, instead kitalah yang iri melihat mereka. 

Itulah ironi Jakarta yang gua tumpahkan dalam postingan ini, gua jujur sangat cinta dengan Jakarta yang dulu, Jakarta yang indah, Jakarta yang maju dan Jakarta yang menjadi pesaing kota-kota maju lainnya. Sekarang Jakarta sudah sangat berbeda, keindahan Jakarta yang dulu hanya dapat dilihat dari arsip foto-foto yang disimpan entah di perpustakaan ataupun museum, namun intinya kita tahu bahwa Jakarta dulu adalah kota dengan keindahan dan kemajuan yang memukau, dengan tata kota bangunan yang menyaingi kota-kota di Eropa, dengan keberadaan trem yang juga menyaingi kota-kota di Eropa, itulah kegemilangan Jakarta yang sejujurnya andai masih dapat terlihat sampai sekarang. Meski begitu gua melihat beberapa effort pembangunan yang dilakukan agar Jakarta tidak kalah dengan kota lainnya di Asia Tenggara seperti MRT, LRT, Airport Rail dll, namun semua effort tersebut tidak dapat mengembalikan keindahan Jakarta seperti pada foto-foto arsip Jakarta. Semua effort dan pembangunan tersebut mengarahkan Jakarta untuk mengikuti modernitas pembangunan dan tidak mengembalikan sejarah dan keindahan yang dulu pernah ada. 




Jumat, 19 Juli 2019

Review Film X-Men : Dark Phoenix


Untuk postingan ini gua ingin memberikan review tentang film X-Men : Dark Phoenix, spoiler alert ya, untuk yang belom nonton better not to read this. Oke, untuk Marvel, gua memang lebih ke penggemar X-Men Universe kebanding Avenger, karena memang kalo X-Men gua dah ngikutin dari kecil, jadi ya emang lebih banyak ngerti untuk X-Men kebanding Avenger. 

Untuk rangkaian film X-Men, Dark Phoenix ini merupakan film kedua belas  dari rangkaian seri film-film X-Men. Sejujurnya, terlepas dari kecintaan gua terhadap X-Men, harus gua akui beberapa film terakhir tidak memuaskan gua, terutama Days of Future past dan Dark Phoenix ini sendiri. Untuk bisa mengerti film X-Men secara keseluruhan karena ini merupakan film seri, jadi lebih baik menonton filmnya dari awal, dari film X-Men yang pertama, dimana film pertamanya dirilis tepatnya pada tahun 2000. Yaps, ini memang serial yang cukup sukses dalam industri perfilman dunia. Untuk timeline atau jalur waktu yang disuguhkan pada film X-Men sendiri, urutan film tidak menandakan timeline yang benar, btw timeline X-Men gua bagi dua, sebelum dan sesudah diubah di X-Men Days of Future past, ini gua berikan timeline-nya

Sebelum diubah
X-Men Origins : Wolverine (Logan/Wolverine berusia lebih tua dari Charles, masa awal Logan)) → First Class → Days of Future Past (sebelum sejarah diubah) → Origin Wolverine (masa-masa sebelum sampai bertemu Charles) → X-Men 1 → X2 → The Last Stand → The Wolverine → Days of Future Past (ketika perang, dalam proses mengubah sejarah)

Sesudah diubah
X-Men Origins : Wolverine (sejarah awalnya tak pernah diubah) → First Class → Days of future past (setelah diubah) → Apocalypse → Dark Phoenix → Deadpool → Deadpool 2 → Days of future past → Logan

Okay, untuk yang masih belom mengerti, jadi di film X-Men : Days of future past, sejarah diubah. Jadi ceritanya adalah dimana pada tahun 2023, terjadi pembantaian terhadap kaum mutan secara besar-besaran menggunakan robot yang sangat immune atau kebal dari seluruh bentuk kekuatan mutan bernama sentinels yang diproduksi dengan jumlah yang sangat banyak. Sentinels sendiri sudah bermula sejak tahun 1973, dan kunci terwujudnya program tersebut adalah Raven atau Mystique. Karena program sentinels terwujud karena kesalahan Raven dimasa lalu, maka Profesor Charles mengirim Logan kembali ke tahun 1973 untuk mengubah sejarah agar Raven tidak pernah melakukan kesalahan tersebut. 

Sebetulnya Days of future past itu bagi gua sangat wrecker bagi cerita X-Men sendiri karena hasil dari film ini adalah timeline yang berubah dan sebenarnya meskipun plot dan kualitas film yang disuguhkan itu berkualitas, tapi hasilnya kalau bagi gua pribadi adalah kekecewaan karena ini berarti cerita yang disajikan pada 6 film sebelum Days of future past itu menjadi sebuah cerita kosong yang akhirnya kita tidak lagi menemukan makna dari film-film tersebut, karena pada akhirnya seluruh cerita difilm-film itu menjadi cerita yang tidak pernah ada, dan itulah kekecewaan gua sebagai pecinta X-Men. Film Days of future past sendiri juga menimbulkan kebingungan secara kalo dilihat di akhir film yang The Last Stand itu, sejatinya saat itu mutan sudah mendapat jaminan perdamaian dengan manusia, lalu mendadak tanpa ada penjelasan difilm tersebut secara politis, lalu mutan ujuk-ujuk dibantai dan tiba-tiba asal muasalnya dari masa yang jauh sebelum film The last stand. Mungkin kalo ada kejadian khusus setelah film The last stand yang menyebabkan diwujudkannya kembali program sentinels mungkin akan bisa lebih melegakan, tapi entah kenapa alasan vital tersebut justru masuknya ditahun yang itutuh terlalu lama untuk diingat dan terlalu lama untuk sudah dimaafkan, jadinya not make any sense gitu sih. Meski mengecewakan, apparently film ini mendapat rating bagus, ya bagi gua sih ceritanya yang mengecewakan, sisanya sih bagus. 

Oke, back to Dark Phoenix, jadi film ini merupakan entry yang disuguhkan setelah perubahan sejarah. Gua melihat effort sang penulis dan produser untuk memperbaiki jalan cerita setelah perubahan sejarah harus diacungi jempol, apalagi dengan masuknya fitur karakter Deadpool yang akhirnya mengobati kekecewaan para pecinta X-Men. Film Dark phoenix itu mengambil waktu setelah kejadian di Apocalypse dan yang menjadi subjek utama difilm ini adalah karakter Jean Grey, seorang mutan yang gua favoritkan, dia memiliki kekuatan telekinesis, mampu menggerakan objek dengan pikiran, dia juga punya telepati seperti Charles Xavier. Plot singkat film ini adalah, dalam suatu misi keluar angkasa, Jean Grey dihadapkan dengan sebuah ledakan yang instead membunuh dia, justru malah memberikan dia kekuatan yang sudah berada diluar kendalinya sendiri. 
Untuk rating film ini, apparently kali ini, bukan hanya pecinta X-Men yang kecewa tapi pada umumnya pemirsa atau publik juga kecewa dengan film ini. Gua sendiri menilai film ini adalah low point for X-Men, terutama pada harapan dan ekspektasi yang kita berikan pada film ini. Untuk setiap konflik yang disuguhkan, kemudian kualitas video gua sih tetap acungi jempol, namun tetap tidak cukup untuk menutupi kekecewaan. Untuk pecinta film X-Men pasti sudah tau, setiap ada hal yang menggantung disatu film, atau suatu pertanyaan yang tidak terjawab pada suatu film X-Men, maka akan terjawab pada film berikutnya. But not for this movie, justru titik kekecewaan gua pribadi ada pada hal ini. Contohnya adalah, difilm Apocalypse, diketahui bahwa Evan atau Quicksilver merupakan anak dari Magneto. Kita tau bahwa titik kejahatan seorang Magneto adalah rasa duka yang melanda dirinya, apalagi ketika dia kehilangan seorang anggota keluarga. Ketika Evan mengetahui dirinya adalah anak dari Magneto, dia tau bahwa dirinya bisa mengobati luka duka yang ada pada Magneto dengan memberitahunya, namun apparently tidak terwujud di film Apocalypse dan kita berekspektasi tinggi pada film Dark Phoenix bahwa Magneto akan kembali pada Evan, dan ternyata hal tersebut lagi-lagi tidak terjadi. Intinya gua kecewa sekali dengan film ini.

Sama seperti Avenger Universe, pastinya serial X-Men yang lama sudah semestinya diganti dengan yang baru. Dan kita mengharapkan ya Dark Phoenix ini menjadi yang terakhir, tapi somehow endingnya aja dibuat menggantung, dan itu kecewa sekali karena itu diberikan pada film yang akan mengakhiri itu semua. Sampe saat ini belum ada konfirmasi mengenai serial X-Men yang baru selain The New Mutant yang akan dirilis tahun depan dan akan menjadi lembaran baru untuk dunia mutan karena waktu yang diambil adalah masa depan pasca matinya Wolverine. Gua gak tau apakah akan ada lagi film yang mungkin bisa diperuntukkan untuk meluruskan hal-hal yang menggantung difilm Dark Phoenix meskipun it's seems likely to be not, tapi ya who knows, meski begitu gua sih merasa kecewa aja dengan X-Men. 
Ada beberapa rumor yang mengatakan bahwa X-Men nantinya akan bergabung dengan Avengers. Bukannya gua nggak menyetujui atau menentang, gua ngerti secara kedua universe tersebut sama-sama Marvel, namun background kedua universe tersebut tuh berbeda 180 derajat. X-Men adalah sebagian kecil mutan yang menjadi superhero untuk melindungi mutan lainnya dan juga manusia, sementara Avengers adalah orang-orang yang memiliki kemampuan khusus, in fact juga involve some kind of magic etc sehingga bagi gua terdengar mustahil untuk bisa menyatukan keduanya. Meski begitu andaikan ternyata ada penulis dan produser yang bisa membuat cerita yang bisa menyatukan keduanya, itu dia harus untuk mendapat penghargaan. Oke itu aja review gua seputar film X-Men : Dark phoenix

Sabtu, 30 Maret 2019

Partisipasi Bali Asia MUN

Untuk postingan kali ini gua pengen kasih tau tentang Bali Asia MUN. Jadi untuk yang belom tau MUN itu adalah "Model United Nation" yang berarti adalah simulasi United Nation atau di Indonesia dikenal dengan PBB. Event MUN itu banyak digelar dimana-mana, dan untuk MUN yang gua ikutin ini merupakan proker dari organisasi International Global Network atau IGN. IGN sendiri adalah international NGO yang secara khusus mempersiapkan future leader. IGN ini memang mengedepankan pembentukan karakter orang-orang muda atau youth untuk lebih membuka wawasan, memperluas persepsi untuk nantinya suatu saat mungkin mereka akan terlibat dalam politik dunia, dan itulah kenapa proker mereka mostly MUN. 

Acara MUN yang gua ikutin ini total 3 hari, dari hari Jumat tanggal 22 sampai hari minggu tanggal 24. Dalam acara ini, setiap peserta akan diberi gelar delegates, karena memang setiap peserta ketika mendaftar agak seperti SBMPTN dimana kita akan diberi 3 pilihan, namun pilihan ini bukan univ dan jurusan melainkan council mana yang akan kita masuki dan negara apa yang akan kita representasikan. Dalam acara ini, council yang tersedia merupakan council-council besar yang memang berada dibawah naungan PBB yaitu UNESCO, UNWTO, IMF, IMO, WHO dan FAO, silakan browsing sendiri untuk tau tentang 6 council diatas. Pas register online, gua gak inget pilihan gua, gua inget cuma gua pilih UNESCO dan negara pilihan gua adalah Turki. Tapi setelah diumumkan gua malah masuk UNWTO (UN world tourism organisation) yang dimana council ini memfokuskan dalam bidang wisata, dan negara yang gua dapet adalah Iran. Sebenarnya agak nyesek juga ya karena gua tau apa tentang Iran selain dari film mereka yang gua udah bikin review-nya dan juga mungkin untuk orang Indonesia mostly memandang Iran sebagai "Shi'ah" yang dibilang ajaran sesat dan bukan bagian dari Islam. Setelah kita mendapat negara alokasi, kita diberi tugas untuk membuat paper dimana paper yang kita buat adalah mengenai posisi negara yang kita wakilkan untuk isu yang akan mereka bahas saat meeting session. Hal ini manfaatnya adalah agar kita bisa lebih mengenal dengan baik negara yang kita wakilkan, Gua searching tentang turis di Iran agak nihil sih, akhirnya gua belajar dari vlog-vlog traveler yang pernah berkunjung ke Iran dan well ternyata Iran not bad lah. 

Hari pertama acara MUN ini hanya acara pembukaan, gak perlu dibahas panjang karena yaaa itu gak jauh-jauh dari pengenalan, inti dari acara ini adalah saat hari kedua, dimana memang itu adalah sesi yang memang kita melakukan prosedural yang persis seperti saat PBB. Sesi ini dijalani dengan serius karena memang ini adalah sesi simulasi kita betul-betul menjalani seperti apa yang ada didalam PBB. Meja yang diatur juga seperti PBB dimana setiap kursi juga diatur dengan negara yang diurut sesuai abjad. Dalam UNWTO ini, ada 62 negara yang dialokasikan dalam sesi ini, seluruh prosedur berjalan dengan Bahasa Inggris. Nanti akan ada satu isu yang berkaitan dengan tema yang udah ditentukan, dimana setiap negara akan mengajukan isu, dan ketika satu isu sudah disetujui oleh 50+1% orang di council, maka isu tersebut yang akan dibahas, dan diakhir sesi adalah sesi draft resolution dimana kalau resolusi tersebut di setujui oleh 50+1%, maka itu yang akan diambil, dan apabila kurang, maka akan lanjut ke amandemen. Intinya, acara pada hari kedua adalah sebuah diskusi berbentuk parlemen persis seperti didalam PBB.

Hari ketiga merupakan acara penutup sekaligus pemberian penghargaan untuk delegasi terbaik. Dihari ketiga juga kayak identitas yang terbuka karena hari ketiga merupakan malam puncak budaya dimana seluruh delegates harus memakai dress code berupa baju adat dari negara atau daerah mereka tinggal. Gua sih cuma pakai batik aja karena emang gak punya baju adat lain selain batik, disini akhirnya gua tau bahwa ternyata delegates banyak berasal dari negara-negara yang jauh, ada yang dari Amerika Latin, Jerman, Azerbaijan, Irak, tapi mostly kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Malaysia dan India, disini juga delegates pada perform budaya dari negara mereka, intinya seru-seruan lah.










Jumat, 01 Maret 2019

Review film The Salesman


Dua tahun yang lalu gua ngepost tentang film Iran yang berhasil memenangkan Academy Award untuk kategori "Best foreign language film", dimana gua juga janji untuk tulis review-nya. Sebagai informasi, film ini mendapat nominasi dan penghargaan diwaktu yang sangat tidak bagus yaitu pasca menangnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika. Dan udah pada tau juga kalo dia melarang masuk warga negara dari 7 negara Islam ke Amerika. Dan salah satu negara yang warganya dilarang masuk ke Amerika adalah Iran. Yaaa pastinya para kru, sutradara dan aktor film ini, karena mereka udah masuk nomnasi, sebenarnya bisa dapat pengecualian, tapi karena mereka ingin menghargai sesama warga Iran yang dilarang pergi ke Amerika, mereka memutuskan untuk tidak hadir pada acara Academy Award ini. Film The Salesman sendiri mendapat review positif, contohnya dari Rotten Tomatoes, film ini mendapat 96% approval yang berarti memang film berkualitas. 

Gua sendiri lama tidak menulis review-nya karena emang gua juga belom nonton dan gua sebenarnya gak tau apa film ini masuk Indonesia apa nggak tapi yaaa gua baru dapet filmnya baru-baru ini. Alur film ini adalah alur maju, jadi tidak ada flashback sama sekali, ataupun mundur. Film ini bercerita tentang seorang guru yang juga aktor suatu teater kecil bernama Emad, yang punya istri yang juga sesama aktris dalam teater tersebut bernama Rana. Suatu hari apartemen mereka nyaris runtuh, dan demi keselamatan, mereka memutuskan untuk pindah dari apartemen itu dan tinggal di apartemen lainnya dikota Tehran. Suatu hari Emad pulang rumah lebih larut, dan dirumah Rana sedang mandi, dan dia mendengar bunyi bel, dan dia membuka pintunya dan setelah itu dia berakhir dirumah sakit. Emad yang baru pulang kebingungan melihat istrinya tidak ada dan kemudian mencari istrinya dirumah sakit, dia sendiri ke rumah sakit karena menemukan bercak darah pada shower kamar mandinya. Usai pulang, Rana mengalami shok dan trauma, dia sendiri menceritakan kalo ada orang masuk pas dia lagi mandi dan memukul dia. Orang tersebut ninggalin hape, uang dan mobilnya. Emad rencana pengen pergi ke polisi, tapi dilarang oleh Rana dan dari 3 petunjuk yang ditinggalkan oleh pelaku, dia akhirnya memutuskan untuk mencari pelakunya sendiri. Menggunakan mobil yang ditinggal oleh pelaku, dia menemukan ternyata mobil tersebut digunakan oleh toko roti yang dikelola oleh seorang pria muda bernama Majid. Melihat penampilan Majid, dia mengira Majid adalah pelakunya, dan dia pun memutuskan untuk menjebak Majid dengan membawanya ke apartemennya yang nyaris runtuh. Ketika dia disana untuk menunggu Majid, ternyata yang datang adalah calon mertuanya yang sudah sangat tua, diapun menceritakan tentang istrinya kepada calon mertua Majid ini, namun melihat tingkah laku pria tua tersebut dan juga melihat penolakannya untuk bekerja sama untuk mengadili Majid, Emad sadar bahwa calon mertua Majid adalah pelaku sebenarnya, diapun mengurung pria tua tersebut diruangan kecil. Ketika dia kembali keruangan tersebut, Majid tidak sadarkan diri dan ternyata dia memiliki penyakit stroke. Emad pun meminta keluarganya termasuk Majid untuk menjemput pria tua tersebut, namun dia meminta pria tua tersebut untuk mengakui perbuatannya dihadapan keluarganya sendiri. Namun bagaimanapun, pria tua tersebut tidak mengakuinya sampai dia akhirnya meninggal ketika sedang dibawa keluarganya pulang. 

Secara garis besar, cerita ini sebenarnya hanyalah penggalan kisah tragis suatu keluarga kecil, namun yang membuat film ini berkualitas adalah bagaimana mereka mampu mengemas cerita ini dengan menarik, dan juga membuat penonton penasaran, selain itu juga kekuatan akting para pemainnya sangat bagus dimana aktingya itu bukan sekedar akting abal-abal, tapi memang aktingnya itu menggambarkan suatu kejadian yang seperti mereka itu ada didunia yang nyata. Pemainnya sendiri adalah Shahab Hosseini sebagai Emad dan Taraneh Alidoosti sebagai Rana dan beberapa pemain lainnya. Sutradara film tersebut adalah Asghar Farhadi. Ini adalah film kedua Iran yang berhasil memenangkan Oscar atau Academy Award, dimana film Iran pertama yang memenangkan Oscar adalah A Separation yang juga disutradarai oleh Asghar Farhadi.  


Sabtu, 23 Februari 2019

Belanda

Untuk postingan ini, gua akan menjelaskan gimana Belanda overall secara penilaian mata gua dan juga pengalaman yang gua petik dari sana. Belanda itu adalah negara kecil, tapi cukup padat, oiya, kepadatan suatu negara itu gak dihitung oleh populasi ya, tapi dari densitas negara tersebut (jumlah orang per kilometer persegi). Jadi dengan luas wilayah 41000 km persegi, itu populasi Belanda adalah 17 juta orang, berarti densitas Belanda kira-kira 416 orang perkilometer persegi. Jika dibandingkan dengan suatu provinsi di Indonesia, yang luasnya gak beda jauh dengan Belanda adalah Sumatra Barat dengan luas 42000 km persegi, dan populasi Sumbar adalah 5 juta. Gua sendiri sebenarnya belom pernah ke Padang atau Bukittinggi di Sumbar karena memang gua gak punya keluarga disana, tapi gua mengatakan ini based dari observasi gua terhadap kota Padang via google earth. Jujur, dengan melihat ini secara matematika, sebenarnya banyak kota di Indonesia termasuk Padang, Bali, dan banyak kota lainnya di Indonesia yang sebenarnya punya potensi untuk bisa lebih bagus dari Eropa, ya gua pake contoh Padang ini, karena Sumbar dan Belanda dengan luas area yang hampir sama tapi populasi Belanda itu sampe lebih dari 3 kali Sumbar, itu menunjukkan bahwa Sumbar ini bisa berpotensi untuk dibangun sebagus atau bahkan lebih bagus daripada Belanda. Disini gua gak mengatakan bahwa misalnya Padang harus dibikin sepersis atau semirip mungkin dengan Belanda, tapi gua mengatakan bahwa dengan ciri khas kita sendiri, kita bisa membangun lebih dari Belanda gitu. 

Oke, ini topiknya Belanda ya, bukan Padang, tadi cuma perbandingan. Ibukota Belanda sendiri seperti yang udah pernah dikasih tau dari SD sampe SMA dan secara dulu kita dijajah mereka, Ibukota Belanda adalah Amsterdam, populasinya lebih kurang itu 800 sampai 900 ribu orang, dan ini adalah kota terbesar di Belanda, untuk regensinya sendiri (semacam wilayah kayak jabodetabeknya Belanda gitu) atau Raanstad namanya itu populasinya 8 juta orang. Amsterdam juga merupakan kota terbesar di Belanda. Pas gua nyampe di Amsterdam Schipol Airport, itu suhunya saat itu adalah 8 derajat celsius, dan waktu itu gua sama Kakak gua dijemput sama sepupu gua disana. Awalnya gua kira keluarga gua yang disana tuh tinggal di Amsterdam, ternyata mereka tinggal di kota kecil namanya Moordrecht dan itu lebih deket ke Rotterdam daripada Amsterdam. First impression pas gua nyampe tuh, itu bener-bener mereka lalu lintasnya rapih banget, sebelum masuk ke mobil, sepupu gua itu bayar parkir dulu pake kartu debit atau kredit gua juga kurang tau dan itu ya dibayarnya di mesin bayar parkir gitu, keren banget sih semuanya sudah tersistematik dengan mesin. Untuk tol, disana tol itu nggak ada gerbang tol, karena bayar tol itu udah masuk ke pajak mobil, makanya gak ada gerbang tol. Seperti mainstreamnya negara eropa, posisi setir itu disebelah kiri, otomatis jalan disebelah kanan, dan gua gak tau negara eropa lain yang posisi setir itu dikanan selain Inggris, gua gak tau lagi apa. Terus gua juga ngeh kalo disana itu pas lagi lampu merah, itu misalnya dijalan ini ada 4 jalur, makan tiap jalur itu atasnya akan ada lampunya, jadi anggap lampu jalur 1 jadi hijau, maka cuma mobil dijalur 1 doang yang jalan, selama lampu dijalur 2,3 dan 4 masih merah, yaaa mereka gak akan jalan. Intinya disini tuh semua sudah masuk kedalam sistem. 

Nyampe disana, gua tinggal di rumah Buyut gua, Usianya udah 93 tahun, tapi Alhamdulillah masih sehat. Pas gua dateng, seluruh keluarga disana pada nyambut gitu. Gua seneng di Belanda orang pada bisa Bahasa Inggris, karena secara gua gak bisa Bahasa Belanda. Untuk sepupu gua, mereka adalah generasi termuda orang Indonesia yang lahir dan berwarga di Belanda, dan untuk generasi sepupu gua, kebanyakan pada gak bisa Bahasa Indonesia, tapi untuk Om, Tante, mereka masih bisa Bahasa Indonesia. 


Selama di Belanda, gua pergi ke kota-kota besarnya seperti Leiden, Utrecht, Rotterdam, The Hague dll. Untuk kota Moordrecht sendiri lokasinya deket sama Gouda, dan memang untuk kemana-mana naik kereta, itu lebih mudah lewat Gouda, karena memang disitulah stasiun terdekat. Btw, Gouda itu terkenal didunia sebagai pusatnya keju, dan memang keju terbaik itu dari sana. Kota paling favorit di Belanda, untuk gua adalah Utrecht, entah gimana, ini adalah tipikal Dutch city yang paling suitable gitu buat gua, karena memang kalo di Amsterdam, itu kotanya juga gak jauh beda dari Utrecht tapi gua kurang nyaman disana karena ganja dimana-mana. Untuk Rotterdam, gua ngerasa ini kota yang paling hilang karakter Dutch-nya, karena memang kotanya terlalu modern dan mereka gak seperti tipikal kota klasik Dutch gitu, sama juga dengan The Hague. Tapi untuk Utrecht, ini baru favorit banget sih, bener-bener keciri klasik Dutch, tapi juga lebih nyaman, dan gua ngerasa di Utrecht orangnya lebih beradab daripada tempat lainnya di Belanda. 








Jumat, 22 Februari 2019

Pengalaman Pertama naik Garuda Indonesia

Oke, masih di perjalanan gua ke Eropa kemaren, jadi udah tau ya kalo gua kemaren naik maskapai Garuda Indonesia. Ini adalah kali pertama gua naik maskapai Garuda, yang reputasinya udah gak perlu dipertanyakan lagi di Indonesia maupun diluar negeri. Selain Garuda, maskapai internasional yang pernah gua naikin adalah Airasia X, Jetstar dan Turkish Airline. Turkish Airline adalah maskapai internasional pertama yang pernah gua naikin dan itu tahun 2013, gak usah ditanyalah kemana gua pergi dengan maskapai ini. Terus untuk maskapai Airasia X dan Jetstar adalah maskapai yang gua pakai ketika pergi ke Australia pada tahun 2015. 

Sedikit informasi, rute Garuda di Eropa itu hanya ada Amsterdam dan London doang, karena kemaren gua ke Amsterdam, gua kurang tau gimana penumpang yang ke London, tapi untuk Amsterdam, harus gua akui kalo penerbangan ini pas gua kesana dan balik lagi itu selalu penuh, yaaa gak penuh 100%, mungkin ada nyampe 90% lah, tapi segitu aja sih udah menguntungkan. Untuk penerbangan dengan Garuda ini, gua akui pelayanannya, service-nya itu excelent, gak bohong lah kalo mereka dapet rating bintang lima. Tapi overall, penerbangan kemaren tuh sejujurnya ya gua gak enjoy 100%, karena memang durasi penerbangannya tuh 14 jam, dan itu kalo dikelas ekonomi tuh cukup melelahkan. Kalo gua liat gimana kelas bisnisnya ya, untuk 14 jam mah pasti enjoy aja, tapi untuk ekonomi, gua sih kayaknya gak mau lagi. Gua seperti manusia pada umumnya, gua tuh tidur dalam sehari maksimal 8 jam, dan kemaren pas gua dipesawat, tidur, yaaa kan nggak mungkin ya selama penerbangan itu full tidur aja, kan ada waktu makan, apalagi makanan disajikan 3 kali, setelah take off, mid flight meal dan sebelum landing, dan yaaa kalo dari pengalaman gua kemaren, itu gua tidur tuh yaaa kira-kira 6 jam, dan tidur selama 6 jam, gua masih ada sisa 8 jam gak bisa tidur, pas gua tidur aja, itu gua inget banget pas bangunnya tuh kaki gua pegel, punggung gua tegang, tangan gua tegang, leher gua juga gak rilex, yaaa gitulah nasib orang kelas ekonomi, kalo kata bokap gua sih itu karena gua belom terbiasa, tapi kalo pas gua nanya ke nyokap gua (kemaren gua cuma bareng kakak gua, bokap nyokap gua udah di Jerman duluan), katanya nyokap gua sendiri juga nggak kuat kalo terbang selama itu, makanya kemaren pas nyokap bokap gua ke Jerman, mereka naik Emirates dan ya taulah, transit dulu di Dubai. In the end, itu semua tergantung orang masing-masing sih, kalo bokap gua tipe yang suka direct flight, mau selama apapun, pokoknya bokap gua cuss langsung kesana, kakak gua sih kayaknya sama ama bokap, tapi kalo gua sih lebih kayak nyokap, mending transit dulu, karena lumayan lah, transit, turun dari pesawat, regangin otot dulu, rilex, lurusin kaki, buang air besar dll. Kalo gua naik business class, yaaa gua sih belom pernah ya, tapi kalo ngeliat seat business class, yaa gua mungkin bisa enjoy penerbangan yang lama, tapi yaaa tetep lah dimana-mana, pengen nyaman kudu ada $$$ lebih. 

Tapi untuk pelayanan Garudanya sendiri udah enak sih, udah sesuai dengan ekspektasi, dan udah sesuai dengan kriteria bintang 5. Ini adalah hidangan yang diberikan oleh Garuda selama perjalanan gua balik dari Amsterdam ke Jakarta.